Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Etika membesuk ibu yang habis melahirkan

Adalah sebuah tulisan setengah curhat dari saya, mari....

Dulu saya sering banget membesuk teman sekantor yang sudah melahirkan, entah pas mereka masih di rumah sakit atau sudah kembali ke rumahnya. Nah, setelah melewati beberapa ratus purnama, pada akhirnya saya pun mengalami hal serupa, dibesuk sehabis melahirkan, mungkin ada beberapa hal yang ingin saya rangkum mengenai bagaimana baiknya membesuk emak-emak cem gini. 

1. Tunggu si ibu pulih
Yes, tunggu si ibu pulih, atau setidaknya, sudah berkurang rasa sakitnya. Namanya melahirkan ya, mau melahirkan secara normal kek, mau sesar kek  tetap saja ada rasa sakit yang masih dirasakan pasca bersalin. Jadi alangkah baiknya  menunggu si ibu pulih. Atau kalau memang uda ga sabar mau jenguk, bertanyalah, tanya sama yang bersangkutan atau suaminya, orangtuanya, mertuanya, atau keluarga yang lain, boleh besuk atau tidak. Kalau boleh, bisa dibesuk kapan? Hah? Kok mau besuk aja minta izin segala? Ya iyalah, siapa tahu si ibuk benar-benar sedang mau istirahat, atau amit-amit ada komplikasi, atau suasana hatinya masih belum tertata dengan baik, atau, mau dandan dan rapi-rapi buat menyambut. Gak enak kan kalau sudah datang membesuk eh yang dibesuk mukanya muram, masam, pura-pura bahagia, terus nanti dijadikan bahan ghibah, dibilang gak sopan, gak makasih karena sudah dibesuk. Gak enak loh tiba-tiba kedatangan tamu. Saya tahu gimana kesal dan marahnya saya saat sedang di puncak kelelahan dan hendak berbaring sejenak, eeeeehhhh segerombolan datang tanpa bilang-bilang. Saya bukannya gak bersyukur, tentu saya bersyukur karena diperhatikan, tapi lak yo... Apa sih susahnya memberitahu dulu baru datang?

2. Jangan terlalu ramai
Buibuk, pada tahu kan ya habis melahirkan itu masih ada sensasi nyeri-nyeri lucuk gitu rasanya, belum lagi yang pakai mastitis segala, wow, kenikmatan dunia mana yang kalian dustakan? Jadi, minta tolong lah, jo rame-rame!!! Iya sih, yang mau dilihat itu bayinya, tapi itu bayi kan gak diwahingin terus keluar tho? Ada emaknya yang entah pakai diinduksi dulu, entah kontraksi lebih dari 24 jam tapi bukaan gak nambah-nambah, entah gimana lah sampai akhirnya bisa bersalin. Dan buibuk sekalian tahu kan lelahnya kayak apa? Excitednya tamu ini kok kadang-kadang gak dibarengi tepa selira. Emaknya masih letih woooh tetep aja diserbu dan ditanyain ini itu. Mo istirahat oi!

3. Jangan gendong bayi seenaknya.
Mak, bayi baru lahir itu sangat ringkih dan sensitif. Jadi ya tolong jangan main angkut aja dari emaknya! Minta izin dulu. Dan kalau dibolehin, pastikan sudah cuci tangan. Kau kira tangan kau itu steril macam habis keluar dari autoklaf kah?? Dan jangan main cium-cium seenaknya juga. Bukan anak Anda kan??? Satu lagi, kalau sudah tahu gak enak badan, GOSAH BELAGAK SEHAT DAN KEKEUH PENGEN GENDONG BAYI! Tahan selera! Tahan diri!!! Jangan sampe kayak anaknya temen saya yang harus dirawat seminggu di RS. Si dede drop abis digendong-gendong dan dicium-cium giliran sama banyak orang. Pernah dengar berita ada bayi baru umur hitungan hari yang meninggal karena ketularan virus dari pembesuknya??? Nah, makanya harus tahu diri. Gak mau jadi malaikat pencabut nyawa bayi gak berdosa tho?
Dan tolong ya, bayi itu manusia juga kayak Anda, bukan mainan. Dia hidup. Daripada bilang, “Pinjam dong”, perhalus bahasa Anda dengan bilang, “Boleh gendong dedenya?”, asa lebih sopan rasanya. Pinjam dong, hih, cem bukan makhluk hidup.


4. Gak usah komentar yang aneh-aneh
“Kok sesar? Gak mau ngeden ya?”
“Udah melahirkan belum e? Perutnya masih gendut gitu. Pake korset gih.”
“Aku juga dulu lahiran normal, gak segitu sakitnya, sore aku udah bisa jalan-jalan, kamu mah manja aja.”
“Bayimu kecil, ya.”
“Kok baru lahir dikasih sufor? Gak sayang ni sama dede.”
“Bayimu nenennya lama banget, ASImu keluar gak sih?”
“Ih, gak mirip sama bapaknya, hayo… anak siapa?”
STOP!!!

“Halah, baper amat. Becanda doang kalik.”
Baper Anda bilang???? Bercanda Anda bilang??? Asal kau tahu saja Fernando, habis melahirkan itu gak cuma badan yang berantakan, mood  pun masih acakadut, tolong lah sebagai sesama manusia, bisa saling mengerti. Pada pernah belajar PPKn gak sih dulu? Heran, mulut kok suka banget nyerocos tanpa mikir.
Apalagi ni ya, komentar sadis-sadis nan menghujam jantung itu suka keluar dari mulut "Ibu-ibu berpengalaman”. Padahal mereka yang seharusnya lebih tahu (kalau itu menyakitkan!). Kalau memang gak bisa memberikan output yang baik, mending diam aja. Bisa kan nanyanya lebih manusiawi macam, “Kenapa akhirnya sesar?”; “Sakit ya jahitannya? Iya, memang begitu. Yang penting dirawat lukanya biar cepat sembuh. Aku dulu pakai bla bla bla, coba deh, siapa tahu cocok di kamu.”; “ASInya udah lancar? Oh, belum terlalu ya. Udah coba apa aja? Coba minum ini, ini resep keluarga. Bikinnya gak susah kok, demi si kecil.”; “Kalo belum lancar ASInya sufor dulu gak apa-apa kok, nanti diSTOP kalau ASImu udah deres, tenang aja, jangan panik.”
Enak tho? Gampang tho? Gak ngeluarin duit juga tho?

5. Jangan lupa sama emaknya
Ini yang sering terjadi. Begitu girangnya mau lihat bayi sampai lupa kalau ada ibu si bayi. Seperti yang saya tulis di atas, bayi kan gak diwahingin maknya lalu lahir tho? Maknya ya mbuh-mbuh an menjelang persalinan, nahan sakit kayak apa tahu sampai taruh nyawa demi melahirkan si kecil. Ya agak pedih juga makanya, pas yang ditanya  semua tentang si bayi, yang dikasih hadiah si bayi, pada lupa sama emaknya. Gak ada salahnya loh sebelum nanya kabar si bayi kita sebagai pembesuk nanya emaknya dulu, “Apa kabar?” “Selamat ya sudah melahirkan”, “Gimana perasaanmu hari ini”, see??? Simple tapi past tense, sederhana tapi bermakna. 
Saya dulu diberikan 2 kado dari teman saya yang tampaknya sudah pengalaman dalam hal besuk membesuk. Dua kado, 1 untuk anak saya, 1 lagi untuk saya. Wow! Bukannya gak berterima kasih, bukannya iri, tapi sedih juga sih kalau agak terlupakan karena ada si bayi yang jadi bintang utama. *ini curhat.

6. Stop membanding-bandingkan
“Anakmu kecil kok sesar? Liat tuh si A, anaknya gede, hampir 4 kilo tapi melahirkannya normal aja.”
“Si B gak pake booster apa-apa ASInya lancar, kamu makannya dikit pasti. Gak usah diet-diet dulu lah.”
“Anaknya si C umur 3 bulan udah bisa bikin skripsi, kok anakmu belum bisa ngapa-ngapain?”
Urip kok mikir e mung kompetisi, balapan. Gak capek apa?
Ya sudahlah, setiap orang beda-beda jalan hidupnya. Yang ditreatment sama saja outputnya bisa berbeda, jangan dipukul rata gitu atuh.

7. Beri dukungan
Ibu-ibu (harusnya) bersatu tak bisa dikalahkan. Sebagai sesama wanita yang sudah mengalami menjadi emak, mbok mari galang persatuan dengan saling memberi dukungan. Beri masukan, bukan menggurui. Beri semangat, bukan ngata-ngatain. Kurang-kurangin ngomong yang gak enak. Mommy shamming is a b*tch, y'all! Anda-anda sekalian harus tahu, hal kecil yang mungkin buat kita adalah hal sepele, bagi orang lain (dalam hal ini ibu-ibu pasca bersalin) mungkin merupakan hal besar dan bisa memicu post partum syndrome. Saling memberi semangat dan mendukung saja. Itu lebih baik.

Demikian uneg-uneg saya. Hehe.
Ditulis di sela-sela nyusoni.
Dan saya rapikan beberapa bulan kemudian.

_Cicilia_


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya