Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Tentang Film '?'

Ini tentang sebuah film yang jadi bahan obrolan agaknya, selain fenomena Briptu Norman, bom bunuh diri di Cirebon, dan invasi ulat bulu yang semakin merajalela di Pulau Jawa. Ini tentang sebuah film berjudul '?' (Tanda Tanya). Film ini mengangkat tema pluralitas yang memang (katanya) jadi landasan negara kita ini. Buktinya saja, Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua), Sumpah Pemuda (untuk menyatakan bahwa pemuda Indonesia bersatu menjunjung tinggi segala komponen penyusun bangsa ini), sekolah terutama TK (anak usia TK yang masuk TK manapun kalau ditanya cita-citanya apa, pasti jawabannya sama, kalau nggak dokter ya presiden, yang ini agak memang ngaco).
Setelah saya menonton sendiri film ini, komentar saya cukup satu "FANTASTIS!!!" Ini nggak berlebihan karena akhirnya ada film Indonesia yang buat saya mengacungkan semua jempol yang saya punya. Pake acara nangis segala. Film yang tak bisa lagi saya jabarkan, karena benar-benar bikin saya kehabisan kata-kata. Alasannya sih sederhana saja, film ini sangat nyata. Indonesia banget!!!!! Selain itu, kejadian-kejadian di film ini benar-benar familiar dan terjadi di Indonesia, iya kan guys...??
Respon terhadap film ini memang spektakuler, sampai mau diboikot segala (BUSEEEEETTTTTT.... kagak ada kerjaan apa, boikot-boikot film? Emangnya bikin film gampang???). Tapi, kalau saya boleh berpendapat, film ini adalah film mendidik. Buat apa diharamkan kalau dengan melihat film itu, pikiran kita terhadap keberagaman menjadi terbuka dan jadi jauh lebih moderat? Oh, satu lagi, mending ngurus sesuatu yang lebih mutu aja dah...

_ciki_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya