Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Namanya Galau

Zaman sudah berubah. Ditandai dengan kemajuan teknologi. Sekarang semua barang bisa touch screen. Hampir semuanya. Bahkan ada tipi yang bisa dikendalikan hanya dengan sensor pergerakan tangan. Bikin orang tambah malas aja. Selain itu sekrang apa-apa serba cepat, ringkas, tepat, dan orang-orang terkena sindrom yang umum, BB-ers, Behel-ers, Android-ers, DSLR-ers, tablet-ers, dan GALAU-ers. Apa yang menarik ya...? Ada lo. Lihat, zaman sekarang seluruh dunia gampang banget jadi galau. Kalo karena ga punya pacar, ga punya kerjaan, gak punya gebetan, terus galau, kayaknya masih wajar. Nah, sekarang apa-apa bisa mancing galau tuh. Ujan deresan dikit, galau. SMS gak dibalas pacar, galau. Gak punya duit buat beli makan, galau. Tugasnya banyak, galau. Iya kan? Ngaku deh. Kalo saya sadar betul, saya sudah kena sindrom ini sejak kata galau kembali mendunia. Menurut kamus bahasa Indonesia online, galau adalah pikiran yang kacau tidak karuan. Nah, kalo setiap saat orang update status galau, berart

Belajar Menerima

Tadi pagi saya kuliah, ada presentasi. Bohong kalau saya bilang saya menyimak, karena buktinya saya malah menghabiskan waktu dengan baca komik. Tapi pas masuk sesi tanya jawab, saya menghentikan sejenak baca komik saya. Ada hal yang menarik, suasana yang memanas seperti biasa. Hahahaha... Beberapa mahasiswa sedang asyik membahas klausul penting dalam perundang-undangan. Namanya juga manusia, tulisan bisa sedikit salah paham, salah cara nangkep, mungkin bukan salah ya, agak beda cara penangkapan, sehingga satu klausul itu diulang-ulang, diputar-putar, bolak-balik, karena pemahaman yang berbeda. Semua saling menyerukan pendapat, menganggap pendapatnya paling benar, wajar lah, ego manusia. Siapa yang mau disalah-salahin, hayo... Pelajaran yang saya dapat adalah, betapa sulit manusia untuk menerima kesalahannya, kekalahannya, dan kekurangannya. Betapa sulit manusia mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain. Sebenarnya kalau pendapat orang lain itu diresapi dulu, ditelaah, dianalisis,

Soal Cinta #2; Are you friend or foe...?

Suatu hari, sepulang kuliah, saya menemukan seorang kakak angkatan di kos keluar dari kamarnya dengan mata sembab mampus. Matanya juga merah dan sesekali dia sesunggukan tertahan. Lantas saya tanya, mengapa si kakak itu menangis, dia bilang, dia baru aja kehilangan. Waduh, saya pikir semacam kabar dukacita. Tapi kok di kos gak heboh gitu? Tapi, setelah saya tanya, memang gak berlebihan kalau dia sedang berdukacita, selain karena sohibnya di kos memilik balik dan bekerja di kampung halaman setelah merampungkan studi, ia juga kehilangan 1 hal, kepercayaan terhadap orang-orang yang selama ini ia anggap sebagai SAHABAT. Ini salah satu hal menarik yang saya temukan selama kehidupan per-mahasiswaan saya. Topik tentang sahabat memang selalu sentimentil, menohok, dan yang pasti menarik untuk dibahas. Usut punya usut, si kakak –sebut saja dia Mawar- ini dulu punya “sahabat”, cewek (misalnya Ria) dan cowok (misalnya Bikram). Ke mana-mana mereka selalu bertiga. Kayak Trio Kwek-Kwek. Kalo si R

10 Pesan Umum Orang Tua

1. Jangan boros... 2. Ramah sama orang lain... 3. Jangan gampang percaya sama orang yang baru dikenal 4. Gak isah belagak 5. Belajar yang rajin... 6. Sering-sering kasih kabar ke orang rumah 7. Kalau pacaran awas "SERGAP!!!" 8. Jangan pulang terlalu malam 9. Jangan lupa makan.. 10.. Ingat, berdoa, jangan lupa ke gereja.... Ada yang mo nambah?

Soal Cinta (#1)

Gambar
Saya sudah pacaran 4 tahun sama pacar saya yang sekarang, iya, pak guru tampan itu. Saya sayang? Ya iya dong. Cinta? Jelas, sebuah hubungan tanpa cinta, entah orangtua dengan anak, laki-laki dengan perempuan, sahabat, kalau tidak ada yang namanya cinta dan sayang, it’s nothing. Tidak bakalan awet. Sekedar cerita, saya sudah bilang kan kalau saya sayang sama pacar saya. Saya mau serius sama pacar saya, itu pasti, karena menurut saya, di umur saya sekarang, pacaran itu buat diseriusin, bukan buat main-main lagi yang putus-nyambung, kecuali, memang tidak cocok, daripada dipaksakan, ya mending bubar. Setelah mengenal pacar saya selama 4 tahun lebih, saya masih berusaha untuk menerima pacar saya apa adanya. Pasti. Pasti ada bagian dari diri dia yang saya kurang suka, begitupun sebaliknya, tapi selama ini, kami masih saling mengkomunikasikan, jadi, kalaupun berantem, gak di-ekspos ke media lah, malu. Tapi kalau ditanya, apakah saya terobsesi sama pacar saya? Hmmmmm… Kayaknya kok en

Dan Kuliah Kosong (lagi)

Gambar
Yogyakarta, 13 November 2012 Saya lagi asik utak-atik tugas psikologi kesehatan di depan lepi. Lampu kamar sengaja saya matikan, tapi tv menyala, salah satu bentuk pemborosan, mengingat kabel lepi saya menancap dengan sempurna, tanpa batre. Kamar saya mendadak sendu, soalnya selain gelap di dalam, mendung juga menggantung indah kayak hiasan Natal (dan guess what...??? Saya gak pulang kampung! hahahahaha... *pedih). Terus... tepat jam 2 siang, hujan pun turun. Rimantis mampus! Mendadak ngantuk, dan saya memilih mematikan lepi dan lanjut tidur sebentar. Tapi.... demi menjaga agar boboknya gak kebablasan, saya menyetel alarm di telepon seluler, dan tv tetap saya nyalakan dengan volume gila-gilaan (ya iyalah, balapan sama suara hujan. Ada niatan untuk bolos, dengan alasan, "Hujan deres, Bu...." tapi saya lawan kata hati saya... Jangan, Cici, bayar kuliah sudah mahal, masak mau bolos? Ya... ya... ya... singkat cerita, saya pun bangkit dari kasur, mematikan alarm yang sudah nyanyi

Umur, Rencana, dan Cucu

Ini cerita sudah lama, tapi kok setiap saya ceritakan ulang tetap saja lucu dan membuat teman-teman yang saya ceritakan jadi ketawa.... Suatu sore, Mamak menelepon saya. Biasalah, inspeksi. Ada 3 alasan Mamak menelepon saya; kalo nggak curhat, ya kesepian, kalau bukan dua-duanya juga, ya benar-benar sedang kangen berarti. Jadi sore itu Mamak menelepon karena mau cerita tentang temu alumni SMP saya yang memang diadakan secara besar-besaran. Alumni yang sudah tuwir pun hadir. Judul acaranya saja "Alek Gadang; Taragak Basuo" dalam Bahasa Indonesia "Pesta Besar: Ingin Berjumpa". Yahud kan ya, dari segi judul. Yang datang tu yang sudah "JADI", sudah sukses lah bisa dikatakan begitu. Mamak (M): Halo, Inang. Saya (S): Halo, Mak. M: Sehat? S: Sehat... M: Mamak tadi malam ikut reuni Xaverius. Wiiih... rame kali lah, Inang. Semua datang. Penuhlah ruangan itu semalam (Logat Batak Mamak saya belim hilang, catat!). S: Wah, pasti asik... M: Iya, makanya datang a

