Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Tongkol part 3

Senin, 16 September 2013, jam 10.30 pagi. Saya menulis bagian ini di tengah kegalauan karena belum mendapat panggilan kerja. Sehingga, daripada semakin galau dan bermuram durja, ada baiknya kalau saya melanjutkan cerita saya. Nah, ni part ini, saya mau meralat, kalau Tongkol itu ada 14 orang (saya malah lupa menghitung diri saya sendiri). Hahahahaha… Berarti masih ada 6 orang yang belum dibicarakan. Penasaran…? Penasaran…? Penonton di rumah pensaran..??? Cekidot…

9. Bennydiktus (a.k.a Aben, Ber Ben, Brader Palsu)
Berkat polling SMS yang pernah iseng-iseng saya adakan saya menyatakan bahwa… (drum roll pleaseee…) Aben, alias Bennydiktus, S. Farm., Apt., menjadi pemenang di 3 kategori sekaligus, yaitu:
-Tongkol Paling NISTA; - Tongkol Paling JAYUS; dan - Tongkol yang Paling SUKA CARI ALASAN! Congrats Ben…
Saya sudah berusaha cari wajah tampan Aben, tapi apa daya...

Ya gimana enggak nista? Misal ya… misal, contoh aja. Kami akan mengadakan kerja kelompok berjamaah ni. Sudah janjian jam 10 pagi (sengaja dibikin agak siang mengingat Tongkol tu paling susah bangun pagi), sudah disepakati dengan tetap memberikan toleransi keterlambatan beberapa menit. Mau tahu kelakuaan Aben? Jam 10 itu dia akan dengan sukacita baru melek dan menarik selimut lagi dengan semena-mena. Paling keren, catat, PALING KEREN itu kalo jam 10 pagi dia uda ngulet, ngambil handuk dan laporan sama Ivon kalo dia OTEWE MANDI. Sialan bukan…?
Terus, dia juga Tongkol yang paling jayus. Kadang-kadang kasihan sih kalau menlihat usaha dia untuk melucu yang gagal itu. Tapi mau gimana, memang jayus sih. Pokoknya, tiap kali dia bermaksud baik untuk melucu jadinya adalah garing. Sampai-sampai langsung terdengar koor dari sekumpulan jangkrik setiap kali Aben selesai (berusaha) melawak. Kalau sudah begitu (sudah tau gagal melucu), akan terjadi hal berikut: Alis Shinchan yang mendadak sayu, mata membulat, mulut sedih, perut membuncit, lalu jongkok korek-korek tanah. Dan jangan lupa kalau dia adalah Tongkol yang paling suka cari alasan, terutama pas JaPok ataupun alasan biar gak ikut nongkrong bareng Tongkol lainnya.
Nah, kalau ada kategori TONGKOL YANG PALING SUKA BOONG, mungkin pria ini juga pemenangnya. Tapi, dia hanya mau mendustai satu anak gadis; Carolie Ivoni. Kalau sama Nanda, Ivon suka menciptakan pertengkaran rumah tangga, maka dengan Aben mereka akan bikin kerusuhan masaal. Iyalah, Ivon aja dihitung 2,5 orang, Aben dihitung 3 orang (perut Aben gak kalah songong sama perut Ivon). Walaupun sering boong, Aben selalu berhasil memperdaya Ivon. Suatu hari, pas Praktikum Toksikologi (kalau gak salah ingat) kami diharuskan menggunakan mencit sebagai hewan percobaan. Pada praktikum tersebut dikatakan bahwa untuk membuat si mencit dangak dan mau membuka mulut adalah dengan menjepit kulit tengkuk si mencit menggunakan telunjuk dan IBU JARI. Si Ivon yang saat itu duduk di dekat Aben pun bertanya, “Ben, ibu jari tu apa?” Aben yang lagi bosan dan ngantuk pun menjawab JUJUR, “Jempol, Pon.” Tau sahutan Ivon? Dengan dramatis Ivon bilang, “Bohong!” Aben yang merasa jawabannya benar balas nyolot, “Ibu jari tu jempol, Pon…”. Yaah, hari itu berlanjut dengan peperangan antara Aben dan Ivon. Ivon yang sering banget dikadalin sama Aben gak percaya sama jawaban Aben yang untuk PERTAMA KALINYA JUJUR, tanpa MSG. Saya bisa mengerti perasaan Ivon, dan saya ngerti banget perasaan Aben (secara… saya juga sering ngadalin Ivon, Toss Ben!!!).

10. Johanna Maria Phinansia Waso Rato (a.k.a Nensi, Enos, Nencos)
Namanya memang panjang. Paling panjang se-Tongkol Raya. Apalagi ketambahan gelar dua biji, makin panjanglah namanya itu. Anak ini asli Papua. Asli. Gak pake fotocopy. Dilegalisir pulak. Jagoan tari Yospan. Dan ada dua hal yang bikin saya suka curiga sama anak gadis satu ini. Pertama, saya yakin, kalau dia pake batre energizer tipe A2 sebanyak 8 biji di suatu tempat di badannya. Soalnya tuh, sepenglihatan saya, tenaganya gak pernah habis! Ada aja yang bergerak, entah kakinya, kepalanya, entah jari kakinya, atau bahkan molekul penyusun urat syarafnya. Pokoknya kudu bergerak!
Kedua, saya curiga kalau anak ini hobi nyemilin toa masjid. Karena suaranya bisa terdengar dan terdeteksi sampai jarak 25 km! WOW bukan…? Makanya, kalau mau menemukan posisi di mana anak ini berada, gampang. Caranya… Duduk bersila, tangan diletakkan di atas lutut dengan telapak mengahadap atas, pejamkan mata, rileks, atur pernafasan, pasang telinga baik-baik, dengarkan setiap suara yang ditangkap oleh telinga Anda. Lalu, kalau mulai terdengar suara serak-serak becek yang mencapai ketinggian oktaf tertentu, atau terdengar suara tawa membahana yang tidak lazim, itulah…Tanda kehidupan dari seorang Nensi. Lalu, kuatkan hati, mental, jiwa, dan raga Anda untuk benar-benar menemukan posisi keberadaan Nensi ini.
Badannya kurus. Tapi jangan salah… Tenaganya, tenaga kuda! Hal itu terbukti saat mengangkat barang-barang yang mau dijual pas zaman masih mengumpulkan dana untuk acara sumpahan kami. Nensi mampu mengangkat banyaaaak sekali barang-barang hanya dengan mengedipkan mata! (soalnya yang ngangkut orang lain…).
Dia memang jagoan, tapi dia adalah Tongkol yang paling suka terlambat masuk ke kelas pas kuliah. Biasanya, dia memanfaatkan tolerasni keterlambatan yang diberikan dosen. Misal kelas dimulai jam 7, maka Nensi akan masuk kelas pas jam 7.15! Kondisi saat dia baru datang adalah, buka pintu, cengar-cengir dulu di depan pintu, masuk, lalu duduk di muka (di samping pak kusir yang sedang bekerja… lalalalala….). Karena hukum rimba yang berlaku de kelas saya adalah, “Barangsiapa datang terlambat saat kuliah, maka Andalah empunya bangku pesakitan di posisi paling depan!” Sudah rahasia umum kalau mahasiswa biasanya paling anti duduk di depan. Takut ditanya dosen, takut ketahuan tidur, malas nyatet, takut ketahuan fb-an, dan lain-lain. Maka, kalau Nensi bisa masuk kelas tanpa terlambat, 1 kata: EMEJING!

11. Astaria Sekar Setiarum (a.k.a. Arum, Atun, Rumiyatun, Yum, Partner)
Anak ini punya postur tubuh yang unik cenderung langka. Kepala kecil. Torso kecil. Lengan besar. Paha besar. Betis pemain bola. Jangan dibayangkan, NGERI… Tapiiiiii… begitu-begitu dia adalah penari yang handal loh… Atun sebenarnya sudah dewasa (kalau diukur dari umurnya), tapi, karena kelakuan dan hobinya yang suka seenak betis bikin istilah-istilah aneh bikin dia lebih cocok dimasukin ke keranjang bayi, dipasangin dot, lalu diajak keliling taman bunga.
Dia suka mencipatkan kata-kata ajaib yang mana hanya dia dan Tuhan yang tahu. Seperti, “Uik..”, “Ca…”, dan yang terbaru, “Onyooo…” yang kata Atun artinya adalah Soswit (???). Yasalam, mari kita telaah. Soswit berasal dari So Sweet yang kalau di-Indonesiakan menjadi “Manis banget..” (merujuk ke tindakan). Nah kalo “Onyo”? O=manis, Nyo=banget?? (bunuh guweeeeehhhhh…). Kami menjadi sangat akrab sama bahasa bayi milik Atun karena dia suka banget mengeluarkan bunyi-bunyian itu setiap kali bergerak. Misal, “Tun, geser dikit dong.” Maka dia akan bergerser dan tentu saja sambil berbunyi, “Uik..” Entahlah, apa maksud bahasa nista itu, sekali lagi hanya Atun dan Tuhan yang tahu.
Gadis ini punya pabrik yang sangat produktif. Pabrik Air Mata. Air mata yang suka keluar tak terkendali baik karena alasan logis maupun karena alasan mistis. Dulu, pasa zaman nelangsa skripsi, saya pernah mengirim sebuah pesan singkat, “Tun, aku dapat kabar dari X kalau ibu Y (dosen penguji kami) mau ke luar negeri lagi besok.” Lima menit kemudian, saya menemukan seonggok betis, eh… sesosok gadis, duduk di lantai, diam, menutup mata dengan dua tangan, dan tahu-tahu, sudah banjir air mata (dan ingus tentu saja). Eh..? Saya bingung dong. Saya tanya pacarnya yang saat itu duduk persis di sebelah Atun, dan pria yang punya panggilan Monyu (?) itu Cuma cengengesan. Saya yakin, saat itu, sebenarnya Monyu-lah yang paling terguncang. Lalu ada lagi, pas kami kompre. Pagi naas itu kami sudah berkumpul di depan ruang ujian kami masing-masing. Lalu lewatlah rombongan penguji kompre dan segera masuk ke ruangannya masing-masing. Sejurus kemudian… Tangis Atun membahana. Dia menangis hanya karena melihat penguji! Lalu, setelah dia keluar dari ruang ujian, bisa ditebak? Iya, dia menangis part 2. Yang paling lucu itu pas kompre hari kedua. Hari itu kami menunggui Vivi yang memang kebetulan dapat giliran ujian paling terakhir. Kami sepakat untuk tidak pulang dulu (gak ada kesepakatan sih.. Otomatis aja gitu). Sebagai yang terakhir, Vivi udah tegang dan berimbas ke ekspresi mukanya yang kadang-kadang biasa, kadang-kadang kayak lagi nahan eeg, pokoknya dia stress. Begitu Vivi selesai ujian, Vivi mencari kami yang kebetulan berkumpul di depan ruan ujian C. Nah, pas Atun melihat wajah Vivi yang terpukul setelah dibantai sama penguji kompre, coba tebak? Iyessssss Atun nangis lagi…!!! Padahal sumpah demi apa, Vivi bahkan mengeluarkan sepatah kata pun! Maka langkah paling bijak yang harus dilakukan saat Atun menangis adalah, menjauhi TKP secepat mungkin!

12. Dini Kristanti (a.k.a Dini)
Dialah yang secara nyata-nyata menunjukkan kalau dia Tongkol yang paling kaya. Soalnya dia uda punya rumah sendiri. Tapi ya itu… Jarang ditempatin soalnya atut kalo bobo sendiri. Dini adalah anak yang rajin, pintar, penyayang binatang, penyayang Mas Dion, rajin beribadah, rajin menabung, dan suka membantu nenek-nenek menyeberang jalan.
Dini juga jago sulap loh. Gak percaya? Gak percaya..? Percayalah.. Karena, ”Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya…” Halleluya…
Dini tuh, sulapnya khusus. Khusus laporan dan makalah. Jadi, pada suatu waktu yang syahdu dan sendu, saya sekelompok sama Dini. Ada saya, Dini, dan dua orang teman lagi. Kami janjian pada hari H jam J di tempat T untuk mengerjakan makalah. Kalau tidak salah, waktu itu kami kebagian tema tentang Tiroid, iya…kelenjar tiroid.. Untuk mata kuliah Patologi Klinik (iya kan ya?). Pada waktu yang sudah disepakati bersama itu, Dini sudah mengonfirmasi kalau akan terlambat datang, jadilah, kami bertiga mencurahkan segenap tenaga, daya upaya, keringat, dan darah untuk mengerjakan makalah tersebut (bohooong besaaarrrrr…). Di tangan kami, jadilah makalah ‘kosong’ sebanyak 15 halaman. Lumayanlah… *menghibur diri sendiri.
Kemudian, kami menyerahkan softcopy makalah tersebut ke Dini untuk dicek, ditambah, atau dikurangi. Besoknya, setelah melewati waktu semalaman di tangan Dini, makalah itu beranka pinak dan berkembang biak menjadi 72 halaman!!! Entah dengan cara apa dia menuliskan yang 57 halaman lagi. Bandung Bandawasa aja gagal loh bikin 1000 candi dalam waktu semalam, padahal uda dibantu sama jin se-RT. Dini! Dini loh!!! Berhasil menambahkan 57 lembar ajaib dalam semalam!

Tapi, sekali lagi, kesempurnaan hanya milik Bunda Dorce, di balik ilmu magis yang dimiliki Dini ada 2 problem: Lelet dan Lemot.
Kurang lebih sama kayak Gita, Dini ini leletnya ampun deh (baca Tongkol part 2). Ritual Dini kalau pas makan:
1.       Ambil piring, alat makan, nasi dan lauk pauknya;
2.       Duduk;
3.       Menata makanannya sampai canteeeek;
4.   Ambil dikit, suapkan ke mulut, lalu mulai mengunyah. Makanan akan ditelan setelah melewati proses 64 kali kunyahan.
Ini bikin gemes, soalnya lama banget. Rasanya pengen ngejus makanan Dini, masukkan ke kantung infus, lalu ditransfusikan langsung ke lambung. Kelar!
Lemot. Seisi jagad raya tahu kalau lemotnya Dini bikin pengen bunuh kucing liar yang suka beranak di kos. Tiap kali kami bercerita, uda seru…uda ngakak…udah tabok-tabokan, kami langsung melihat Dini. Dia ikut tertawa. Tapi kalau ditanya, “Ngerti Din?” jawabannya Dini selalu, “Enggak.” Atau, “Oh…ini ngomongin A ya?” padahal ngomongin A-nya uda kelar 5 tahun yang lalu *gigit-gigit sandal…

13. Tri Harjono (a.k.a Engkong, Cute, Tri, Jono)
Nah, ini dia manusia tertua dalam sejarah Tongkol. Konon, manusia yang punya nama alay Trikz_Cutez ini sudah hidup dan berkeliaran di dunia sejak zaman Nabi Udin (siapa, tuh?). Pria punya andil besar dalam kemerdekaan Indonesia. Tahu kan kalau Ibu Fatmawati yang menjahit bendera pusaka yang pertama? Nah, mesin jahitnya itu belinya di toko mesin jahitnya Jono!!! Bayangkan! Bayangkan!! Bayangkan kalau saat itu toko mesin jahitnya Jono tidak ada. Di mana Ibu Fatmawati akan membeli mesin jahit? Ya…mungkin di toko mesin jahit yang lain.

Jono merupakan Tongkol yang paling berprestasi. Tahun 2011 lalu dia berangkat ke Mesir sonooo lo.. Dalam rangka lomba PCE (Patient Counseling Event) di The 58th IPSF World Congress. 
Jono berangkat dengan membawa nama kampus Sanata Dharma tercintah, nama Indonesia, dan tentu saja nama TONGKOL RAYA. Di event tersebut, dia berhadil jualan batik, eh... menyabet juara dua lo... Juara dua dunia... DARI TONGKOL!!!! We proud of you la Cute...
Selain buat lomba dan ngasi makan onta, Jono juga sekalian mengunjungi bekas teman-temannya zaman masih jadi kuli waktu bikin pyramid dan Sphinx. Iya, dia dulu kuli. Enggak heran kan kalau badannya sampai habis begitu, tinggal kerangka.
Pria ini tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Di saat orang-orang berlomba untuk mengecat rambut dengan warna hitam, burgundy, brown mocca, pink, atau blonde, pria ini malah me-highlight rambutnya dengan warna PUTIH! Memang, Jono ini seorang yang anti mainstream. Berani menggebrak dengan tren fashion terbaru. Ada Soundtracknya lo buat Jono ini..."Sampai MEMUTIH rambutkuuuuu...uwoooo...uwoooo..".

Selesai? Loh kok? Katanya Tongkol ada 14... Ini kan baru 13... Yang satu lagi?



Sekarang saya mempersilahkan yang 13 itu menuliskan resume tentang saya. Yang mau balas dendam, monggolah... (kalau bisa, hahahahahaha...).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya