Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Pemalak 'Santun'

Jakarta, 26 April 2015 Oke, sebelumnya, saya mau bilang kalau ini adalah pengalaman pertama saya melihat si Pemalak 'Santun' ini. Gak tahu sih ya, kalau teman-teman yang lain sudah jauh lebih dulu atau lebih sering merasakan pengalaman seperti yang saya alami hari ini. Hari ini saya melakukan perjalanan ke Rawamangun, ada latihan koor di sana. Saya berangkat pagi, sekitar jam 09.30. Dari kos saya naik metro mini 70 sampai Blok M, lalu nyambung Mayasari R 057 jurusan Blok M - Pulogadung. Keberangkatan saya ini agak bejo gimanaaaa gitu, soalnya pas menjejakkan kaki turun dari metro mini, pas pula, Mayasari R 057 di depan mata, siap berangkat.  Latihan berjalan lancar, pukul 16.00 saya dan 2 orang teman mohon pamit terlebih dahulu, mengingat Mayasari nomor ini macam badak bercula 1, LANGKA! Lewatnya 1 jam sekali (itu juga kalau lewat). Hari ini kami agak beruntung. Kami hanya menunggu selama 30 menit. Lumayan... Nah, naiklah kami ke bus ini. Di belakang pak sopir, ber

Surat Untuk Tuhan Yesus

Gambar
Jakarta, 5 April 2015 Dear Yesus, Apa kabar? Luka-lukanya sudah sembuh, Bang Je? Pasti sembuhnya lama, la wong ampe bolong begitu... Tapi kayaknya udah sembuh ya, Bang? Apa masih suka ngilu-ngilu gitu? Sakit ya Bang, disalib untuk kami, manusia yang masih suka lupa diri ini, yang habis ngaku dosa udah bikin dosa lagi, yang saling hina dengan mengatasnamakan namaMu? Sakit ya Bang, ditinggalkan anak-anakMu dengan beragam alasan, membenarkan segala tindakan, padahal mungkin itu membuatMu menangis? Yesus, aku mau bikin pengakuan. Jangan ketawa ya, tapi.. jangan marah juga... Aku mau minta maaf... Bang, aku mau minta maaf. Maaf ya, Bang, setiap kali aku ke rumah Bapa, aku gak pernah 100% memberikan hati dan perhatianku kepadaNya. Aku minta maaf, kalau beberapa kali, aku bukannya menyimak khotbah Romo, tapi malah ngobrol sama teman, bukan ngobrol lagi, nggosip malah. Aku minta maaf, kadang, walaupun aku sudah memberi hormat ke Tabernakel, sudah berdoa