Belajar Jadi Ibu

Gambar
Mungkin kalau membaca judulnya ini agak berlebihan; Belajar Menjadi Ibu. Jangan mikir negative dulu, ya. Menjadi ibu di sini, bukan dalam arti pake hamil dulu, karena saya maunya disahkan dulu di depan Tuhan, orang tua, dan Negara baru tancap gas! *Plok plok plok plok…. Menjadi ibu di sini adalah menjadi wali buat adek saya, si bungsu dalam keluarga yang ‘terpaksa’ pindah sekolah. Kondisi ini menuntut adanya seorang wali, ya iya lah, Mak sama Bapak kami ada di Sumatera sono, sementara kami mengeram di Jogja. Jadilah, saya ditunjuk menjadi wali. Nggak main-main, disahkan secara hukum oleh seorang notaris, yang kalau diturut berdasarkan marga atau apapun adalah Paktuo saya. Selama mengurus kepindahan adik saya yang sungguh menguras emosi, bensin, tenaga, duit (jelassss…), fokus, dan konsentrasi, saya pun berjanji: kalau besok saya punya anak, saya akan berusaha supaya dia nggak pake acara pindah sekolah, unless… TERPAKSA pindah sekolah (dengan alasan baik-baik). Yang bikin agak b

Pendadaran Lagi

Fakultas saya memang terkenal paling yahud se-universitas. Pertama, paling mahal, SKS dan UKTnya mahal  biangeeeettttt. Kedua, paling sibuk se-universitas, mengingat selain kuliah berpuluh-puluh SKS, ada lagi praktikum yang SKSnya paling sedikit, tapinya lamanya gak kira-kira, belum lagi kalau pakai acara molor segala, pluuusssss... Masih ada laporan praktikumnya.Asik banget. Ketiga, ajaib, karena pendadarannya 2 kali, terbuka dan tertutup. Keempat, paling grasa-grusu (itu menurut teman-teman saya dari PRODI lain). Soalnya, semacam ada KEHARUSAN untuk lulus secepat mungkin, 3,5 tahun. Saya juga kurang mengerti, tapi saya merasa 'tertampar' ketiga mertua kakak sepupu saya berkata seperti ini, "3,5 tahun dapat apa di Farmasi?" Ya, mungkin itu tetap kembali ke setiap pribadi, tapi tetap ada benarnya juga sih, 3,5 tahun kuliah farmasi, maaf kata, sering banget dicap lulusan karbitan (sori buat teman-teman yang lulus 3,5 tahun). Nah, sisi positifnya adalah, setiap mahasisw

Suatu Sore Bersamamu

Gambar
Aku sendirian lagi sore ini, menunggumu, masih di tempat yang sama. Sudut kafe yang temaram, yang selalu menjadi pelabuhan penatku untuk beberapa saat. Aku masih menunggumu, sampai hari ini. Setidaknya aku tak benar-benar sendiri. Secangkir kopi hitam nikmat yang masih mengepulkan asapnya dengan bahagia menemaniku saat ini. Kau belum juga datang. Aku merindukan kecupan kilatmu di puncak kepalaku saat kau datang dengan terburu-buru karena merasa berhutang waktu. Aku merindukan buku baru yang selalu ingin kau pamerkan padaku. Aku merindukan tawa renyahmu di sela-sela cerita dan kisahmu hari itu. Aku merindukan tatapan hangatmu yang selalu bisa membuatku ingin beranjak dan menghambur memelukmu. Aku ingat saat sebulan yang lalu… “Lili sayang, kamu mau bunga apa untuk pernikahan kita nanti?” tanyamu sambil menatap daftar bunga-bunga yang disediakan di florist itu. Hari itu, kita sedang mencari keperluan untuk pernikahan kita yang tinggal menghitung minggu. “Aku mau tulip, Sayang.

Finally part II

Ah... saya sudah lega duluan. Alasan saya? Karena saya sudah mendapatkan jadwal pasti untuk ujian tertutup. Thank's God biangeeeeeeeetttttttttttttt... Ternyata, mencari dosen untuk mencocokan jadwal ujian tertutup itu tidak sesulit mencari dosen untuk merevisi skripsi. Hahahahahaha... Yup, sekali lagi, ini waktunya saya membantai skripsi saya sendiri, yang sudah saya kerjakan selama berabad-abad. Ini titik terakhir per-S1-an saya. Saya bisa, seperti ketika teman-teman saya juga bisa melakukannya. Kelak, saya akan bisa dengan bangga berkata, WELL DONE!!!! _cici_

Finally

Suatu kebahagiaan tersendiri mendengar ibu dosen pembimbing skripsi mengatakan "Silahkan, kamu sudah boleh daftar ujian." Oke, sebenarnya tidak begitu juga sih yang dikatakan oleh beliau, lebih singkat lagi, karena saya yang tanya, "Sudah boleh daftar ujian, Bu?" dan beliau mengiyakan saya. Tanpa bermaksud hiperbola, tapi sungguh, saya bahagia sekali. Bahkan teman-teman seperjuangan saya, turut 'terharu' saat mendengar saya sudah boleh daftar ujian. Catat, saya baru mendaftar ujian, bahkan ujian tertutup saja belum. Berlebihan? Tidak, jika nasib per-skripsi-an nya seperti saya. Perjuangan merevisi skripsi sampai 14 kali (ini beneran, Believe it or not!), mengejar sang dosen yang rutin ke luar negeri dan suka gak kira-kira lamanya beliau di luar sana, tambah lagi rekan 1 tim saya yang mendadak menghilang. Andai saja dia menyingkirkan kemalasan, kami sudah bisa ujian bersama. Suer, kalau saja malas itu saya turuti, kalau saja saya bosan mengejar ibu dosen, mu

Kata Hati...

Gambar
“Cinta tak harus memiliki.. Cinta adalah melihat orang yang kita cintai berbahagia, meski ia bersama orang lain”. Terlalu sering aku mendengar orang berbicara seperti itu padaku. Aku hanya bertanya, apakah itu benar? Karena kalau itu benar, itu sangat kejam! Untukku, cinta adalah egois. Cinta adalah milikku, jadi, bila cinta tak harus memiliki, aku tak akan mungkin membiarkan diriku jatuh cinta. Terlalu sakit untuk mencintai orang yang bahkan tak menyadari cinta itu sebenarnya untuknya. Tapi, mungkin kadangkala benar bila aku harus membiarkan orang yang kucintai bahagia bersama orang lain. Mungkin akan baik bila aku bernasib seperti si putri duyung yang tak mendapatkan balasan cinta dari orang yang dicintainya, lantas menghilang dalam sekumpulan gelembung. Entah sudah berapa lama aku merenungi nasib, nasibku yang tak kunjungan mendapat balasan untuk bertepuk. Harus berapa kali lagi aku menghela nafas sedih? Harus berapa kali lagi aku memasang wajah gembira di depanmu, sementa

menulis kembali

Sudah lama ini blog gak saya tulisin... bingung juga ya tapi mo nulis apa.. hahahaha

Korban Drama Korea

Gambar
Tidak berlebihan kalau cerita kali ini saya beri judul demikian, karena memang kenyataannya demikian. Oke, mari kita melihat ke belakang, ada berapa banyak drama asia yang pernah lewat di Indonesia. Dulu, ada yang namanya "Siluman Ular Putih" (itu lo... temennya Nyi Pelet dan Wiro Sableng), lantas semua orang berlomba-lomba jadi si ular putih. Terussss terusss ada yang namanya Kera Sakti (ini sebenarnya keranya Si Buta dari Gua Hantu, si Kliwon, cuma dia gak mau kalah, terus ikutan bikin pelem, biar eksis kayak tuannya, hehehehe...), tapi entah mengapa, gak ada yang berlomba-lomba pura-pura jadi kera sakti. Lompat aja deh sebut yang lain, ada Yoko (film jaman Andy Lau masih unyu-unyu dan boyband ME masih berjaya). Terus, gak tau deh ada apa lagi, kaykanya banyak gitu. Nah, masuk SMP, mulai tuh demam Meteor Garden. Ini serial bikin saya empet, soalnya pemeran utamanya gak ganteng-ganteng amat kok (hoohoho, usaha). Tapi serial ini jelas digandrungi kaum hawa sejagad raya (leba