Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Soal Cinta #2; Are you friend or foe...?


Suatu hari, sepulang kuliah, saya menemukan seorang kakak angkatan di kos keluar dari kamarnya dengan mata sembab mampus. Matanya juga merah dan sesekali dia sesunggukan tertahan. Lantas saya tanya, mengapa si kakak itu menangis, dia bilang, dia baru aja kehilangan. Waduh, saya pikir semacam kabar dukacita. Tapi kok di kos gak heboh gitu? Tapi, setelah saya tanya, memang gak berlebihan kalau dia sedang berdukacita, selain karena sohibnya di kos memilik balik dan bekerja di kampung halaman setelah merampungkan studi, ia juga kehilangan 1 hal, kepercayaan terhadap orang-orang yang selama ini ia anggap sebagai SAHABAT. Ini salah satu hal menarik yang saya temukan selama kehidupan per-mahasiswaan saya. Topik tentang sahabat memang selalu sentimentil, menohok, dan yang pasti menarik untuk dibahas.
Usut punya usut, si kakak –sebut saja dia Mawar- ini dulu punya “sahabat”, cewek (misalnya Ria) dan cowok (misalnya Bikram). Ke mana-mana mereka selalu bertiga. Kayak Trio Kwek-Kwek. Kalo si Ria ulang tahun, maka yang repot adalah Mawar dan Bikram, begitupun sebaliknya. Pokoknya mereka deket banget, bahkan cenderung ‘agak’ eksklusif.
Pernah, suatu siang si Ria ini iseng-iseng ngomong sama Mawar, “Bikram perhatian banget sama elo? Kerasa gak sih…?” Mawar yang ngerasa perlakuan Bikram sama aja kayak temen-temennya yang lain, membantah. “Masak sih? Biasa aja kok.” Namun, pembicaraan sederhana itu membuat Mawar mengingat-ingat, kejadian apa saja yang pernah melibatkan dia da Bikram, berdua saja. Mawar baru ngeh, si Bikram memang sedikit lebih memperhatikan dia. Lantas Mawar kayak bertanya gitu, “Masak iya?”
Mawar sih asik-asik aja, tapi masalahnya, sejak Ria menanyakan hal itu padanya, Bikram justru menjauhi Mawar. Mawar yang merasa gak salah bingung dong, ada apa..? Intinya Mawar dijutekin abis-abisan sama Bikram. Jawaban Bikram selalu ketus. Kalau terpaksa ada di satu kondisi yang sama dengan Mawar, Bikram pasti memilih diam, gak ngajak ngobrol kayak biasanya. Sedih? Ya iyalah, tambah lagi, Ria seolah-olah gak ada usaha untuk mengembalikan suasana persahabatan mereka kayak dulu. Mawar pun memilih pergi dari mereka dan berteman dengan orang-orang yang selama ini hanya menjadi ‘angin lalu’ buat Mawar. Mawar sadar, justru orang-orang inilah yang memberi perhatian luar biasa, tidak meninggalkan, tidak munafik, dan jujur.
Selang beberapa lama, sepulang kuliah juga, Mawar bertemu dengan Ria. Ria bilang kalau dia sudah punya pacar. Mawar sebenarnya sudah menduga, siapa pacar Ria, tapi dia menunggu Ria untuk menjawab sendiri. Dan benar… Saat Mawar memancing Ria, dengan sangat santai dan bahagia, Ria menjawab, “Bikraaaam… hari ini 2 bulan kami jadian loh….”. Mawar sadar 1 hal, 2 bulan ia mundur dari kehidupan Ria dan Bikram, ia sudah ketinggalan banyak hal. Sekalipun ia tak ‘membuntuti’ kehidupan Ria dan Bikram, toh teman-teman lain melapor pada Mawar sambil mempertanyakan jauhnya mereka. Mengapa? Mengapa kalau dulu kamu menyadarkan jika Bikram benar memperhatikan aku? Jika benar menurutmu Bikram menyukaiku, mengapa… sekarang kalian yang menjadi sepasang kekasih, dan bisa-bisanya kalian yang pernah mengaku sahabat tak memberitahu aku?
Yaaaah… Mawar sadar, kalau ia tak punya hak dan mereka tak harus melaporkan apa yang mereka alami kepada Mawar. Tapi coba deh, kalau kalian di posisi Mawar, mungkin kalian bertanya, “Kamu mengaku sahabatku, dan menyembunyikan hal itu selama 2 bulan dariku?” iya gak? Kalau saya sih iya, dan saya mempertanyakan, ke mana pengakuan sahabat yang dulu sempat kita ucapkan…? Marah, pasti. Saya merasa gak dianggap dong kalau begitu. Bukan sahabat kalau kayak gitu kejadiannya, itu temen-makan-temen namanya.
Jadi, apa pelajaran penting dari cerita ini…?
1.       Sesakit apapun itu, jujur di awal jauuuuuuuuuuuuuhhhhhhh lebih baik, daripada ketahuan belakangan, dan menyakiti pihak tertentu…
2.       Bersaing secara sehat itu penting! Daripada munafik; membuat orang gak bisa percaya lagi.
3.       Memang benar musuh dan teman itu beda: Kalau musuh akan terang-terangan MENUSUK DARI DEPAN, maka teman akan diam-diam MENUSUK DARI BELAKANG.




_cici_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya