Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Namanya Galau

Zaman sudah berubah. Ditandai dengan kemajuan teknologi. Sekarang semua barang bisa touch screen. Hampir semuanya. Bahkan ada tipi yang bisa dikendalikan hanya dengan sensor pergerakan tangan. Bikin orang tambah malas aja. Selain itu sekrang apa-apa serba cepat, ringkas, tepat, dan orang-orang terkena sindrom yang umum, BB-ers, Behel-ers, Android-ers, DSLR-ers, tablet-ers, dan GALAU-ers. Apa yang menarik ya...? Ada lo. Lihat, zaman sekarang seluruh dunia gampang banget jadi galau. Kalo karena ga punya pacar, ga punya kerjaan, gak punya gebetan, terus galau, kayaknya masih wajar. Nah, sekarang apa-apa bisa mancing galau tuh. Ujan deresan dikit, galau. SMS gak dibalas pacar, galau. Gak punya duit buat beli makan, galau. Tugasnya banyak, galau. Iya kan? Ngaku deh. Kalo saya sadar betul, saya sudah kena sindrom ini sejak kata galau kembali mendunia. Menurut kamus bahasa Indonesia online, galau adalah pikiran yang kacau tidak karuan. Nah, kalo setiap saat orang update status galau, berart

Belajar Menerima

Tadi pagi saya kuliah, ada presentasi. Bohong kalau saya bilang saya menyimak, karena buktinya saya malah menghabiskan waktu dengan baca komik. Tapi pas masuk sesi tanya jawab, saya menghentikan sejenak baca komik saya. Ada hal yang menarik, suasana yang memanas seperti biasa. Hahahaha... Beberapa mahasiswa sedang asyik membahas klausul penting dalam perundang-undangan. Namanya juga manusia, tulisan bisa sedikit salah paham, salah cara nangkep, mungkin bukan salah ya, agak beda cara penangkapan, sehingga satu klausul itu diulang-ulang, diputar-putar, bolak-balik, karena pemahaman yang berbeda. Semua saling menyerukan pendapat, menganggap pendapatnya paling benar, wajar lah, ego manusia. Siapa yang mau disalah-salahin, hayo... Pelajaran yang saya dapat adalah, betapa sulit manusia untuk menerima kesalahannya, kekalahannya, dan kekurangannya. Betapa sulit manusia mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain. Sebenarnya kalau pendapat orang lain itu diresapi dulu, ditelaah, dianalisis,

Soal Cinta #2; Are you friend or foe...?

Suatu hari, sepulang kuliah, saya menemukan seorang kakak angkatan di kos keluar dari kamarnya dengan mata sembab mampus. Matanya juga merah dan sesekali dia sesunggukan tertahan. Lantas saya tanya, mengapa si kakak itu menangis, dia bilang, dia baru aja kehilangan. Waduh, saya pikir semacam kabar dukacita. Tapi kok di kos gak heboh gitu? Tapi, setelah saya tanya, memang gak berlebihan kalau dia sedang berdukacita, selain karena sohibnya di kos memilik balik dan bekerja di kampung halaman setelah merampungkan studi, ia juga kehilangan 1 hal, kepercayaan terhadap orang-orang yang selama ini ia anggap sebagai SAHABAT. Ini salah satu hal menarik yang saya temukan selama kehidupan per-mahasiswaan saya. Topik tentang sahabat memang selalu sentimentil, menohok, dan yang pasti menarik untuk dibahas. Usut punya usut, si kakak –sebut saja dia Mawar- ini dulu punya “sahabat”, cewek (misalnya Ria) dan cowok (misalnya Bikram). Ke mana-mana mereka selalu bertiga. Kayak Trio Kwek-Kwek. Kalo si R

10 Pesan Umum Orang Tua

1. Jangan boros... 2. Ramah sama orang lain... 3. Jangan gampang percaya sama orang yang baru dikenal 4. Gak isah belagak 5. Belajar yang rajin... 6. Sering-sering kasih kabar ke orang rumah 7. Kalau pacaran awas "SERGAP!!!" 8. Jangan pulang terlalu malam 9. Jangan lupa makan.. 10.. Ingat, berdoa, jangan lupa ke gereja.... Ada yang mo nambah?

Soal Cinta (#1)

Gambar
Saya sudah pacaran 4 tahun sama pacar saya yang sekarang, iya, pak guru tampan itu. Saya sayang? Ya iya dong. Cinta? Jelas, sebuah hubungan tanpa cinta, entah orangtua dengan anak, laki-laki dengan perempuan, sahabat, kalau tidak ada yang namanya cinta dan sayang, it’s nothing. Tidak bakalan awet. Sekedar cerita, saya sudah bilang kan kalau saya sayang sama pacar saya. Saya mau serius sama pacar saya, itu pasti, karena menurut saya, di umur saya sekarang, pacaran itu buat diseriusin, bukan buat main-main lagi yang putus-nyambung, kecuali, memang tidak cocok, daripada dipaksakan, ya mending bubar. Setelah mengenal pacar saya selama 4 tahun lebih, saya masih berusaha untuk menerima pacar saya apa adanya. Pasti. Pasti ada bagian dari diri dia yang saya kurang suka, begitupun sebaliknya, tapi selama ini, kami masih saling mengkomunikasikan, jadi, kalaupun berantem, gak di-ekspos ke media lah, malu. Tapi kalau ditanya, apakah saya terobsesi sama pacar saya? Hmmmmm… Kayaknya kok en

Dan Kuliah Kosong (lagi)

Gambar
Yogyakarta, 13 November 2012 Saya lagi asik utak-atik tugas psikologi kesehatan di depan lepi. Lampu kamar sengaja saya matikan, tapi tv menyala, salah satu bentuk pemborosan, mengingat kabel lepi saya menancap dengan sempurna, tanpa batre. Kamar saya mendadak sendu, soalnya selain gelap di dalam, mendung juga menggantung indah kayak hiasan Natal (dan guess what...??? Saya gak pulang kampung! hahahahaha... *pedih). Terus... tepat jam 2 siang, hujan pun turun. Rimantis mampus! Mendadak ngantuk, dan saya memilih mematikan lepi dan lanjut tidur sebentar. Tapi.... demi menjaga agar boboknya gak kebablasan, saya menyetel alarm di telepon seluler, dan tv tetap saya nyalakan dengan volume gila-gilaan (ya iyalah, balapan sama suara hujan. Ada niatan untuk bolos, dengan alasan, "Hujan deres, Bu...." tapi saya lawan kata hati saya... Jangan, Cici, bayar kuliah sudah mahal, masak mau bolos? Ya... ya... ya... singkat cerita, saya pun bangkit dari kasur, mematikan alarm yang sudah nyanyi