Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya



Sudah beberapa minggu berlalu sejak saya menuntaskan buku yang berjudul "Oom Alfa; Si Odong-odong Merah", tapi baru-baru ini saya tertarik untuk me-review buku ini (setengah terpaksa sih... =p). Dari judulnya saja, ketahuan banget kalau si penulis buku ini rada 'sinting'! Ya iyalah, manusia macam apa yang justru ngobrol sama seonggok besi tua yang kebetulan berwujud sepeda motor? Paling ya jenis manusia jomblo dan desperado kan? Tapi ya, saya juga pernah ngajak ngobrol sepeda motor yang sudah menemani saya selama 4 tahun terakhir bernama Bang Revo (Aaaaahhhh... ketahuan deh saya sama sintingnya sama penulis ini).
Oke, fokus! Buku ini dibuka dengan salah satu episode dari kartun favorit saya seumur hidup "Spongebob Squarepants" yang bejudul 'Bubble Buddy'.

Ceritanya, si Spongebob ini ingin merayakan Leif Erikson Day bersama Patrick, lantaran si Patrick ini pergi, dia pun mencari orang lain yang bisa diajaknya bermain, tapi pada akhirnya, gak ada seorang pun yang mau dan bisa diajak bermain. Desperado, Spongebob akhirnya 'membuat' teman bermain dari gelembung sabun. Naif banget ya...
Persahabatnnya dengan gelembung bukan tanpa halangan (koyo Siti Nurbaya ae). Yang jelas, kurang afdol kalau si Spongebob enggak bikin keributan, pun ketika ia bersama si gelembung ini.
Spongebob bersahabat dengan benda mati. Just like what this author did. Si Bang Ariesdhar ini juga bersahabat dengan benda mati. Sahabat dekat, konco kenthel kalau bahasa Perancisnya, tapi, berbeda dengan Spongebob, dia bersahabat dengan sepeda motor tua nan butut bernama Alfa.
Kalau dari ceritanya, persahabatn ini terjalin karena ada persaan butuh: Si Abang butuh kendaraan, si motor butuh bensin campur, service berulang kali, serep busi yang banyak, dan oli sebulan sekali. *Ooooo sooo sweet.... Masalah dimulai saat di empunya Alfa menyadari bahwa tidak hanya kantong yang menipis, tapi juga emosi yang terkuras sampai hampir kering. Soalnya si Alfa ini hobi banget ngadat dengan tak tahu diri. Tak kenal waktu. Tak kenal tempat. Tak kenal ampun. 
Sesusah-susahnya menerima, toh Bang Ariesadhar berusaha berdamai  dengan keadaan. Budget minim-dapat motor reot-hobi ngadat pula-padahal mobilitas tinggi-akhirnya tewas di tempat. Memang sih, si Oom Alfa ini gak selalu ngadat. Ada kalanya dia menjalankan tugas dan amanah selayaknya motor sehat dengan teramat baik, mengantar si pengendara sampai di tujuan, tanpa ngadat, tanpa macet, dan yang terpenting, tepat waktu.
Dari keseluruhan cerita yang ada di buku ini, ada 2 yang jadi favorit saya. Pertama, cerita di mana si penulis dan motornya melakukan perjalanan jauh ke Selatan demi melakukan wawancara keuangan terkait adiknya yang diterima di SMA swasta khusus wanita. Saya kenal banget cerita bahkan adegan itu. Semacam deja vu buat saya. Hehehehee...
Lalu, kedua, adalah cerita mengharukan saat Mbah Kakung meninggal. Saya jadi ingat ketika Mbah Putri meninggal, saya belum disumpah, bahkan di-kompre saja pun belum. Intinya, saya belum bisa bikin Mbah saya bangga. Mbah belum lihat saya berhasil, tapi keburu menghadap Sang Khalik. Tapi, I will! Ya kan??
Seluruh cerita dalam buku ini koplak cenderung PEKOK! Mungkin terkesan imajiner, di luar akal sehat. Apalagi, ada tokoh-tokoh macam Anaco, si televisi Zombie yang hidup segan mati tak mau. Dibilang nyala enggak, dibilang idup ya menggeh-menggeh. Atau si Semen, yang kadang secara ajaib berpindah tempat padahal jelas-jelas si Semen ini gak punya kaki! Mereka, tanpa kita sadari ikut menyemarakkan dan mnghidupkan kisah-kisah dari buku ini. Bahasa yang sehari-hari banget bikin kita ikut di dalamnya. Plus cerita yang mengalir bikin kita ikut kesel sama si Alfa, gondok sama si Anaco, dan heran waktu Semen hilang.
Oom Alfa nyelempit di Gramedia Malioboro

Membaca buku ini bisa banget membuat kita berandai-andai; andai segala perkakas yang kita gunakan bisa jadi sahabat dengan kesetiaan yang melebihi dari makhluk hidup, bisa dicurhatin, bisa CURHAT, bisa ngeluh, bisa dimaki-maki, enggak nusuk dari belakang (kayak yang biasa dilakukan mereka yang ngakunya 'teman'). Seru kali ya. Ya.. selama itu perkakas gak idup beneran dan balik nabok kita kayak kalau kita gebuk kasur.
Buku ini real, karena memang ditulis berdasarkan kisah nyata si penulis. Nah, pesan moral buku ini tersirat banget. Secara gak langsung, buku ini mengajarkan kita untuk selalu dan tetap bersyukur dengan apapun, saya tekankan, APAPUN yang sudah kita miliki, sekalipun itu motor tua butut yang hobinya ngadat dan ngabisin duit macam Alfa ini. Mengeluh gak akan bikin keadaan berubah menjadi lebih baik to? Mengeluh dan mengumpat hanya buang waktu dan tenaga karena kalau saatnya tepat, pasti kita akan mendapatkan gantinya, bahkan yan jauh lebih baik. Demikian juga dengan pasangan hidup....*Eeeee ciyeeeeee*
Intinya, gak masalah kalau sekarang hidup kita tu kayaknya susah, terseok, bawaannya cuma mengumpat, misuh, miskin saat ini. Kelak akan ada hari di mana kita bisa duduk, minum kopi yang nikmat sambil mengenang masa-masa sulit ini, bahkan kita kelak akan menertawakannya, just like what this author do right now!
Buat Bang Ariesadhar, Good Job!!! Ditunggu buku lain, ning ojo galau-galau... Hahaha...
*nulis buku juga aaahhh...
Eh, ada si oom di Kebon Jeruk
Oom Alfa Stuck di Kupang

_cicilia_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Wednesday: A Child That Full of Woe