Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Bagaimana Saya Menidurkan Anak di Malam Hari

"Bobok, Sayang, Mama ngantuk,” adalah salah satu kalimat sakti yang mungkin saya ulangi saban 2 jam. Hal ini sudah terjadi selama 3 hari terakhir.

Pertamanya anak saya pilek, hidungnya mampet, terus jadinya rewel gak keru-keruan. Mungkin karena tidak nyaman. But I’m sleepy (Petamburan. Eh, itu Slipi). Saya capek, saya ngantuk, saya iri sama suami yang tetap bisa nyenyak bahkan ngigo padahal kaki anaknya uda temangsang di dadanya. Ckckckckck.

 Sebenarnya ada beberapa hal yang saya pastikan sebelum mengajak anak saya untuk tidur.

 

1. Kenyang.

Saya harus pastikan dia sudah kenyang. Biasanya dia akan makan sore di jam 5. Kalau belum disambung minum susu, maka nanti jam 7 malam akan minum susu. Biasanya, susu untuk malam agak saya kentalkan. Apalagi kalau pas dia makan malamnya gak banyak, susunya akan saya kentalkan lagi, biar kenyang, sembari tetap saya berikan cemilan macam biskuit, roti bakar, telur orak-arik plus kecap, gak mengandalkan susu formula doang.

 

2. Sudah menuntaskan pembuangan (yang besar)

Karena masih pakai popok, saya belum terlalu mengkhawatirkan masalah pipis dan ngompol, tapi sudah mulai kami ajarkan kalau mau pipis bilang (belajar tatur aja gitu), concern kami adalah pembuangan yang besar. Kalau seharian dia belum pup dan malamnya ada tanda-tanda mau beol tapi belum terlaksana anak saya juga gak bakalan tidur. Jadi harus kami ‘pancing’ supaya beolnya mau rilis. Kesian anak saya kalau pas perutnya penuh, sudah ada sensasi mau beol, tapi beolnya belom keluar. Kesian saya juga karena lingkar hitam mata saya akan bertambah. Kurang tidur memang tidak baik untuk kecantikan kulit.

 

3. Capek

Capek tapi belum ngantuk? Sering banget. Ladenin aja dulu main ini, itu, loncat sana, loncat sini, nanti juga lelah sendiri, lalu bobok. Haha. Usia anak saya sekarang lagi banyak-banyaknya kegiatan fisik, loncat sana, loncat sini, koprol sana, koprol sini, berantakin isi lemari, berantakin mainan, lari bolak-balik, pokoknya yang menguras tenaga, saya dan suami tetap ladenin walaupun pinggang dan punggung rasanya kek mau patah. Otot tangan udah ketarik kayak apa tahu setiap kali nangkapin ini bocah yang loncat tanpa mikir dari tempat tidur.

 

4. Bersih

Anak saya tu jijikan, kayak saya. Saya gak boong, dia tu jijikan. Kadang lihat telapak kakinya sendiri yang hitam gitu abis main nyeker di halaman, dia bakal, “Hiiiiiiii”. Makanya saya pastikan badannya bersih, sudah cuci tangan, cuci kaki, ganti popok, cebok yang bersih kalau habis beol, gosok gigi (kalau pas bisa dibujuk gosok gigi. He). Pokoknya tidak ada yang pliket, lengket-lengket gitu badannya.

 

5. Tidak ada yang kesakitan

Risiko punya anak yang aktif ra nduwe udel adalah siap-siap si anak kejedut lah, tersandung lah, kesrimpet lah, dan risiko-risiko yang bakal bikin si anak keseleo, memar, luka, beset, aaaaah you name it, Moms!!! Jadi biasanya dan utamanya kalau pas saya tahu dia habis jatuh gitu saya tanya dulu, “Ada yang sakit, gak?” sambil saya cek badannya, tangannya, kakinya, kepalanya. Kalau ada yang sakit dia bakal meringis, menunjukkan yang sakit, lalu bilang “Tus tus”. Diolesin minyak Kutus-kutus. Bhaique.

 

6. Ngantuk

Of course lah kalau ini. Saya tahu anak saya sudah ngantuk kalau:

- Kelopak matanya sudah menebal;

- Jadi kaleeeeeeem banget;

- Diledekin enggak merespon;

- Tatapannya kosong;

- Ongap angop.

Jika sudah begini, maka segeralah saya baringkan di tempat tidur. Kadang berakhir dengan dia tidur sendiri, lebih sering berakhir dengan dia minta nenen lalu segera tidur 10 menit kemudian.

 


Mantap!

 Terlihat mudah, tapi sebenarnya menidurkan anak kicik itu tricky. Dan langkah-langkah di atas juga sering gagal. Ya, namanya manusia cuma bisa berusaha kan ya....


_Cicilia_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya