Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Taxi Driver: Aksi Supir Taksi Membalaskan Dendam


Entahlah apakah saya sudah termasuk kecanduan drakor apa belum, yang jelas saya mulai rutin untuk menekuni drakor. Masih termasuk pilih-pilih dan gak melulu ngikutin yang lagi hits atau tayang. Beberapa serial yang lagi tayang bisa aja saya skip gitu tanpa rasa penasaran berlebihan. Saya gak ngikutin Vincenzo. Belum nonton sama sekali malah. Atau seperti serial Mouse. Sengepens-ngepensnya saya sama Lee Seung-gi, saya masih bisa melewatkan salah satu atau salah dua episode Mouse dan sans aja (죄송합니다, Seung-gi ssi). 

 

Kali ini saya mau cerita tentang Taxi Driver (Hangeul: 모범택시; baca: Mobaem Teksi),serial yang diadaptasi dari webtoon Deluxe Taxi yang secara resmi tayang sebanyak 16 episode di SBS tiap Jumat dan Sabtu jam 22.00 waktu Korea.

Judul: Taxi Driver/ Deluxe Taxi ( (Hangeul: 모범택시)

Saluran: SBS

Pemeran:

- Lee Je-hoon sebagai Kim Do-ki

- Esom sebagai Kang Ha-na

- Kim Eui-sung sebagao Jang Sung-chul

- Pyo Ye-jin sebagai Ahn Go-eun

- Cha Yi-jeon sebagai Baek Sung-mi

- Jang Hyuk-jin sebagai Choi Kyung-goo

- Bae Yoo-ram sebagai Park Jin-eon

Disutradarai oleh Park Joon-woo

Rilis di Korea pada 9 April 2021

Jumlah episode: 16 (masih tayang)

Jadwal tayang: Jumat dan Sabtu, pukul 22.00 waktu Korea


Official poster

INTRODUCTION 

Saya gak sengaja lihat teaser drama ini di Viu. Dan berhubung saya suka cerita tentang balas dendam, saya memutuskan untuk nonton sebentar. Saya sempat gak mau repot-repot nonton dari episode 1. Saya justru mulai dari episode 5, yang menceritakan tentang perundungan di kalangan pelajar. Tahu lah ya, Korea Selatan termasuk peringkat wahid soal perundungan. Nah, episode ini menceritakan seorang siswa yang hampir bunuh diri karena udah capek dirundung sama teman sekolahnya. Eh, entahlah apa bisa siswa yang merundung siswa lain disebut teman sekolah. Park Jung-min, siswa kelas 2-3 di SMA Sejong ini sudah browsing segala, bagaimana caranya supaya mati tapi gak menyakitkan. Tapi dia akhirnya diarahkan untuk menghubungi “Layanan Balas Dendam” dengan jargon; Jangan Mati! Balaskan Dendammu! Kami akan Bantu!

Penasaran, setelah menuntaskan episode 5, saya baru benar-benar mulai nonton dengan urutan yang baik dan benar, dari episode 1.

Let’s go!


AWALNYA…

Di suatu hari yang cerah, di depan penjara para wartawan dari berbagai media dan pegiat LSM di Korea sudah berkumpul. Mereka menunggu keluarnya salah seorang tahanan, Cho Do-chul yang dihukum 10 tahun karena melakukan kejahatan pelecehan seksual pada anak di bawah umur. Gak hanya wartawan dan pegiat LSM, banyak orang tua juga berkumpul, mereka memprotes, kenapa predator macam Do-chul ini ‘cuma’ dihukum 10 tahun, sementara korbannya trauma seumur hidup. Putusan yang dipandang gak adil ini membuat mereka menuntut Do-chul supaya gak dibebaskan.

Tapi apa daya, putusan hakim sudah ditetapkan dan Do-chul sudah menjalankan hukumannya yang cuma 10 tahun itu. Sekeluarnya dari penjara, ia menghadapi kerumunan, membungkukkan badannya dan berkata bahwa ia akan “Menjalani sisa hidupnya dengan hati yang menyesal”. 

 

Pelan-pelan, Do-chul membelah lautan manusia dan sampai ke sebuah taksi yang dari bentukannya, cukup mewah. Tanpa tahu kenapa itu taksi bisa pas ada di sana, Do-chul pun masuk ke dalam taksi dan minta diantarkan ke Busan.

Taksi yang dikemudikan Kim Do-ki meninggalkan penjara sambil tetap diikuti oleh rombongan wartawan dan para pegiat LSM tadi. Dengan sigap, dibantu timnya; hacker Ahn Go-eun, teknisi Choi Kyung-goo, dan Park Jin-eon, Do-ki berhasil mengelabui mereka semua dan ‘menghilang’ begitu saja dari pandangan. Do-chul memuji Do-ki dan bilang kalau dia heran sama orang-orang ini maunya apa.

Do-chul: “Mereka belagak seolah-olah mereka korban. Aku hanya ingin pergi dengan tenang.”

Do-ki: “Begitukah? Akan kuberikan ketenangan untukmu.”


Curiga karena mereka bukannya menuju ke arah Busan, dan Do-chul yang kesal karena dicuekin Do-ki pas nanya, bikin Do-chul siap-siap mau mencekik Do-ki pakai ikat pinggang. Tapi ternyata Kim Do-ki bukan supir taksi biasa! Setelah berantem di dalam taksi sambil tetap menyetir, Do-ki berhasil melumpuhkan dan bikin pingsan Do-chul (dikasi ketenangan beneran). Saat melewati terowongan sebuah taksi mewah lainnya sudah menunggu. Kim Do-ki lalu memberikan tas dan gelang kaki monitor milik Cho Do-chul ke pengendara taksi lain itu yang tak lain tak bukan adalah Jang Sung-chul. Selesai pindah-pindahin barang, Kim Do-ki menghentikan taksinya di dekat booth telepon umum darurat, di mana Choi Kyung-goo sudah menunggu. Dengan sigap, Kyung-goo menarik stiker mobil, mengambil lampu taksi, lalu kembali ke dalam booth. Kim Do-ki pun keluar dari terowongan dengan mengendarai mobil biasa dengan plat nomor yang berbeda.


WHO? WHY?

Kim Do-ki adalah seorang mantan tentara angkatan laut, pasukan khusus. Ibunya tewas dibunuh seorang pembunuh berantai. Dendam memenuhi hati dan jiwa Do-ki. Maka ketika ia berhasil melihat si pembunuh, Nam Kyu-jung, saat olah TKP, hal pertama yang ingin ia lakukan adalah menghajar si pembunuh. Namun, karena tindakannya itu, justru Kim Do-ki yang dilumpuhkan oleh polisi dengan pistol setrum. Kim Do-ki bersumpah untuk membunuh si pembunuh itu dengan tangannya sendiri. Tapi ternyata, Nam Kyu-jung sudah lebih dulu bunuh diri di dalam penjara. Kim Do-ki yang kecewa karena dendamnya tak terbalaskan sempat berniat untuk bunuh diri juga. Tapi gak jadi.

Di sisi lain ada Pak Jang Sung-chul, seorang lelaki paruh baya yang memiliki perusahaan taksi bernama Taksi Pelangi, sekaligus pendiri Yayasan Burung Biru (Blue Bird, Taksi? Apakah ini sama dengan Taksi Blue Bird di Indonesia?). Yayasan ini adalah yayasan yang membantu para korban kejahatan seperti mendampingi korban kekerasan seksual, memberi bantuan hukum kepada orang-orang yang salah tuduh, dan membantu keluarga korban kejahatan untuk tetap bisa melanjutkan hidup. Mirip Kim Do-ki, orang tua Jang Sung-chul juga tewas dibunuh. Dan ketika dia ingin berhadapan dengan pembunuhnya, ia malah ditendang oleh polisi. Dendam tak berkesudahan ini membuat ia selain memiliki Taksi Pelangi dan Yayasan Burung Biru, ia juga memiliki Perusahaan Taksi Mewah yang siap membantu orang-orang yang putus asa untuk membalaskan dendam mereka. Dilandasi latar belakang yang serupa, Sung-chul merekrut Do-ki untuk menjalankan misi bersama.

Pak Jang Sung-chul

 

JANGAN MATI! BALASKAN DENDAMMU! KAMI AKAN BANTU!

Kasus-kasus yang diangkat dan ‘dibereskan’ oleh kelompok Taksi Mewah sangatlah beragam dan familiar dalam keseharian. Di episode 1 - 4 (di Viu tiap episode ±30 menit), mereka membereskan kasus penipuan dan perdagangan manusia berkedok penyaluran tenaga kerja untuk orang-orang dengan disabilitas. Pada kasus ini, klien mereka adalah seorang yatim piatu bernama Kang Maria (Jo-in). Oleh sebuah yayasan, Kang Maria yang kebetulan memiliki indeks intelektual rendah dipekerjakan di sebuah pabrik jeotgal. Bukannya mendapat pekerjaan sesuai yang dijanjikan, Kang Maria justru dijadikan buruh yang dipaksa kerja rodi, disiksa, dilecehkan secara seksual, bahkan gajinya (tanpa sepengetahuan Kang Maria) dialokasikan untuk membayar 10 asuransi yang berbeda. 


Hampir mati setelah mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dan melompat ke sungai, Kang Maria berakhir di taksi Kim Do-ki dan diturunkan di tempat yang aman. Dari sana tim Kim Do-ki melakukan pekerjaannya untuk membereskan komplotan pemilik pabrik Park Joo-chan (Tae Hang-ho), orang kepercayaan pemilik pabrik Jo Jong-geun (Song Duk-ho), dan si penyalur tenaga kerja yang juga seorang agen asuransi Choi Jong-sook (Kim Do-yeon). Cukup lama mereka menipu orang-orang seperti Kang Maria untuk mendapatkan uang. Hebatnya, mereka bekerjasama dengan polisi setempat Chief Kim Hyung-wook (Jo Dae-hee) dan segitu pandainya menutupi kondisi asli bisnis mereka, bahkan sang pemilik mendapatkan penghargaan sebagai pebisnis terbaik. Kim Do-ki yang menyamar sebagai pembeli jeotgal, bersama timnya, berhasil membereskan komplotan ini, dan menyelamatkan semua pekerjanya.

Di episode 5 - 8 Kim Do-ki cs membereskan kasus perundungan siswa SMA. Seorang anak baru di SMA Sejong bernama Park Jung-min (Park Jun-mok) habis dihajar teman sekelasnya, dipalakin uangnya, dan diancam setiap hari. Babak belur, kesakitan, miskin, dan bingung, dia bertahan untuk tetap ke sekolah karena gak mau menyia-yiakan kerja keras ibunya yang bisu tuli dan cuma pedagang ikan. Mengadu ke dewan sekolah bahkan ke polisi, gak memberikan hasil. Malah dia makin dihajar sama Park Seung-tae (Choi Hyun-wook), Jang Hyung-sik (Lee Jae-hak), dan Oh Hak-soo (Lee Min-jae). Puncaknya adalah ketika ia didorong ke jalanan dan kakinya dengan sengaja digilas sepeda motor sampai patah, membuat Jung-min putus asa dan akhirnya mencari cara untuk mati saja. Beruntung dia menemukan iklan taksi mewah dan menghubungi mereka untuk ‘minta tolong’.

Pak Hwang vs Seung tae cs
 

Kali ini Kim Do-ki menyamar sebagai guru pengganti yang culun bernama Hwang In-sun. Merasa dapat sasaran baru, ditambah Jung-min yang gak masuk sekolah, Seung-tae cs pun mengalihkan minat mereka untuk ngerjain Kim Do-ki. Tapi sekali lagi, Kim Do-ki alias Hwang In-sun bukan guru pengganti biasa. Dengan sangat smooth, ia dibantu timnya sukses memberikan ‘pelajaran’ pada Seung-tae cs. Membuat mereka harus ‘membayar’ dan kapok atas perbuatannya. Jung-min akhirnya berani ke sekolah lagi.

Aksi-aksi Kim Do-ki cs belakangan membuat seorang jaksa, Kang Ha-na curiga. Kenapa banyak penjahat yang ‘hilang’ dan setiap hilangnya orang-orang ini, pasti ada kaitannya sama Kim Do-ki cs dan taksinya? Sadar bahwa aksi mereka mulai terendus oleh Kang Ha-na, Kim Do-ki dan tim menjadi lebih berhati-hati dalam setiap aksinya. Mereka tahu cepat atau lambat apa yang mereka lakukan akan ketahuan.

Jaksa Kang Ha-na
 

MEMBERIKAN KEADILAN UNTUK MEREKA YANG DITINGGALKAN HUKUM

Kalau melihat kasus-kasus yang ditangani Kim Do-ki cs ini, sebenarnya mirip-mirip dengan banyak kasus yang tidak terekspos dan mirisnya diabaikan oleh para penegak hukum. Banyak pelaku kejahatan yang tetap bisa sebebas merpati atau kalaupun dihukum, gak setimpal sama perbuatannya, sementara korbannya sudah putus asa dan kehilangan masa depan. Ingat kasus ini?

Bebassss*


Di serial ini diangkat beberapa kasus 'umum'. Human trafficking, bullying, blackmailing, voice phishing adalah kasus ‘kecil’ dengan korban ‘besar’ yang banyak terjadi di sekitar kita. Tapi, gak semua korban bisa mendapatkan keadilan atas apa yang menimpa mereka. Justru seringnya, bukannya dibantu malah disalah-salahin.

Kebayang gak putus asanya Kang Maria yang sudah ditipu, disiksa fisiknya, dilecehkan, udah gitu gajinya gak dibayarkan full? Padahal dia berusaha sedemikian rupa supaya dapat pekerjaan yang layak untuk memperbaiki hidupnya dan adik-adiknya. Udah begitu yang bikin dia makin putus asa adalah, orang-orang yang terlihat 'baik' sebenarnya memanfaatkan kekurangannya dan aslinya gak peduli sama sekali. Penyalur yang terkesan baik hati ternyata cuma memanfaatkannya untuk mendapatkan uang lebih banyak. Sementara polisi yang menjadi harapan terakhir Kang Maria ternyata sudah bekerja sama dengan bosnya.

Atau kasus bullying yang seolah-olah gak pernah putus. Anak orang kaya merundung anak yang kurang mampu. Atau anak-anak populer merundung mereka yang bukan siapa-siapa. Siapa yang tahan disiksa fisik, diganggu saban hari, uda gitu masih dimintain duit? Korban bullying ini gak bisa berharap banyak karena bahkan pihak sekolah dan polisi pun lepas tangan. Sekolah, yang menjadi tempat terjadinya bullying justru meremehkan kejadian itu, menganggap itu hanyalah ‘kenakalan anak-anak biasa’ sehingga para perundung semakin jumawa. Polisi pun merasa ini mah tanggung jawabnya sekolah. Gitu aja terus sampai dinosaurus berkembang biak lagi. Sudah banyak korban bullying yang pada akhirnya memilih jalan pintas dengan bunuh diri karena tidak mendapatkan perlindungan seperti yang diharapkan.

Kim Do-ki memulai layanannya dengan sangat remeh, mendengarkan. Sesuatu yang sebenarnya tampak dan terdengar sepele, tapi ternyata bisa berdampak besar. Dari mendengarkan lalu dilanjutkan mencari bukti-bukti kuat, mereka lantas mengeksekusi para kriminal ini berlandaskan dendam terhadap ketidakadilan yang menimpa klien mereka. Para klien ini tak berdaya dan akan jelas kalah begitu saja. Maka Kim Do-ki cs mengambil alih tugas itu. Mereka tahu rasanya dikhianati oleh sistem hukum. Bertindak dengan main hakim sendiri seperti ini mungkin salah di mata hukum. Tapi menurut saya, itu adalah hal yang hampir pasti dilakukan oleh mereka yang merasa gak mendapatkan keadilan, jika mereka bisa.

Kejadian kayak gini tuh banyak banget**

Jang Sung-chul contohnya. Meskipun pernah menyatakan kalau dia sudah memaafkan pelaku pembunuh orang tuanya, nyatanya ia masih menyimpan dendam tak berkesudahan dan menyalahkan orang-orang atas kematian orang tuanya. Taksi Pelangi dan Yayasan Burung Biru hanyalah kedok untuk menutupi pekerjaan yang sebenarnya. Bekerja sama dengan mafia merangkap renteiner Baek Sung-mi, Sung-chul membalaskan dendam pada mereka yang ‘lolos’ begitu mudah dari hukum dan memberikan hukuman yang sebenarnya. Baginya, membalaskan dendam para klien sama dengan membalaskan dendamnya sendiri.

 

MY OPINION

Pertama saya cinta tim ini. Timnya solid, kompak, dan kadang-kadang lawak. Kim Do-ki bisa banget jadi orang yang cupu, lebay, nyebelin, dan tiba-tiba berubah buas dan ganas. 

Ahn Go-eun juga mematahkan stereotype kalau cewek tu gaptek. Go-eun digambarkan sebagai wanita yang asik dan jago banget soal komputer. Meski tampak ceria dan baik-baik saja, Go-eun sebenarnya sosok yang rapuh dan menyimpan trauma.

Sementara itu ada Choi Kyung-goo dan Park Jin-eon yang kocak dan totalitas. Sering berantem dan tampak bloon, padahal ahli kalau urusan permesinan. Tak lupa Pak Sung-chul yang misterius. Kayak bapak-bapak yang lembut dan hangat, tapi ternyata ada api membara di dalamnya.

Sampai sejauh ini saya suka serial ini. Gak ada cinta-cintaannya. Ada sih, tapi dalam rangka penyamaran paripurna. Berantemnya sadis, penyamarannya realistis, jalan ceritanya masuk akal. Banyak pesan di dalamnya. Sangat bisa dinikmati. 


 

Kedua, gak perlu mikir terlalu berat karena kasus-kasus yang diangkat cukup ‘populer’. Bahkan banyak kasus yang diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Korea sana. Jadi eksekusinya sip jos gandos. Beberapa hal malah bikin saya setuju kalau pasukan Taksi Mewah ini sebaiknya memang ada di kehidupan nyata. Saya gak membenarkan tindakan mereka yang main hakim sendiri, tapi saya bisa memaklumi kalau misalnya mereka beneran ada, jasa mereka bakal diminati banyak orang.

Kayak kasus perundungan di sekolah. Korban perundungan seringkali adalah orang yang lemah, baik dari segi fisik, sosial, dan ekonomi. Mereka menjadi sasaran super empuk karena gak akan bisa melawan balik. Sekolah biasanya juga antara gak berdaya sama takut kejadian tersebut akan mencemarkan nama baik sekolah sehingga biasanya berakhir dengan jalan damai. Korban tetap akan ketakutan dan trauma seumur hidup. Pelaku akan bebas dan melanjutkan hidup seolah gak pernah terjadi apa-apa. Padahal perundung, harus diberi ganjaran yang sesuai dengan perbuatannya, berapapun umurnya. Karena Pak Jang Sung-chul bilang, “Hanya karena mereka muda, bukan berarti mereka dimaafkan. Usia muda tidak mengurangi dosa.”

Atau kasus penipuan suara (via telepon) yang dialami Kyung-goo. Ketika dia melapor ke polisi, ternyata di sana sudah banyak korban yang mengalami kejadian serupa dengannya. Tapi yang buat dia kecewa adalah selain polisi yang kayak “Udahlah, ikhlasin saja Pak. Duit Bapak gak bakal balik”, temen-temennya juga malah ikut menyalahkan dia, “Kok bisa kamu percaya dan ngasih duitmu begitu saja?”, gitu. Yang kayak gini yang membuat korban penipuan suara berakhir pasrah. Udahlah disalah-salahin, duitnya gak balik. Padahal uang yang hilang sebenarnya mau digunakan untuk sesuatu yang lebih berguna. Sementara pelaku, bisa foya-foya dan lenggang kangkung tanpa perlu takut diciduk yang berwajib. Mereka bisa kabur kapan saja dengan mudahnya.

Kim Do-ki dan teman-teman melakukan apa yang tidak hukum lakukan. Sistem hukum yang berbelit-belit dan tidak adanya keadilan membuat mereka akhirnya turun tangan sendiri. Riskan sebenarnya, tapi mereka sudah mengalami sakitnya diabaikan oleh hukum saat hanya hukum yang bisa mereka andalkan, sehingga main hakim sendiri menjadi jalan terakhir yang mereka tempuh. Mereka tahu betul apa yang klien mereka rasakan karena pernah berada di posisi yang sama.

Taxi Driver menunjukkan kondisi nyata bagaimana seseorang bisa begitu terluka dan merasa ditinggalkan oleh dunia, sehingga memilih untuk ‘pergi’ saja. Terlalu sulit untuk memaafkan tapi terlalu lemah untuk berjuang mendapatkan keadilan. Kim Do-ki dan tim sejatinya adalah gambaran kita semua yang mengerti dan mau meluangkan sedikit waktu dan tenaga untuk peduli, saat yang terpikir hanyalah mati.

Terakhir, Mas Lee Je-hoon ganteng. Banget. Wis ta lah.

 

Ganteng gak?

Ganteng gak?

 

Ya gantenglah. Masa enggak!

 

Kasus dari Media Indonesia dan Merdeka.com.

Poster dan gambar dari sini, asianwiki,  hancinema, viu dan SBS.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya