Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Diary Surabaya #2; Training Warna-Warni

5 Februari 2013
Hari Selasa di RS ini berarti ada jadwal senam pagi berjamaah. Aerobik lebih tepatnya. Ada instruktur kheses yang didatangkan untuk memimpin senam.Saya agak teringat suasana kurang lebih 5 tahun yang lalu. Saat saya kelas 3 SMA sekolah saya mencanangkan program senam pagi bersama, tapi tiap hari Senin. Instrukturnya juga dari sanggar aerobik. Jadi ya gerakannya agak-agak gimana gitu... Pergerakan bagian belly yang jujur... Saya agak geli untuk menirukannya. Tapi toh, kami (anak-anak PKL) tetap ikut senam pagi gembira ria bersama para angkatan laut di lapangan Rumah Sakit yang memang sungguh JEMBAAAAAAAAAAAAAAARRRRR...!!!!!
Lalu, kaitannya dengan training warna-warni...? Ini dia...
Sebelum berangkat PKL kami disarankan membawa training karena ada jadwal rutin senam bersama. Sehari sebelum senam, kami tanya tentang atasan untuk dipakai saat senam, kata si ibu, "Bebas, kaos aja". Pas hari H, JENG JENG!!! Pasukan kami datang dengan mengenakan kaos warna-warni dan celana training dengan warna yang bervariasi, yang paling cetar sih warna pink stabilo gitu, HAhahahaha... Jadi, dari jarak 500 meter pun sudah kelihatan itu siapa.
Lantas kami senam dengan gembira.Gerakannya oke-oke, bahkan saya yang muda agak kesulitan mengikuti, soalnya sudah mulai jarang berolahraga, badannya terasa kaku dan agak berat. Di barisan paling depan, persis di depan mbak instruktur, ada sekumpulan ibu-ibu yang kayaknya emang niat senam. Sangat bersemangat! Setiap gerakan diikuti dengan sempurna!
Akhirnya setelah perjuangan karena gerakan mbak instruktur aneh-aneh, jauh pula, jarang olah raga pula, lama pula... (1 jam cyiiiiiiiiiin...), berakhirlah senam gembira berjamaah itu. Uda mau segera pulang ni, karena kami hanya punya waktu 1 jam untuk mandi, bersiap-siap, dan kembali ke rumah sakit untuk melanjutkan PKL. Tapiiiiiiiiiiiiii...pas mau balik, seorang ibu (yang kayaknya salah satu penggede di RS) menahan kami. Terjadi dialog sebaai berikut:
Ibu (I): Darimana, Mbak?
Kami (K): Farmasi, Bu.
I: Ini memang tidak ada seragam ya..?
K: (seragam opo, la wong nang kampus rak tau senam je..). Seragam, Bu? Enggak punya, Bu.
I: La yo... Tapi mbok kalau bisa trainingnya jangan warna-warni begini, ada yang hitam, ada yang pink. Kurang enak dilihat.
Tida-tiba seorang bapak (yang kayaknya penggede juga) datang dan ikutan ngomong.
Bapak (B): Yang mahasiswa, ke sini..sini...
Rombongan berkumpul, membentuk suatu lingkaran kecil, empet-empetan.
B: Kalian mahasiswa kan? Generasi penerus.. Mbok disiplin. Ini kan semua pakai seragam, kok yang mahasiswa malah enggak. Ada yang warna ini, warna ini.. Kan kalian di rumah sakit angkatan laut, harus disiplin. Kalau bisa sewarna. Kausnya ya sebaiknya sewarna, dimasukkan ke trainingnya, kan rapi. Ini yang rapi, ada yang kausnya keluar. Terus itu yang cowok-cowok, mbok jenggotnya dicukur (mendadak teman saya yang memang berjenggot memegang jenggotnya).Biar rapi dan bersih. Kalau di sini ya sebaiknya ada perubahan.

K (eh, saya doang ding): (Asem, gek kesel, ditegur maneh. Mung ngerti dikon gowo training je...)
K: Iya, Pak, terimakasih... (Lah tooo, lagi 'diseneni' malah terimakasih. Dunia ini memang kejam. Darah itu merah, Jenderal!!!!).

Kami pulang, ya saya pribadi sih rada kesal. Kami tidak tahu kalau harus segitunya di sini. Tapi, mengingat tugas negara ini masih lama, kami harus berubah, menemukan titik nyaman, dan mengikuti peraturan. Mengalah untuk menang gak ada salahnya...

Sabaaaaaaarrrrrrrrrrr....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya