Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Memaknai Misa (Masihkah?)

Saya baru pulang misa. Sendirian. Soalnya teman saya yang ngajakin saya misa mendadak membatalkan janji karena mau ketemu teman yang akhirnya dia gak jadi bertemu temannya itu. Bingung? Ya pokoknya itu lah. Karena duit mulai kudu dihemat, maka jalan terbaik untuk bisa menuju gereja adalah dengan merampok sepeda motor yang menganggur. Syukurlah, ada. Intinya, saya sampai di gereja, Gereja Maria Bunda Karmel. Misa sore ini boleh dibilang sepi. Mungkin karena seharian tadi hujan, sehingga banyak yang memilih untuk bergelung dalam selimut hangat, atau karena sudah misa pagi harinya, atau karena beraragam alasan yang disahkan untuk bisa mangkir dari misa yang hari ini adalah minggu advent ke-4 *bentar lagi Natal cuiiiii... Bukan sepinya yang mau saya bahas, tetapi bagaimana kita selalu lupa kalau kita sudah selayaknya memberikan sedikit waktu kita untuk Tuhan. Ini hari Minggu, harinya Tuhan, ke gereja untuk misa paling 1,5 jam doang, dan kok ya masih tidak fokus menghadap Tuhan? Guru aga

OMK (Orang Muda Katolik) Gathering

Minggu, 24 November 2013 Kemarin saya dan teman-teman kantor pergi ke Gandaria City, sebuah mall di daerah Jakarta Selatan (bener kan?) untuk mengikuti misa. Acara ini bakal rame karena dihadiri Kardinal dari Vatikan dan diikuti oleh Orang Muda Katolik dari 3 kota, Bandung, Bogor, dan tentu saja, Jakarta. Bayangan saya, jam 11 yang tertera di tiket adalah jam mulai misa. Sampai pas berangkat itu pada telat dan semua pasang muka cemas. Cemas gak dibolehin masuk karena sudah terlambat. Jam setengah 12, kami baru sampai di Gancit dan ternyata, baru mulai registrasi ulang (bagi makanan). Acara tidak dimulai dengan misa karena Kardinal sang pemimpin misa masih dalam perjalanan. Entahlah, dari Vatikan langsung mungkin. Pas saya dan rombongan duduk, kami disuguhi marching band dari Santa Ursula (Rok kotak-kotaknya kok mirip banget sama STAMA punya), lanjut akustikan keroncong dari SMA Pangudi Luhur, lanjut entahlah dari mana lagi. Di acara ini juga, saya lihat teman saya yang pernah ikut

Demi Bapak...

Gambar
Tanpa bermaksud sentimentil melankolis, tapi, hari ini saya dan abang saya melakukan perjalanan suci luhur mulia dari kediaman masing-masing (baca: kos), menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, untuk bertemu dengan Bapak kami... Kamis, 14 November 2013, abang saya yang ada di Cikarang mengabarkan kalau Bapak yang sedang touring calon pensiunan, akan naik pesawat dari Jakarta, bukan dari Bandung. Nah, kesempatan nih, mumpung saya di Jakarta juga, bisa dong ketemu bapak saya barang 5-10 menit? Nah, hasil pembicaraan putus-nyambung dengan abang saya itu berakhir dengan kesepakatan bahwa kami akan ke bandara, apapun yang terjadi! Yap! Hari ini, kami memulai perjalanan dari tempat masing-masing. Sempat janjian dengan abang saya untuk ketemuan di Blok M, akhirnya abang saya memutuskan untuk langsung ke bandara dari Cikarang dengan menumpak bendi, eh... DAMRI. Nah, saya? Teteuuup.. Mengandalkan metro mini andalan, metro mini nomor 70 yang akhirnyaaaaaaa....masuk terminal Blok M! Dar

Oohh.. Ini Loh Yang Namanya Kota Toea

Gambar
Berawal dari batre hape yang dibeli teman saya ke pacar saya dan berhubung saya yang mau ke ibukota, maka saya yang diberi mandat untuk menjadi semacam penyalur si batre. Nah, berkat batre itu juga, dua gadis galau perantau yang sama-sama gak tau arah ini, janjian buat ketemu. Saya ngomongnya ketemu di ITC (Permata Hijau), temen saya nyambungnya ITC (Mangga Dua). Untung aja belom keburu jalan. Hahahaha... Setelah sempat kepikiran untuk ketemuan di Plaza Semanggi, akhirnya dengan berat hati, kami ketemuan di tempat yang semua orang Jakarta pasti tahu, Blok M. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 5 kemarin, pas tanggal merah di mana semua pabrik kuali pasti berhenti beroperasi sejenak. Misi dijalankan. Dari kos, saya berangkat pukul 10.30. Jalan kaki sebentar sampai perempatan, trus lanjut naik metro mini nomor 70 tujuan Blok M. Baru aja nyampe perempatan, persis metro mini nomor 70 datang. Sedikit mengawe, itu metro mini berhenti dan saya naik ke metro mini itu, mencari tempat duduk ter

Hai Jekardah...

Kamis, 31 Oktober 2013... Ini adalah hari di mana para karyawan di tempat saya bekerja sedang sorak saorai bergembira dan buru-buru mengecek rekening, soalnya gajian. Saya? Masih gigit jari dulu, kan belum ada seminggu saya kerja, yaaa...masih anak bawang. Kerjaan belum pasti, pulang masih duluan, datang juga duluan, ketahuan banget belum ada kerjaan. Saya memilih mengadu nasib ke ibukota dengan alasan klise, di Jakarta banyak duit. Hahaha... Enggak ding, mungkin itu memang salah satunya, tapi bukan yang utama. Yang utama sih karena saya ingin merasakan kerja di Jakarta itu kayak apa, ya? Sampe-sampe banyak banget yang Hijrah ke Jakarta... Jadi, ini hari ke sekian saya kerja. Menurut saya, suasana kantor dan pekerjaan, sejauh ini menyenangkan, teman-temannya baik, makan siangnya lumayan (penting itu...), pekerjaannya (masih) seru; saya kira registrasi ya uda, susun dokumen aja gitu, ternyata berasa belajar Farmasetika Dasar, plus Farmakologi, plus CPOB! Yang mau saya jadikan bahan

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya

Gambar
Sudah beberapa minggu berlalu sejak saya menuntaskan buku yang berjudul "Oom Alfa; Si Odong-odong Merah", tapi baru-baru ini saya tertarik untuk me-review buku ini (setengah terpaksa sih... =p). Dari judulnya saja, ketahuan banget kalau si penulis buku ini rada 'sinting'! Ya iyalah, manusia macam apa yang justru ngobrol sama seonggok besi tua yang kebetulan berwujud sepeda motor? Paling ya jenis manusia jomblo dan desperado kan? Tapi ya, saya juga pernah ngajak ngobrol sepeda motor yang sudah menemani saya selama 4 tahun terakhir bernama Bang Revo (Aaaaahhhh... ketahuan deh saya sama sintingnya sama penulis ini). Oke, fokus! Buku ini dibuka dengan salah satu episode dari kartun favorit saya seumur hidup "Spongebob Squarepants" yang bejudul 'Bubble Buddy' . Ceritanya, si Spongebob ini ingin merayakan Leif Erikson Day bersama Patrick, lantaran si Patrick ini pergi, dia pun mencari orang lain yang bisa diajaknya bermain, tapi pada akhirnya

Tongkol part 3

Gambar
Senin, 16 September 2013, jam 10.30 pagi. Saya menulis bagian ini di tengah kegalauan karena belum mendapat panggilan kerja. Sehingga, daripada semakin galau dan bermuram durja, ada baiknya kalau saya melanjutkan cerita saya. Nah, ni part ini, saya mau meralat, kalau Tongkol itu ada 14 orang (saya malah lupa menghitung diri saya sendiri). Hahahahaha… Berarti masih ada 6 orang yang belum dibicarakan. Penasaran…? Penasaran…? Penonton di rumah pensaran..??? Cekidot… 9. Bennydiktus (a.k.a Aben, Ber Ben, Brader Palsu) Berkat polling SMS yang pernah iseng-iseng saya adakan saya menyatakan bahwa… (drum roll pleaseee…) Aben, alias Bennydiktus, S. Farm., Apt., menjadi pemenang di 3 kategori sekaligus, yaitu: -Tongkol Paling NISTA; - Tongkol Paling JAYUS; dan - Tongkol yang Paling SUKA CARI ALASAN! Congrats Ben… Saya sudah berusaha cari wajah tampan Aben, tapi apa daya... Ya gimana enggak nista? Misal ya… misal, contoh aja. Kami akan mengadakan kerja kelompok berjamaah ni. Sudah

Tongkol part 2

Gambar
Kamis, 12 September 2013, jam 10.20 malam. Aaah… Ide segar mendadak muncul di kepala setelah melibas seporsi se’i dan lanjut menenggak segelas coklat dingin dengan topping whip cream plus choco chips. Sllluuurrrpppssss… Enggak juga sih, idenya sebenarnya muncul tadi, pas ikutan rekrut Dexa di kampus. Berkat bertemu Tongkol yang tersisa, memori (atau lebih tepatnya aib) berhasil ditarik keluar dari persembunyiaannya. Ini kelanjutan Tongkol part 1 ya? Iiiiyeeeesssss!!!!! Kemarin baru 5 orang kan ya, nah… saya akan lanjutkan beberapa manusia super ajaib lagi aaaahhhh… Semoga lucu ya owooooh... 6. Wenny Daniaty (a.k.a Wenny, Cece, Cik Wen, Kakak Ipar) Sama kayak Fatrisia Vivi, kota kelahiran wanita ini adalah misteri. Krui. Misterius banget kan? Ada yang pernah dengar? Coba kita cek di peta buta. Eh, salah… Peta yang gak buta aja. Katanya, katanya loh ya… Krui itu ada di Lampung. Tapi kok saya curiga, Krui itu sebenarnya sebelahan sama Nanga Pinoh. Saya sendiri, kalau enggak pas u

Tongkol part 1

Gambar
Selasa, 10 September 2013,  01.00 pagi. Sial! Uda jam segini, saya masih gak bisa merem, yang ada malah beser, pipis-pipis melulu. Lapar juga, tapi gak punya stok makanan berat. Makanan berat yang saya maksud adalah, nasi ayam goreng plecing kangkung, atau nasi telor orak-arik dengan kuah sarden bikinan Aa burjo seberang kos. Bisa aja sih, keluar dari kos, ngacir sebentar ke burjo, makan, balik lagi, trus lanjut tidur. Tapi, hedeh, malas (baca: takut). Apa jadinya kalau seorang cewek cantik, yaitu saya, jalan sendirian di tengah malam? Ha! Yang ada mereka juga ngeri. Ngapain ini embak malam-malam kelayapan??? Sendirian pula! So, daripada makin ngaco, saya mau nulis cerita aja. Saya masih berhutang sama teman-teman seperTONGKOLan saya. Hah? Tongkol? Apaan tuh? Ikan? Iya, ikan. Tapi nama ikan itulah yang menjadi semacam ID, identitas, buat saya dan 12 orang lainnya selama kami gentayangan ni Fakultas Farmasi ini, dari tahun 2008 sampai 2013, mmmmm, kecuali satu orang yang berkhian

Let's Go!! Face the World!!!

Gambar
Baru beberapa hari berlalu sejak saya dan teman-teman, ber-116 dilantik menjadi Apoteker baru. Antara percaya enggak percaya, biasa aja, sama sebel... Loh kok? Iya, soalnya gak percaya aja, tahu-tahu sudah 5 tahun kami menjalani kehidupan di Paingan ini. Dari zaman Tweete masih berjaya, sampai sekarang paha sudah berterbaran di seantero Paingan. Biasa aja, soalnya ya eventnya sudah berlalu. Tapi, saya pribadi jelas bangga, dan entah mengapa, saat saya mengucapkan janji Apoteker, saya merasa sedikit tercekik dan agaknya terharu, hampir menangis. Maklum, sentimentil dot kom. Sebel, karena buat yang cewek sudah ada kesepakatan pakai sepatu hitam TERTUTUP dengan tinggi hak MINIMAL 5 CM! Tapi kok ya, adaaaaa aja yang bandel dan tidak seragam. Kan jadi tidak fair. Kasihan teman-teman yang sudah berusaha dong. Capek juga kan semua capek. Tahu gitu saya juga gak usah beli sepatu baru. Huuuuuu... Sabar, Ci... Sabar... Sempat takut juga. Takut, tidak bisa mengamalkan janji itu, padahal sa

Alasan Saya Tidak Suka Nonton (Bukan) Empat Mata

Gambar
Sebelum meneruskan ke bawah dan membaca tulisan saya, saya tekankan:INI MENURUT SUDUT PANDANG SAYA (trauma dicari-cari orang lagi gara-gara blog). Oke, pertama-tama saya mau bilang salut, karena dari sekian banyak acara yang datang dan pergi, (Bukan) empat Mata bisa bertahan sampai lebih dari 8 tahun (kalau gak salah). Salut berikutnya adalah untuk sang pembawa acara, Oom Tukul Arwana dengan Jargonnya, "kembali ke laptop," berhasil mengubah hidup pria desa menjadi seseorang. From Zero to Hero, Nothing jadi Something! Kisah hidupnya bahkan sudah dibukukan, ya... saya belom pernah baca sih, tapi saya salut sama kerja kerasnya. Saya juga setuju dengan salah satu statement Oom Tukul yang bilang," Kalau mau sukses itu, harus kerja keras dan disiplin." Acara jam 7, datang jam 6.30. Saya setuju, dengan prinsip ON TIME, mengingat betapa sedikitnya manusia yang mampu dan mau menghargai waktu. Lalu, apa alasan saya sampai tidak menyukai acara talk show ini? 1.