Suatu hari, sepulang kuliah, saya menemukan seorang kakak
angkatan di kos keluar dari kamarnya dengan mata sembab mampus. Matanya juga
merah dan sesekali dia sesunggukan tertahan. Lantas saya tanya, mengapa si
kakak itu menangis, dia bilang, dia baru aja kehilangan. Waduh, saya pikir
semacam kabar dukacita. Tapi kok di kos gak heboh gitu? Tapi, setelah saya
tanya, memang gak berlebihan kalau dia sedang berdukacita, selain karena
sohibnya di kos memilik balik dan bekerja di kampung halaman setelah
merampungkan studi, ia juga kehilangan 1 hal, kepercayaan terhadap orang-orang
yang selama ini ia anggap sebagai SAHABAT. Ini salah satu hal menarik yang saya
temukan selama kehidupan per-mahasiswaan saya. Topik tentang sahabat memang
selalu sentimentil, menohok, dan yang pasti menarik untuk dibahas.
Usut punya usut, si kakak –sebut saja dia Mawar- ini dulu
punya “sahabat”, cewek (misalnya Ria) dan cowok (misalnya Bikram). Ke mana-mana
mereka selalu bertiga. Kayak Trio Kwek-Kwek. Kalo si Ria ulang tahun, maka yang
repot adalah Mawar dan Bikram, begitupun sebaliknya. Pokoknya mereka deket
banget, bahkan cenderung ‘agak’ eksklusif.
Pernah, suatu siang si Ria ini iseng-iseng ngomong sama
Mawar, “Bikram perhatian banget sama elo? Kerasa gak sih…?” Mawar yang ngerasa
perlakuan Bikram sama aja kayak temen-temennya yang lain, membantah. “Masak
sih? Biasa aja kok.” Namun, pembicaraan sederhana itu membuat Mawar
mengingat-ingat, kejadian apa saja yang pernah melibatkan dia da Bikram, berdua
saja. Mawar baru ngeh, si Bikram memang sedikit lebih memperhatikan dia. Lantas
Mawar kayak bertanya gitu, “Masak iya?”
Mawar sih asik-asik aja, tapi masalahnya, sejak Ria
menanyakan hal itu padanya, Bikram justru menjauhi Mawar. Mawar yang merasa gak
salah bingung dong, ada apa..? Intinya Mawar dijutekin abis-abisan sama Bikram.
Jawaban Bikram selalu ketus. Kalau terpaksa ada di satu kondisi yang sama
dengan Mawar, Bikram pasti memilih diam, gak ngajak ngobrol kayak biasanya.
Sedih? Ya iyalah, tambah lagi, Ria seolah-olah gak ada usaha untuk
mengembalikan suasana persahabatan mereka kayak dulu. Mawar pun memilih pergi
dari mereka dan berteman dengan orang-orang yang selama ini hanya menjadi
‘angin lalu’ buat Mawar. Mawar sadar, justru orang-orang inilah yang memberi
perhatian luar biasa, tidak meninggalkan, tidak munafik, dan jujur.
Selang beberapa lama, sepulang kuliah juga, Mawar bertemu
dengan Ria. Ria bilang kalau dia sudah punya pacar. Mawar sebenarnya sudah
menduga, siapa pacar Ria, tapi dia menunggu Ria untuk menjawab sendiri. Dan
benar… Saat Mawar memancing Ria, dengan sangat santai dan bahagia, Ria
menjawab, “Bikraaaam… hari ini 2 bulan kami jadian loh….”. Mawar sadar 1 hal, 2
bulan ia mundur dari kehidupan Ria dan Bikram, ia sudah ketinggalan banyak hal.
Sekalipun ia tak ‘membuntuti’ kehidupan Ria dan Bikram, toh teman-teman lain
melapor pada Mawar sambil mempertanyakan jauhnya mereka. Mengapa? Mengapa kalau dulu kamu menyadarkan jika Bikram benar
memperhatikan aku? Jika benar menurutmu Bikram menyukaiku, mengapa… sekarang
kalian yang menjadi sepasang kekasih, dan bisa-bisanya kalian yang pernah
mengaku sahabat tak memberitahu aku?
Yaaaah… Mawar sadar, kalau ia tak punya hak dan mereka tak
harus melaporkan apa yang mereka alami kepada Mawar. Tapi coba deh, kalau
kalian di posisi Mawar, mungkin kalian bertanya, “Kamu mengaku sahabatku, dan
menyembunyikan hal itu selama 2 bulan dariku?” iya gak? Kalau saya sih iya, dan
saya mempertanyakan, ke mana pengakuan sahabat yang dulu sempat kita ucapkan…? Marah,
pasti. Saya merasa gak dianggap dong kalau begitu. Bukan sahabat kalau kayak
gitu kejadiannya, itu temen-makan-temen namanya.
Jadi, apa pelajaran penting dari cerita ini…?
1.
Sesakit apapun itu, jujur di awal
jauuuuuuuuuuuuuhhhhhhh lebih baik, daripada ketahuan belakangan, dan menyakiti
pihak tertentu…
2.
Bersaing secara sehat itu penting! Daripada
munafik; membuat orang gak bisa percaya lagi.
3.
Memang benar musuh dan teman itu beda: Kalau
musuh akan terang-terangan MENUSUK DARI DEPAN, maka teman akan diam-diam
MENUSUK DARI BELAKANG.
_cici_
Komentar
Posting Komentar