Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Dan Kuliah Kosong (lagi)

Yogyakarta, 13 November 2012
Saya lagi asik utak-atik tugas psikologi kesehatan di depan lepi. Lampu kamar sengaja saya matikan, tapi tv menyala, salah satu bentuk pemborosan, mengingat kabel lepi saya menancap dengan sempurna, tanpa batre. Kamar saya mendadak sendu, soalnya selain gelap di dalam, mendung juga menggantung indah kayak hiasan Natal (dan guess what...??? Saya gak pulang kampung! hahahahaha... *pedih). Terus... tepat jam 2 siang, hujan pun turun. Rimantis mampus! Mendadak ngantuk, dan saya memilih mematikan lepi dan lanjut tidur sebentar. Tapi.... demi menjaga agar boboknya gak kebablasan, saya menyetel alarm di telepon seluler, dan tv tetap saya nyalakan dengan volume gila-gilaan (ya iyalah, balapan sama suara hujan. Ada niatan untuk bolos, dengan alasan, "Hujan deres, Bu...." tapi saya lawan kata hati saya... Jangan, Cici, bayar kuliah sudah mahal, masak mau bolos? Ya... ya... ya... singkat cerita, saya pun bangkit dari kasur, mematikan alarm yang sudah nyanyi-nyayi indah, terus segera siap-siap ke kampus.
Kayak anak SD yang baru masuk sekolah, saya berangkat dengan semangat (jelas dusta), lalu mampir bentar di burjo beli es kopi, biar nggak ngantuk. Saya sengaja datang 30 menit lebih cepat, soalnya, mau bahas tugas psikologi kesehatan tadi sama tim tugas saya.
Sampailah saya di kampus, wuiiiiiiii......... kelas udah rame banget. Selain uda ada teman-teman yang dari pagi memang gak pulang, ada juga teman-teman dari kelas Industri. Terus saya heran, ngapain?
Tebak, beli pop mie! Ini warung kopi apa kelas anak profesi si...? Ada semacam ambiguitas di sini, tapi ya ... namanya lagi cari dana, asal halal mah hayuk lah, hajar!!!!
Singkat cerita lagi, pas lagi pada kacau di kelas, sang ketua kelas mengambil microphone, mengetuk 3 kali, lalu bilang...
"Teman-teman, kuliahnya kosong...:
JGERRRRRRRRRRRR!!!! Itu ya, kalau diibaratkan sinteron-sinetron zaman sekarang, ada bunyi geledek, raut muka yang heran bin gumun dan sedikit tidak terima, tapi ada kepuasan, dan kecewa mampus.
Yang saya ingin sorot adalah, kami, gak mau munafik, kami senang kalau ada kuliah kosong, tapi yo jangan sering-sering juga la ya... semoga penggantinya ga menumpuk di akhir. Huff...

_cici_

Komentar

  1. bukan nya asik ya klo9 kuliah kosong ;-p

    nih ane jual hiasan natal buat tar tanggal 25 :-p

    BalasHapus
  2. Yaaa, tapi jangan sering2 juga kalii kosongnya, percuma dong bayar uang kuliah..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya