Jakarta, 5 April 2015
Dear Yesus,
Apa kabar?
Luka-lukanya sudah sembuh, Bang Je? Pasti sembuhnya lama, la wong ampe bolong begitu... Tapi kayaknya udah sembuh ya, Bang? Apa masih suka ngilu-ngilu gitu?
Sakit ya Bang, disalib untuk kami, manusia yang masih suka lupa diri ini, yang habis ngaku dosa udah bikin dosa lagi, yang saling hina dengan mengatasnamakan namaMu?
Sakit ya Bang, ditinggalkan anak-anakMu dengan beragam alasan, membenarkan segala tindakan, padahal mungkin itu membuatMu menangis?
Yesus, aku mau bikin pengakuan.
Jangan ketawa ya, tapi.. jangan marah juga...
Aku mau minta maaf...
Bang, aku mau minta maaf.
Maaf ya, Bang, setiap kali aku ke rumah Bapa, aku gak pernah 100% memberikan hati dan perhatianku kepadaNya.
Aku minta maaf, kalau beberapa kali, aku bukannya menyimak khotbah Romo, tapi malah ngobrol sama teman, bukan ngobrol lagi, nggosip malah.
Aku minta maaf, kadang, walaupun aku sudah memberi hormat ke Tabernakel, sudah berdoa, aku bukannya langsung mempersiapkan hati, eh.. aku malah main gadget. Kadang-kadang nge-game, candy crush, dulu sempet main hayday, kalo enggak ya sekedar ngecek-ngecek Path, Instagram, FB, Twitter, WA, BBM, padahal ya sebenarnya enggak ada apa-apa yang penting sih. Paling cuma si A upload foto jalan-jalannya ke luar negeri, atau status si B yang galaunya minta ampun karena habis diselingkuhin pacarnya (padahal baru pacar lo, Bang.. Hedeh..).
Terakhir ke gereja, aku malah nungguin misa mulai sambil baca komik online, terus nimbrung nonton Running Man. Iya Bang, aku nonton Running Man di gereja. Soalnya, anak di depanku bawa nampan supernya itu, terus dia nyetel Running Man. Maaf ya, Bang, jadi ikutan nonton.
Aku juga minta maaf, kalau di tengah bacaan atau homili, aku malah jatuh tertidur. Alesan basi, misa terlalu pagi, capek kerja, kurang tidur. Itu cuma alasanku aja Bang, padahal seharusnya aku memberikan waktuku untukMu, bukannya mencuri-curi waktu untuk datang ke rumah Bapa.
Aku minta maaf lagi, kalau pakaianku tidak pantas untuk masuk dan ikut serta dalam perjamuanMu.
Kadang aku cuma pake atasan kaus oblong yang mereknya terkenal itu, "D*mn I love Indonesia". Mahal sih Bang, tapi ya aku tahu kok, itu baju main, bukan baju ibadah. Pernah aku ke gereja bercelana pendek. Selutut. Atau pakai rok mini. Atau pakai dress, tapi lengannya gak ada, bahannya nerawang, mini pula. Aku bukannya lupa kalau aku mau ke gereja, bukannya fashion show. Tapi aku memang tampaknya tidak mempersiapkan diri untuk bertemu denganMu. Padahal kalau aku mau kerja, aku pilih pakaian yang oke dan kece badai, kalau aku mau ke ulang tahun teman, aku bahkan bisa mempersiapkan pakaiannku seminggu sebelumnya. Sementara ke rumahMu, tak kusiapkan pakaian yang layak.
Aku minta maaf kalau aku terlambat datang. Pernah aku datang saat sudah bacaan Injil, dan dengan santainya aku ikut menyambut tubuhMu. Aku tidak tahu lagi di mana kesadaranku. Aku tahu, seharusnya aku tidak pantas maju dan menerima komuni saat itu. Tapi aku berpikir, "Halah, gak ada yang tahu ini aku datang pas Bacaan Injil!"
Aku minta maaf kalau saat Romo sedang memberikan katekese, cuma 2 menit, tapi aku tidak mendengarkan, aku malah asyik membahas mau makan apa, makan di mana, habis misa mau ngapain, wejangan Romo seolah-olah berlalu begitu saja.
Terakhir, aku minta maaf, kalau aku suka seenaknya berlalu dari rumah Bapa bahkan saat Romo belum selesai memberi berkat, saat Romo bahkan belum turun dari altar, tapi aku sudah mendaraskan doa penutup. Alasan basi lagi, biar sepi, alasan lebih kurang ajar lagi, biar gak kehabisan jajanan yang udah nangkring di luar gereja. Aku tidak bisa menunggu, setidaknya sampai Romo benar-benar masuk ke sakristi. Aku terlalu 'bahagia' karena misa sudah kelar.
Cuma 1 jam lebih sedikit, paling lama 2 jam, dan aku tidak bisa meluangkan sepenuhnya waktuku untukMu.
Dan, aku sungguh minta maaf karena saat aku menyaksikan semua itu, saat aku tahu mungkin itu melukai hatiMu, aku tak berbuat apa-apa, hanya mengumpat dalam hati. Aku merasa bukan siapa-siapa yang berhak melarang mereka bertindak.
Aku minta maaf Tuhan..
Di hari kebangkitanMu ini, aku, anakMu, memohon ampun atas segala kekuranganku selama ini.
Aku minta maaf, Yesus...
AnakMu,
Cicilia
Komentar
Posting Komentar