Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Ayo Jaga Kesehatan Mata: Karena Mata Adalah Jendela Jiwa



"Tatap mata saya..."

Kadang kalau ingat kalimat Ojan di Sketsa ini saya suka ngakak sendiri. Gimana gak ngakak? Ekspresinya, make up ala Deddy Corbuziernya, dan hasil akhirnya selalu berhasil bikin ketawa sakit perut karena gak terduga. On point!!!



Kalau di Sketsa Ojan menggunakan indera penglihatannya untuk sulap kocak, saya menggunakan mata saya ini untuk membaca, nonton, lihat gosip, lihat tumbuh kembang anak saya, dan untuk lihat apakah seseorang sedang ngibul apa jujur. Pernah dengar kan ya the eyes are the window of soul? Bagi saya pribadi, ya saya percaya kalau mata adalah jendela jiwa. Mata adalah kejujuran. Mata adalah gambaran isi hati. Segala emosi bisa terungkapkan lewat mata. Makanya, seseorang bicara jujur atau enggak bisa dideteksi salah satunya dari tatapannya.

 

Ceileh...

 

Sebegitu pentingnya mata kita? Ya. Maka bersyukurlah kita yang diberi mata yang sehat, jernih, masih mampu melihat dengan jelas tanpa alat bantu, gak ada penyakit atau luka serius. Mata adalah salah satu dari panca indera yang kita miliki. Panca indera sendiri meliputi penglihatan, suara, rasa, pendengaran, dan sentuhan. Indera penglihatan, seperti indera lainnya terkait dengan bagian lain dari anatomi manusia. Dalam proses kerjanya, mata terhubung ke otak, dan dibantu oleh otak seseorang dapat menerjemahkan apa yang mereka lihat.

 

Anatomi Mata Kita


Sudah tahu anatomi mata kita, kan? Minimal sudah pernah lihat di pelajaran Biologi waktu SMP atau SMA. Mata normal memiliki anatomi seperti ini;


Anatomi Mata



Gimana? Sudah ingat? Ingat catatan Biologinya? 


Secara teknis, mata kita berkerja dengan memanfaatkan cahaya.

Kurang lebih bila dijelaskan begini alur seseorang dapat melihat: berkas cahaya masuk melewati bagian depan mata (kornea) ke lensa. Kornea dan lensa mata bekerja sama membantu memfokuskan sinar cahaya ke bagian belakang mata atau yang kita sebut retina. Sel-sel di retina ini akan menyerap dan mengubah cahaya menjadi impuls elektrokimia yang ditransfer sepanjang saraf optik dan kemudian ke otak. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, otak akan mengolah data yang masuk tersebut untuk menerjemahkan benda apa yang sedang dilihat oleh seseorang.


Pupil bersama iris bekerjasama dalam cara mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika kondisi cahaya kurang terang, bukaan pupil akan menjadi lebih besar, dan sebaliknya, jika intensitas cahaya cukup (terang) atau terlalu terang pupil akan lebih menutup, untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk. Sementara itu seluruh bagian mata, kecuali korena, terlindung oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Bagian ini menjaga mata dan bagian dalam kelopak mata agar tetap lembab dan terlindung dari adanya benda asing seperti debu, kotoran, dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.


Gangguan Penglihatan


Gak semua orang memiliki organ mata yang sehat paripurna. Beberapa di antaranya mungkin mengalami gangguan. Gangguan pada mata bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

1. Usia

2. Paparan sinar UV/penggunaan gawai berlebihan

3. Penggunaan lensa kontak yang kurang tepat

4. Kuranganya asupan nutrisi

5. Adanya penyakit lainnya, seperti hipertensi atau diabetes.


Menurut data Kementerian Kesehatan, di Indonesia diperkirakan sebanyak 3 dari 100 orang berusia lebih dari usia 50 tahun mengalami gangguan penglihatan. Lebih lanjut dikatakan kurang lebih 1 juta orang mengalami kebutaan, sedangkan kurang lebih 5 sampai 6 juta orang mengalami gangguan penglihatan. Jenis gangguan penglihatan yang paling banyak terjadi di Indonesia dan menyumbang data di atas yaitu:

1. Katarak

2. Kelainan refraksi

3. Glaukoma, dan

4. Retinopati diabetik




Dari ke-empat gangguan penglihatan di atas, katarak merupakan penyebab tertinggi kebutaan di Indonesia (34.47%). Sebagian besar penderita katarak adalah orang lanjut usia, namun ada juga jenis katarak yang menyerang orang usia muda, dan bahkan bayi! Mengingat penyumbang angka kebutaan tertinggi di Indonesia adalah katarak, saya akan bahas tentang penyakit ini lebih lanjut.


Apa itu Katarak?


Kita pasti sering dengar penyakit ini. Familiar tapi belum tentu semua tahu apa itu katarak dan apa penyebabnya. Menurut KepMenKes RI Nomor HK.01.07/MENKES/557/2018 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran tata Laksana Katarak pada Dewasa, katarak adalah penyakit kekeruhan lensa mata yang dapat terjadi  pada semua kelompok usia. Kekeruhan ini terjadi akibat penumpukan sel-sel mati dan protein di lensa mata. Fungsi lensa yang merupakan media penting untuk memfokuskan cahaya masuk ke mata menjadi terganggu sehingga perlahan penglihatan penderita menjadi buram. Kondisi mata penderita katarak itu khas, karena ada lapisan putih keruh pada lensa matanya. 


Penyebab katarak terbanyak adalah proses degenerasi atau faktor usia. Faktor risiko lainnya adalah paparan ultraviolet, penggunaan obat steroid dalam waktu lama, memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, trauma mata, merokok dan lain-lain. Prevalensi kebutaan akibat katarak pada usia di atas 50 tahun adalah sebesar 3%. Perkembanganannya yang perlahan membuat penderita tidak menyadari penyakit ini lebih cepat. 


Tanda dan Gejala


Kebanyakan pasien tidak menyadari dirinya mengalami katarak karena merasa gejalanya seperti gangguan mata minus biasa.


Beberapa tanda dan gejala katarak antara lain:

1. Penglihatan buram, seperti berkabut, atau ada bayangan awan

2. Ada lingkaran putih saat menatap cahaya

3. Membutuhkan pencahayaan yang lebih saat membaca atau berkegiatan lainnya

4. Kesulitan melihat pada malam hari

5. Penglihatan kurang nyaman sehingga sering mengganti kacamata atau lensa kontak

6. Penglihatan tetap buram walau sudah mengganti ukuran kacamata

7. Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya

8. Pandangan ganda

9. Warna objek yang dilihat memudar atau cenderung menguning saat melihat dengan satu mata.


Bila mengalami gejala-gejala seperti ini, segera periksakan diri ke dokter mata! Deteksi dan penanganan dini akan lebih baik bagi pasien. Jangan tunda atau menunggu tanda dan gejala menjadi lebih buruk untuk periksa!


Tatalaksana


Masih berdasarkan KepMenKes RI Nomor HK.01.07/MENKES/557/2018, katarak hanya dapat ditangani dengan tindakan operasi, tergantung tingkat keparahan. Operasi tentu terkesan mengerikan, apalagi untuk mata! Namun, berkat kemajuan teknologi, operasi katarak memungkinkan untuk dilakukan dengan lebih singkat dan hasil yang lebih dapat diprediksi. Harapannya, pasien dapat sembuh dari penyakitnya, dapat melihat dengan baik kembali, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Pasien gak bisa loh ya ujug-ujug, "Dokter, saya mau operasi katarak!" Sebelum memutuskan tindakan tatalaksana, pasien harus memeriksakan kondisi mata ke dokter mata untuk dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan kondisi aktual mata pasien sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang paling tepat. 


Penilaian derajat kekeruhan katarak berdasarkan LOCS III

Assessment yang dilakukan salah satunya adalah melihat tingkat kekeruhan lensa mata pada penderita katarak.


Apakah hanya kekeruhan lensanya saja yang diperiksa?


Enggak, dong.


Dokter juga akan memeriksa posisi dan pergerakan bola mata, tekanan introkular, dilatasi pupil, kondisi segmen anterior mata, apakah ada gangguan penglihatan lainnya atau tidak, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Beberapa kondisi katarak tidak memerlukan tindakan korektif dan cukup dibantu dengan penggunaan kacamata yang sesuai. Namun bila hasil pemeriksaan mengindikasikan tindakan operasi, maka akan dilakukan operasi.


Operasi Mata to the Rescue?


Lalu bagaimana dengan penderita gangguan mata lainnya? Penderita kelainan refraksi kayak saya misalnya? Bisa sembuh sama sekali juga gak, ya? Atau harus seumur hidup pakai kacamata? 


Beberapa orang dengan gangguan mata kelainan refraksi ada yang bertahan dengan tetap menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata) sambil tetap menjaga agar gangguan mata yang diderita tidak semakin parah. Beberapa mengkonsumsi suplemen sesuai dengan petunjuk dokter. Nah, ini saran pribadi saja ya, sebaiknya suplemen yang dikonsumsi adalah yang sudah terdaftar BPOM ya, jangan beli dan konsumsi sembarang suplemen yang ngiklan di sosmed dan menjanjikan kesembuhan bombastis! Hati-hati, mata kita, kita yang jaga.


Bisa juga memilih operasi. Walau bukan jalan terakhir, beberapa mengganggap operasi merupakan pilihan terbaik jika ingin memperbaiki kinerja organ matanya. Saya ingat ada kakak kelas waktu kuliah yang juga atlet basket, suatu hari ikut sparing tanpa mengenakana kacamata. Padahal setahu saya matanya minus 13! Pas saya tanya, katanya dia habis operasi. Memang minusnya gak hilang sama sekali, hanya berkurang. Jadi dia cukup menggunakan lensa kontak saja saat main basket. Pantesan gak kelihatan wara-wiri. Ternyata habis lasik. 


Lasik Itu Apa, Sih?


Lasik atau Laser-Assisted In Situ Keratomileusis adalah prosedur yang bertujuan untuk mengoreksi refraksi mata seperti: rabun jauh/minus, mata silinder, dan rabun dekat. Hasilnya diharapkan pasien bisa melihat dengan lebih leluasa tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak lagi. Keberhasilan lasik selain tergantung dengan tingkat keparahan gangguan mata pasien juga tergantung kondisi kesehatan mata pasien itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan dan assessment yang menyeluruh terhadap kondisi mata pasien oleh dokter sebelum memutuskan untuk lasik.


Yeah


Lasik dilakukan dengan cara mengelupas lapisan kornea dengan laser. Kupasan lapisan tersebut dilipat sehingga didapatkanlah bagian stroma kornea. Menggunakan sinar laser lapisan tersebut akan dikikis sesuai tujuan koreksi penglihatan pada pasien. Setelah pengikisan selesai, lipatan lapisan kornea akan diposisikan kembali ke tempat semula. Lapisan tersebut dapat pulih dengan sendirinya tanpa prosedur penjahitan.


Perawatan Pasca Tindakan Lasik


Operasi lasik akan memberikan hasil optimal jika perawatan pasca operasinya tepat. Untuk itu, pasien harus menjaga kondisi matanya setelah mendapatkan tindakan. Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti antibiotik, tetes mata golongan steroid, atau air mata buatan untuk membantu pemulihan. Bagi pasien, disarankan untuk mengistirahatkan matanya pasca operasi dengan cara tidur. Gunakan penutup mata yang disarankan untuk melindungi mata dan mengurangi risiko pergerakan yang tidak diinginkan seperti refleks mengucek mata saat terasa tidak nyaman.


Bila akan beraktivitas di luar ruangan, gunakan kacamata hitam yang dapat melindungi mata dari paparan sinar UV, debu, dan angin. Jangan lupa untuk melakukan kontrol rutin pasca operasi untuk mengevaluasi kondisi mata dan mengetahui bila ada komplikasi.


My Eyes


Seperti yang saya tulis di atas, saya sendiri mengalami kelainan refrasi berupa astigmatisma atau mata silinder dan mata minus.


Kondisi mata astigmatisma, kayak mata saya ini

Memang silinder dan minusnya masih termasuk kecil, tapi sebaiknya tetap pakai kacamata untuk menunjang kerja mata saya.




Tapi saya penasaran, kok bisa mata saya silinder, minus pula! Padahal saya masih bisa tahan selera kalau main hape, makanan juga dijaga, baca buku gak gelap-gelapan. Karena penasaran, saya coba cari-cari literatur untuk tahu kenapa saya bisa minus dan silinder. Waktu periksa, saya memang dikasih tahu kalau hal itu bisa saja saya alami karena saya kurang mengistirahatkan mata saya selama bekerja, jadi dipanjer aja gitu menatap laptop. Tapi menurut saya dan hasil baca-baca artikel dari American Optometric Association, penyebab terbesar mata silinder yang saya alami ini adalah keturunan. 


Karena memang silinder mata ini cukup mengganggu, saya memutuskan untuk buat dan pakai kacamata. Jujur saja, awalnya sulit bagi saya untuk terbiasa menggunakan kacamata, walaupun hanya saya gunakan selama bekerja. Makanya sebagai permulaan, saya disarankan untuk melepaskan kacamata ketika merasa pusing, mual, atau tidak nyaman di area kepala. Lalu setelah kurang lebih 30 menit saya akan mengenakan kacamata lagi. Butuh adaptasi beberapa waktu sebelum akhirnya saya bisa nyaman mengenakan kacamata selama bekerja. Ya walaupun untuk sehari-hari tetap gak saya pakai. Hehe, nakal.

 

Selain disarankan mengenakan kacamata selama bekerja, saya juga diminta untuk “mengetahui” kapan mata saya butuh istirahat, dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai untuk mata saya. Untuk pencegahan keparahan, saya juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin paling tidak 1 tahun sekali ke dokter mata. Hal ini menjadi salah satu langkah untuk mengetahui kondisi aktual mata saya. Perlu ganti kacamata atau enggak, kondisi mata saya membaik atau enggak, atau malah ketahuan saya masih aja slebor kayak sebelumnya. 

 

Ayo Jaga Kesehatan Mata Kita!


Seyuyurnya saya kapok dan tak ingin menambah angka minus/silinder mata saya ini, maka saya berikhtiar untuk menjaga kondisinya yang sekarang. Udah minus pake silinder ya udah, mau diapain lagi. Setidaknya seperti yang saya tulis di atas, jangan nambah! Maka dalam rangka HARI PENGLIHATAN SEDUNIA TAHUN 2022 ini saya mau mengajak teman-teman yang kondisi matanya masih prima supaya plis jaga dengan benar! Buat saya, pakai kacamata tuh gak enak, gak bebas. Kalau bisa gak pake saya gak pake, deh. 


Tidak sulit menjaga kesehatan mata. Gampang loh sebenarnya. Dari segi nutrisi, untuk me-maintenance mata, yang kita perlukan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung seng, lutein, vitamin E, vitamin A, vitamin C, dan asam lemak omega-3. Jadi bukan hanya perbanyak vitamin A. Lalu darimana mendapatkan semuanya? Serius deh, alam sudah menyediakan semuanya untuk kita.


Dalam sayuran hijau banyak terkandung lutein, vitamin E, dan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. Wortel? Yassss!!! Kandungan beta caroten dalam wortel penting untuk mata. Oleh tubuh, beta caroten akan diubah menjadi vitamin A, yang menjaga kinerja kornea mata agar tetap prima.


Nom nom nom


Dan ingat kata-kata sakti dari Bu Susi...


Tuh, dengerin!


Bu Susi bener loh. Makan ikan, terutama ikan laut baik untuk kesehatan mata karena ikan mengandung asam lemak omega-3. Tapi tenang, gak hanya dari ikan, asam lemak omega-3 juga bisa kita peroleh dari kacang-kacangan.


Istirahat yang Cukup


Betul. Mata akan lelah kalau habis dipanjer ngelihat laptop dalam waktu lama, atau habis scroll instagram seharian, atau habis membabat drama Korea semalaman, atau habis membaca dalam waktu yang cukup lama. Pancaran light blue gadget, atau sinar UV, atau kurangnya penerangan bisa membuat mata lelah. Mengistirahatkan mata bisa dilakukan dengan melihat benda-benda yang jaraknya jauh, memejamkan mata selama beberapa waktu, berkedip, atau kompres mata dengan air dingin. 


Olahraga Mata


Gak hanya makan bergizi dan istirahat cukup, seperti bagian tubuh lainnya, mata juga sebaiknya exercise. Yes, mata juga harus berolahraga. Tapi, olahraga mata atau istilah kerennya eye exercise tidak dilakukan untuk menyembuhkan gangguan pada mata, ya yeorobun. Olahraga mata ini dilakukan agar aliran darah dari dan ke mata tetap lancar, otot-otot mata tetap kuat dan elastisitasnya terjaga, sehingga bisa mempertahankan kerja mata tetap optimal.

 

Olahraga mata gak perlu waktu lama, kok. Nih, beberapa gerakan olahraga mata yang bisa dipraktikkan di kantor, di rumah, di mana saja.

 



Periksa Rutin


Gak ada salahnya mulai rutin memeriksakan kesehatan mata untuk menunjang kegiatan preventif yang sudah dilakukan. Bertambahnya usia jelas mempengaruhi kinerja organ-organ tubuh, tak terkecuali mata kita. Gak perlu sering-sering, 1 tahun sekali cukup, kok. Boleh melakukan pemeriksaan rutin lebih sering jika memiliki kondisi mata yang kurang baik. 


Mata adalah jendela jiwa. Mata yang sehat adalah cerminan keseriusan pemiliknya dalam menjaga apa yang dimilikinya. Mata kita ya kita yang jaga. 


Mari kita jaga kesehatan dan performa mata kita supaya tetap bisa melihat tumbuh kembang anak, maraton drama Korea (tetep ya), menikmati indahnya alam, hijaunya daun, birunya langit, cantiknya matahari terbenam di pantai, dan kecenya Om Bradley Cooper ini...


Puja Bradley Cooper


Salam,

Cicilia





Sumber:

https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera/page/surveilan.pptm.kemkes.go.id/waspada-tanda-dan-gejala-katarak

https://www.kemkes.go.id/article/view/22100500002/begini-strategi-pengentasan-gangguan-penglihatan.html

https://kmu.id/mata-katarak/

https://kmu.id/4-fakta-glaukoma-hadir-tanpa-keluhan-menyebabkan-kebutaan/

https://nationallasikcenter.id/retinopati/?s=perawatan

https://nationallasikcenter.id/ortho-k/?s=lasik

https://kraffeye.com/blog/8-easy-eye-exercises-to-improve-vision-techniques-and-tips

https://www.webmd.com/eye-health/eye-exercises

https://www.completeeyecare.net/can-simple-eye-exercises-really-improve-the-health-of-your-eyes/




Disclaimer: Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog dalam rangka memperingati World Sight Day yang diselenggarakan oleh Eyelink Group.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya