Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Hospital Playlist (슬기로운 의사생활) dan Alasan Kenapa Saya Gak Mau Move On dari Drama Ini


Bentar, mok nyanyi dolo

Maafkan kali ini aku harus jujur…

Saya suka Drama Korea. Wahahahahaha.

Jadi, saya baru saja selesai nonton Drama Korea yang judulnya Hospital Playlist alias 슬기로운 의사생활 alias Seulkirowoon Uisasaenghwal yang lagi siap-siap mulai syuting season 2 nya (asik!).

 Ih, ke mana aja lah kou, Cicilia? Hari gini baru nonton Hospital Playlist?

Ya...ya... I know
 

Wah, saya lupa menambahkan informasi; baru saja selesai nonton untuk yang ke-tiga kalinya. Bhahak. Tapi memang iya, saya terlambat. Yang lain uda kelar rewatch, saya mah baru mau nonton. Dan langsung nageeeeh, Kak. Jadi terima kasih kepada Bunda Yola dan Tante Tere karena sudah merekomendasikan drama ini, dan kepada Bunda Tiesa yang selalu mengingatkan kalau lagu-lagu dari drama ini memang ciamik! (Sudah jadi playlist wajib. Heu).

Jadi, drama ini berkisah tentang kehidupan 5 dokter spesialis di sebuah rumah sakit swasta. Mereka berlima merupakan teman satu angkatan fakultas kedokteran di kampus yang menjadi geng karena sebuah kejadian yang tidak disengaja, dan dikenal dengan sebutan geng 99. Tadinya mereka kerja di rumah sakit yang berbeda. Karena satu hal, mereka berhasil kumpul lagi di rumah sakit yang sama dan bekerja sebagai dokter spesialis khusus bangsal VIP di sana (episode 1). Kenapa judulnya jadi Hospital Playlist? Karena ada adegan mereka berlima nge-jam di tiap episode.

Ayok kenalan sama kelima dokter kece ini;

1. Lee Ik -jun (Jo Jung-suk); 

pilililiiiii

Dokter Spesialis Bedah Hepatobilliary, duda ganteng beranak 1, dan gitaris di band geng. Paling pintar seangkatan, selalu peringkat satu sejak awal kuliah sampai lulus, padahal kerjaannya tiap hari clubbing dan bersenang-senang. Manusia paling hebring di geng yang suka nongkrong dan berteman di mana-mana. Penyuka kehidupan kota. Tipikal clown class yang kayak gak punya beban hidup dan insekyuritas. Amat sangat menikmati hidup. Blio ini berakhir jadi duda beranak 1, karena ceritanya biniknya selingkuh terus mereka cere deh (Ingin kukatakan pada mantan istri Mas Ik-jun, Ya Tuhan, kurang apa Mas Lee Ik-jun ini woe sampe kou bisa-bisanya slengki?” Tapi ini kan deurama ya, jadi, mari berusaha tidak baper).

Punya adek perempuan yang juga seorang tentara bernama Lee Ik-sun (Kwak Sun-young) yang oleh Ik-jun diberi julukan “Terminator”. Meskipun selalu berantem, tapi kelihatan banget kalo Ik-jun ini sebenarnya sayang sama adeknya. Ya kayak kakak-adek pada umumnya, akrab dengan caranya tapi wagu kalau menunjukkan perhatian. Wkwkwkwkwkwk.

Anak imut Ik-jun ini bernama Lee Woo-joo/ U-ju (Kim Jun). U-ju pernah bilang kalau dia itu Appaholic dan hanya butuh bapaknya dalam hidup.

Ik-jun sayang banget sama anaknya ini, sampai dia sempat ngeluarin statement bahwa dia gak peduli kalau dia dan istrinya terpaksa cere yang penting gimana caranya nanti dia hidup bahagia sama U-ju. Kesannya Ik-jun manusia yang benar-benar gak punya beban ya, karena selalu berhasil bikin ceria suasana, tapi seperti biasanya, dia yang paling ceria adalah dia yang paling banyak menyimpan rahasia. Ihir;

2. Ahn Jeong-won (Yoo Yeon-sook);

 


Dokter Spesialis Bedah Anak yang langka dan memiliki julukan Buddha karena orangnya baik banget, dermawan, dan ga segan ngeluarin duit sendiri buat menolong pasien. Lucu sih julukannya Buddha, soalnya dia tuh Katolik taat. Anak bungsu dari 5 saudara yang berasal dari keluarga kaya raya. Penggebuk drum di band geng ini punya 2 abang yang jadi Romo, dan 2 kakak yang jadi Suster. Nah, ini yang bikin dia galau, mau jadi kayak 4 kakaknya atau enggak. Ahn Jeong-won adalah si bungsu yang mendadak harus menjadi penerus rumah sakit karena Bapaknya meninggal. Kenapa dia? Ya jelas toh, karena cuman dia yang dokter, cuman dia yang bukan Pastor atau Suster, cuman dia yang hidupnya ‘masih normal’. Selain menjadi penerus Bapaknya dalam hal mengelola rumah sakit, dia juga menjadi satu-satunya harapan Mamanya, Jung Ro-sa alias Mama Rosa (Kim Hae-sook) untuk mendapatkan cucu. La iyo siapa lagi to?

Terlepas dari dia dokter spesialis bedah anak atau bukan, Ahn Jeong-won ini memang sangat suka anak-anak. Hal ini terlihat dari bagaimana ia perhatian banget sama pasiennya. Makanya itu, sama temen-temennya mah dia disuru nikah ajalah (biar punya anak sendiri). Tapi dia ya itu tadi, galau maksimal. Kebetulan, di rumah sakit ini ada dokter residen bedah umum (yang selalu jadi rebutan para dokter bedah) bernama Jang Gyeo-ul (Shin Hyun-bin) yang naksir berat sama Jeong-won. Naksirnya mah ga tanggung-tanggung, sejak pertama ketemu. Sebenarnya kalau ditonton-tonton, Jeong-won ini juga ada rasa sama Gyeo-ul dan tanpa sadar (atau malah sadar banget) memberikan perlakuan berbeda terhadap Gyeo-ul. Ini yang bikin isi kepala sama isi hatinya jadi gak sinkron, kayak “Naksir Gyeou-ul? Enggaklah, aing pan mo jadi Romo kek abang-abang aing”. Nah tapi, berkat akal bulus Ik-jun dan restu Mama Rosa, kapal Winter Garden couple ini siap berlayar. Jadi, mari kita lihat season 2 bijimana kelanjutannya.

uri winter garden couple

 3. 
Kim Jun-wan (Jung Kyung-hoo):

Dokter Spesialis Bedah Thoracoplastic yang temperamen dan blak-blakan. Gitaris cool ini gak ada ramah-ramahnya sama orang, termasuk sama pasien. Ekspresi wajahnya lebih sering kelihatan dingin dan kaku. Hidupnya kayak teratur banget, harus selalu on track, gak boleh melenceng (nyimpen permen di laci aja dihitung jumlahnya). Kalau ngejelasin penyakit dan prosedur operasi ke pasien itu maunya selengkap dan sedetail mungkin walaupun sebenarnya pasiennya mah gak ngerti. Pinter banget dalam hal pelajaran (walau masih kalah dari Ik-jun) dan pekerjaan. Dokter yang bisa galak ke semua orang, terutama residennya yang namanya Do Jae-hak (Jung Moon-sung). Tujuan kegalakannya itu sebenarnya baik. Jun-wan pun sebenarnya gak keberatan memberikan apresiasi jika memang pekerjaan seseorang itu baik, seperti waktu Jun-wan ngasih kesempatan buat Jae-hak memimpin operasi dan hasilnya memuaskan. Jun-wan memuji kemampuan Jae-hak (masih dengan wajah dinginnya), sampe Jae-hak kaget ga percaya.

Walaupun kelihatannya dingin dan cuek ke pasien, tapi Jun-wan mau datang ke acara pernikahan anak pasiennya (karena bapak si mempelai wanita abis dioperasi sama Jun-wan, jadinya gak bisa menghadiri pernikahan putrinya sendiri), dan melayat waktu ada pasiennya yang masih bayi meninggal dunia.

*crying hardly

Dalam hal asmara, Jun-wan ini tipe cowo yang umur pacarannya accelerated alias gak pernah lebih dari 3 bulan. Jadinya, dia punya mantan berderet-deret. Tapi karma does exist kan, Jun-wan menjadi bucin akut waktu dia pacaran sama adeknya Ik-jun. Entah karena umur atau memang sudah klik, Jun-wan sudah berpikir untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih seriyes. Tapi ya, mereka pacarannya diam-diam. Ga ada yang tahu kalau mereka pacaran. Tapi kalau menurut aing mah ya, Ik-jun uda tahu, cuman sengaja diem-diem aja;

 4. Yang Seok-hyeong (Kim Da-myung);

Dokter Spesialis Obstetrics Ginecology yang ekspresinya lempeeeeeng aja. Ngejelasin prosedur operasi ya lempeng, nyeritain pengalaman ditolak mentah-mentah sama Song-hwa ya lempeng, ngasih tahu kalau bapaknya selingkuh ya lempeng aja, pas main keyboard lempeng, bahkan pas disodorin kontrak kerja jadi dokter VIP ya lempeng aja. Menjadi semacam bahan bully di gengnya, tapi dengan ekspresi datarnya itu Seok-hyeong selalu bisa memberikan serangan balik yang ajib. Walaupun lempeng kayak gak punya perasaan, Seok-hyeong ini cukup populer di kalangan pasiennya karena ramah. Pasien Seok-hyeong selalu mengular dan betah berkonsultasi sama Seok-hyeong, sehingga sering bikin pasien lainnya menunggu lama.

Pengalaman hidupnya kayaknya yang paling pahit dari mereka ber-5. Bapaknya selingkuh sama cewek yang lebih muda, adeknya tiba-tiba meninggal, ibunya stroke, dan dia sendiri harus cerai dari istrinya (belum diceritain kenapa, tapi yang jelas Seok-hyeong masih merasa bersalah sama mantan istrinya itu). Rentetan kejadian mengenasakan inilah yang bikin Seok-hyeong yang tadinya gak dekat sama ibunya berubah jadi amat sangat sayang dan benar-benar menjaga ibunya.

Seok-hyeong sang keyboardist merupakan pemersatu geng 99. Seok-hyeong lah yang mengusulkan supaya mereka punya waktu rutin buat nge-jam bareng. Alasannya, “Aku ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama teman-temanku”.

Biarpun lempeng begitu, Seok-hyeong punya pesona tersendiri di mata dokter Chu Min-ha (Ahn Eun-jin). Dokter residen ini ternyata naksir sama Seok-hyeong bahkan berani mengutarakan perasaannya duluan tanpa merasa terbebani dengan apapun jawaban Seok-hyeong. Min-ha cuma minta Seok-hyeong tetap bersikap biasa sama dia dan gak menganggap penembakan barbar Min-ha itu gak pernah terjadi. Tsades kou Chu Min-ha!

5. Chae Song-hwa (Jeon Mi-do):


Dokter Spesialis Bedah Saraf, satu-satunya wanita di geng. Pilar emosi bagi ke-4 pria dalam geng ini. Sosok wanita sempurna dan punya julukan “Hantu” saking ga ada capek-capeknya kalau kerja. Operasi berderet sanggup, meriksa tesis-nya para residen sanggup, konsultasi rutin jalan, ngumpul sama gengnya lanjut, bahkan masih sempat hiking di akhir pekan. Entah di mana energi sebesar itu tersimpan di badan sekecil itu. Mungkin dari makannya yang kayak kuli. Asli kek kuli!!

Song-hwa ini semacam banci tampil. Suka perform di gerejanya, suka nyanyi, dan ngaku bersuara bagus walaupun sebenarnya mah suaranya kayak nasi Padang, ambyar. Jadilah ia diajari main bass sama Ik-jun, daripada ngerusak mental temen-temennya kalik. Dan waktu Seok-hyeong minta mereka rutin nge-band, Song-hwa sempat menolak dengan alasan gak ada waktu. Ternyata itu cuma alesan, Ges. Karena waktu Jeong-won mengiyakan dia yang jadi vokalisnya, Song-hwa langsung setuju.

Latihan pertama dengan vokalis Song-hwa dan langsung bubar

Song-hwa adalah wanita yang menolak Seok-hyeong dengan alasan menyukai orang lain (hayooooo kira-kira siapa…?). Sebenarnya Song-hwa sempat punya pacar, tapi putus karena pacarnya selingkuh (heran aing, kenapa dah pada selingkuh? Kurang apa sih pasangan kou itu?)

Sama kayak Jeong-won dan Seok-hyeong, Song-hwa juga ditaksir sama dokter residennya, Ahn Chi-hong (Kim Jun-han), seorang mantan tentara yang banting setir jadi dokter karena sakit. Chi-hong bahkan uda nembak segala, ya walaupun langsung ditolak sih (kesian). Chi-hong ini sangat memperhatikan Song-hwa, ngasih hadiah sepatu baru karena sepatu yang biasa Song-hwa pakai uda jebol dan bikin kaki sakit, ngasih bunga di meja kerja Song-hwa, bahkan tetap datang ke tempat hiking saat teman-teman yang lain membatalkan karena hujan.

Walau populer di rumah sakit, di akhir season 1 ini, Song-hwa memilih menyendiri dulu selama setahun di kota kecil. Selain untuk menyembuhkan sakitnya, dia memang pengen punya kehidupan di tempat yang gak seramai Seoul.

 

Kelima dokter ini menjalankan kewajiban mereka sebagai dokter, melakukan operasi, melakukan visit dan ngobrol asik ke pasien, bercengkrama dengan dokter residen, perawat, keluarga, dan dalam satu waktu mereka akan ngumpul bersama buat nge-band.

 

Segitu racunnya kah Hospital Playlist untuk saya? Ya.

Apakah saya sudah move on dari drama ini? Belum.

Berniat untuk rewatch lagi? Absolutely yes!

Berniat untuk move on? Sampai detik tulisan ini dibuat, belum terbersit niatan untuk beralih menekuni DraKor lainnya dulu.

 

Kenapa sih? Kenapa segitu gak bisa move on nya dari drama ini?

Sini, Nak, duduk sini. Mamak kasih tahu.

 


1. Relate

Saya memang bukan dokter dan gak bekerja di fasilitas kesehatan walaupun sebenarnya saya tenaga kefarmasian. Wkwkwkwkwk. Cuman, saya pernah Praktik Kerja di salah satu Rumah Sakit dan ya bentukannya dokter-dokter di rumah sakit itu ya kek gitu. Ada yang pucet dan kucel sekali karena kurang tidur, ada yang sibuk banget ampe makan aja gak sempet. Makanya giliran bisa makan jadinya kek bar macul sak hohah!


Ada yang galak banget, ada yang baik banget, ada co ass yang mukanya bingung dan tegang kalau diajak visit ke bangsal, dan ya ada yang santai damai kayak di pantai.  

Dan dialognya menurut saya untuk ukuran drama tuh 'biasa' banget. Gak berlebihan kayak di drama-drama biasanya. Ya kayak lagi denger orang-orang ngobrol sehari-hari, jadi gak kerasa aja gitu nonton 12 episode. Tahu-tahu kelar. 

2. Persahabatan di atas Percintaan

Cerita 5 dokter yang bersahabat sejak kuliah memang kesannya cliche ya, tapi justru itu daya tariknya. Yang ditonjolkan di sini adalah kisah para dokter yang bersahabat sejak masih kuliah dengan masing-masing pergulatan hidupnya. Dan bagaimana mereka bisa menunjukkan dukungan satu sama lain tanpa terlihat berlebihan. Liat aja waktu Song-hwa yang stress memikirkan hasil biopsinya, Ik-jun datang ke klinik tempat Song-hwa periksa untuk memberikan dukungan moral, menemani Song-hwa mendengarkan hasil biopsinya, Seok-hyeong yang langsung datang ke ruangan Song-hwa buat nanyain hasil biopsi padahal dia baru aja kelar operasi, Jeong-won yang lega bahwa sohibnya beneran baik-baik aja, dan Jun-wan yang kocak banget kek orang nagih utang pas datang ke ruangan Song-hwa karena pengen cepet-cepet tahu hasilnya dan lega karena temennya baik-baik saja. Asli yang terakhir gak akhlak!

Saling naksir mah ada, pasti adalah. Plis lah. Pret banget cewek dan cowok bersahabat tanpa pernah ada rasa cinta. Seperti Ik-jun yang ternyata udah suka Song-hwa sejak lama. Tapi mereka semua menyikapinya dengan sangat dewasa. Bahkan cenderung mengesampingkan masalah hati dan tetap menjaga profesionalitas. Ga ada awkward-awkwardnya.

Love story tokoh lainnya di drama ini memang ada dan tentulah harus ada. Dan asiknya adalah, mau sedewasa apapun manusia, kalau uda perkara hati ya kadang orang tu kelakuannya kayak balik lagi kayak bocah baru akil balig. Tapi e tapi, love story di drama ini dieksekusi dengan apik, walaupun lucu dan mirip-mirip kelakuan remaja yang baru jatuh cinta, tapi gak terlalu menye-menye. Malah lebih terkesan frontal dan barbar.

Bukan mereka kok. Tenang aja

3. Umur

Saya gak bisa memungkiri bahwa saya suka drama ini karena sudah sepatutnya saya menyaksikan drama yang sesuai dengan kategori usia saya. Bhahahak. Karena kisah dan usia pemerannya memang sudah dewasa, jadi sering nyeletuk, “Ih, bener”, “E…la iyak”, gitu. Masalahnya gak melulu soal hati, tapi juga soal kesehatan, keluarga, dan tentunya masa depan.

4. Gak eksklusif

Walaupun mereka ber-5 adalah geng gong sejak masih kuliah, tapi mereka gak eksklusif. Mereka punya circle pertemanan yang luas dan kehidupan masing-masing. Jadi ceritanya gak hanya tentang mereka ber-5 doang, tapi juga cerita Ik-jun dengan anaknya, Seok-hyeong dengan ibunya, Jeong-won dengan ibunya juga (malah main mafia-mafiaan), Jun-wan dengan pacar Bidulginya alias Ik-sun, dan Song-hwa dengan residen-residennya.

Nah, ini asik, soalnya cerita tentang pemeran lainnya juga gak kalah menarik. Nonton ajalah, gak kelar kalau diceritain di sini.

5. Manusiawi

Menggambarkan setiap tokoh di drama ini pada dasarnya adalah manusia biasa, bukan manusia super. Yang capek karena kurang tidur, yang kelaparan karena gak sempat makan, dan sewaktu-waktu sambat soal pekerjaan, rekan kerja, atau atasannya, dan cuman pengen pulang buat istirahat.


Betapa saya mengerti kondisi Do Jae-hak yang jujur mengakui kalau dia tuh pintar banget dalam hal teori dan berpikir bisa jadi dokter hebat berbekal kemampuannya itu, tapi ternyata hidup itu lebih kompleks. Di balik kelucuannya, dia ternyata punya pengalaman sering gagal ujian dan dia selalu takut salah mengambil keputusan sehingga malah membahayakan pasiennya. Dia bingung kapan dia harus mengaplikasikan apa yang dia ketahui. Padahal seorang dokter harus bisa mengambil keputusan di saat-saat penting, sesulit apapun itu.  Tapi Jae-hak ini adalah satu-satunya dokter residen yang berani nge-roast balik Jun-wan yang galak itu. Bhahak!

Atau  bagaimana Jeong-won dan Jun-wan yang merasa hancur waktu gak bisa menyelamatkan nyawa pasiennya. Jeong-won bahkan sering merasa kalau dia tuh gak layak jadi dokter. Dan coba lihat duo magang kembar lucu menggemaskan Jang Yoon-bok (Cho Yi-hyun) dan Jang Hong-do (Bae Hyun-sung). Mereka ini mengingatkan saya sama para dokter muda magang atau co ass di RS yang harus siap siaga ditanyai para spesialis kapan saja, penasaran sama banyak hal, dan bahagia banget kalau diajakin liat proses operasi langsung.

Wakanda Forever!!!

Juga hubungan Ik-jun dan Ik-sun yang kayak saudara kebanyakan, gak pernah bilang maaf, tolong, makasih, atau nunjukkin rasa sayang kek di drama-drama umumnya. Lebih sering berantemnya daripada akurnya. Tapi sebenarnya mereka saling perhatian. Ada adegan waktu Ik-jun agak kaget dan merasa bersalah waktu tahu adeknya ternyata pernah melewati masa-masa sulit dan dia gak menemani adeknya karena gak tahu. Atau Ik-sun sang Terminator yang nangis karena tahu Ik-jun sebenarnya sayang sama adeknya itu dan mau jauh-jauh berkunjung ke Inje buat ngasih makanan, uang saku, dan bilang “Maaf aku kurang perhatian. Telepon aja kalau lagi ada masalah. Aku gak sibuk, kok”.

Lihat juga betapa kesalnya Chu Min-ha ke rekan sesama residennya yang sepertinya busuk (waks) Myun Eun-won (Kim Hye-in) yang santai banget memberikan penjelasan ke salah satu pasien (iya sih, maksudnya baik atau sengaja biar gak ikutan hectic) padahal saat itu dia abis lari dari satu kamar ke kamar lainnya karena pasien lagi banyak yang harus dikontrol dan lagi hectic. Ngerti kan…? Ikut kesel sih aing.

6. Soundtracknya juara

 


Gak tahu ya, menurut saya Drama Korea itu preparasinya terniat. Termasuk lagu-lagunya. Mau lagu lama dinyanyikan ulang atau lagu yang memang khusus diciptakan sebagai soundtrack semuanya bagus. Apalagi, sesuai judulnya Hospital Playlist, lagu-lagu yang menjadi soundtrack drama ini ada banyak dan semuanya bagus!

Ow, ada adegan mereka yang masih mahasiswa lagi karaoke salah satu lagu yang memang menjadi soundtrack drama ini. Saya merasa, saya adalah Ahn Jeong-won kalau pas karaokean sama wankawan. Bagian megang krecekan sambil menikmati dan menghayati.

Membuatku bahagia.


Nah, jadi itu yang bikin saya masih belum bisa move on dari drama ini.

Jadi gak sabar nunggu season 2.


Gaskeuuuun!!!


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya