Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Kali Ini, Sebuah Puisi Untukmu...

Jakarta, 5 November 2014 Sejenak aku mengenang hari itu... 5 Oktober 2008 Di tengah deru angin dan hiruk pikuk jalanan Jogja, kamu ulangi lagi pertanyaan yang sama, yang sudah kamu tanyakan selama 2 minggu belakangan, "Kamu mau jadi separuh hatiku?" Sungguh, jujur saja, aku sangat berharap kamu melontarkan pertanyaan itu, berulang-ulang. Dan tiap kali kamu mengatakannya, rasanya jantungku siap melompat kapan saja. Lantas dengan wajah malu di balik punggungmu, dengan tanganku dalam genggamanmu kujawab, "Aku mau...". Kemudian? Selesai? Itu saja? Aku sungguh tak menyangka akan ada banyak kejutan yang terjadi setelah pertanyaan semi romantis darimu malam itu. Menjalin cinta denganmu bukanlah perkara gampang. Aku sempat gelisah, karena saat itu aku diminta untuk memilih... terus denganmu, ...atau... tak lagi punya ibu... Ini bukan roman picisan atau salah satu cuplikan opera sabun. Ini nyata terjadi, Saiank. Kamu tahu itu. Hubungan seorang ib

Suratku...

Gambar
Jakarta, 1 November 2014 Hai yang di sana... Selamat siang... Merindukan aku gak? Aku tahu, kamu sudah menunggu-nunggu tulisanku ini kan... Hihihihihi.. Maaf lama, ya... Aku mau mengucapkan sekali lagi, selamat hari jadi ya Saiank, yang ke 6. Sudah lewat banget sih.. Tapi aku mau mengucapkan secara optimal. Kalau kata Abang, kita ini pacaran atau sekolah SD sih kok sampai 6 tahun. Biarin aja, Saiank. Dia mah iri, karena LDRnya lebih jauh daripada kita.  Gak terasa ya, uda setahun kita pacaran jarak jauh begini (ah, boong, terasa banget kali...). Kamu tahu lah bagaimana keadaanku awal-awal jauh dari kamu, hobi nelpon terus nangis. Aku kaget, soalnya selama 5 tahun terakhir kamu selalu jadi pelarianku. Jarak kita dekat. Sekarang, walaupun masih satu pulau, rasanya kok jauh sekali dan tidak semudah dulu lagi kalau ingin ketemu. Aku mau lari ke mana? Kamu di mana? Kalau kata Raisa, "Seandainya, jarak tiada berarti, akan kuarungi ruang dan waktu dalam sekej