Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes atau lebi

Dilan 1990: Saat Tante-tante Terpanah Asmara


"Jangan rindu. Rindu itu berat. Biar aku saja...."
_Dilan_

Jumpa lagi saudara saudari penikmat film Indonesia se-tanah air. Mohon mav kalau terlalu lama tak posting. Saya sibuk. Sibuk bobok cepet, sibuk baca curahan hati anak ini, ngayal jadi orang kaya, mikirin kerjaan yang tak pernah padam, sama mikirin kenapa suamij saya demen banget nonton sinetron Anak Langit. Ya, bisa dibayangkan kesibukan saya ini kan? Kan? KAAAAAANNNN???

Di tengah padatnya aktivitas saya tersebut, saya, beberapa office mate, dan tentunya suamij saya, sepakat untuk nonton film yang sedang booming; Dilan 1990. Jadi, Jumat tanggal 2 kemarin, kami (saya, suamij, Suwita, dan Kak Dea) cus ke Gandaria City sepulang kerja saking penasarannya apakah Dek Iqbal yang dulu cuma bisa BBM-in gebetannya sama nyanyi "Kau bidadariii.. Jatuh dari surgaaa di hadapanku... eaaa eaaaa eaaa" itu mampu memerankan Dilan yang rada badboy tapi ambungable. Dan coba tebak... Di usia saya yang menuju kepala 3, saya keluar dari bioskop dengan berbunga-bunga, merona, dan bahagiaaaaaaaaa!
 
 

Saya jujur, belum pernah sepenasaran ini sama film romantis Indonesia. Sama AADC2 aja gak gitu-gitu amat. Sungguh. Saya benar-benar ingin nonton Dilan 1990 ini. Padahal ya, trailernya ya flat aja gitu. Ngapa sik ngomong pada kaku-kaku amat? Tapi kok kepo. Tapi kok ya mak jegagig penasaran. Akut. Dan ini harus dituntaskan. Maka, setelah mendapatkan teman nonton, kami memesan tiket by MTix yang dengan kebaikan dan keluhuran hati suamij saya, tiket-tiket tersebut mendarat manis di tangan kami. Bayangkan, suamij saya yang tinggi besar cem ini...

Suamij-ku

Ngeprint tiket buat nonton film Dilan.

Sendirian. Kuingin tertawa sekaligus merasa berdosa. Mavkan istrimu, suamij.

Film dibuka dengan adegan Milea yang sudah dewasa dan bekerja dan tinggal di apartemen mevvah, mulai menulis tentang masa remajanya semasa di Bandung. Sedikit latar belakang gimana ceritanya keluarga Husain ini pindah ke Bandung adalah karena sang ayah yang seorang tentara dipindahtugaskan ke Bandung. Lampu-lampu kota Jakarta lalu perlahan berganti menjadi suasana Bandung, tahun 1990, di saat seblak belum berjaya.
 
Selama kurang lebih 1 jam 50 menit menikmati film ini, saya sepakat sama para penonton, bahwa, Dek Dilan ini manisnya kebangetan. Embuh, tapi manis. Manis, tapi embuh. Gimana ya, bikin malu-malu meong gitu loh.
 
Ini kucing. Meow

Saya pribadi menikmati film ini. Dan saya rasa para penonton juga. Hal ini divalidasikan dengan respon para penonton yang kurang lebih sama dengan respon saya waktu mendengar jokes dan gombalan yang ala Dilan yang "receh-tapi-membuatku-melayang" itu.
 
Begini kira-kira ekspresi saya setiap mendengar gombalan Dilan di film:
Ah, kamu, Dek.

Padahal di sebelah saya ada suamij woe!!!!!!

Tapi beneran, deh! Demi apa lah saya malah tersipu sipu sendiri mendengar gombalannya Dilan.
Macam ini:
Dilan: Assalamualaikum, jangan?
Milea: Assalamualaikum (dengan maksud menjawab pertanyaan Dilan)
Dilan: Waalaikumsalam (ala-ala suami menjawab salam ke istrinya)

Atau jebakan macam ini:
Dilan: Kalau kamu mau bilang 'aku sayang kamu' juga boleh.
Milea: Ke siapa?
Dilan: Ke aku.
Milea: Kamu duluan.
Dilan: Ke siapa?
Milea: Ke akulah.
Dilan: Bilang apa?
Milea: "Aku sayang kamu".
Dilan: Yaaaaah... Diduluin.
Milea: (tertunduk malu. Padahal mah seneng. Padahal mah bahagia).

Deuuuh.. Sa ae ni biji salak!

Dan wanita normal mana yang gak deg deg an kalau ditatap begini sama cowok yang ia taksir dalam hati?
Kuterpanah asmara seketika

Bahkan hati saya luluh lantak waktu adegan ini. Luluh lantak gaes!!!! Rasanya tuh pengen nampol tu anak pake wajan terus dipeluk gitu.  Tante deg deg an Dek Dilan, deg deg an!!!! Apakah ini yang dinamakan C.I.N.T.A?


Bahkan di saat saya menyusun sesi curhat ini (karena udah ga bisa disebut review film), saya masih terbawa suasana dan merasa masih SMA kalau ingat adegan-adegan yang menurut saya juarak! Macam adegan ketika Milea nyium tangan Dilan setelah didatangkan Bi Asih.


O meeeen.. ASTAGON DRAGOON... YA LOOORD.. Wajah kagetnya Dilan tu demi apa Gusti nu Aguuuuung.. Minta dicium pisan!!!!

Uuuuuuu tayang tayaaaaaaang

Yakan? Yakan? Yakan???

(Tenang suamij. Kamu adalah the one and only. Ini hanya euforia yang tak kudapatkan di masa muda. Wakakakakakak.
alibi.com)



Saya sempat iri sama Milea. Soalnya waktu SMA saya gak bisa ngalamin kayak begini. SMA saya isinya wanita Amazon semua. Tidak ada lelaki kecuali Pak Guru dan Pak Bon. Palingan ada ciwi-ciwi yang bentukannya kelaki-lakian. Cem saya ini. Sangar di luar, Tofu di dalam.
 
Sebentar, saya mau nyanyi mars SMA Santa Maria, Yk., dengan tangan terkepal di dada.

Iya sih, kalau dibawa ke jaman sekarang bakal saya sambit cowok macam Dilan. Emang sih ganteng (halah, ngaku ajalah kalo Dilan emang berbakat jadi cokiber), tapi dia tuh ya udahlah nakal, hobinya tawuran, sekolah ga niat (walaupun pintar ya katanya), ngendarain motor sembarangan gak pake helm pulak! Tapi tetap saya maafkan dirinya. Termaafkan hanya karena dia lelaki gentle daaaaaaaannnnn ingat, setting waktunya tahun 1990 ya adik-adik. Udah jauh. Jaman sekarang itu naik motor ketika pakai helm (seperti kata iklan radio Prambors). Itu 28 tahun yang lalu. Kira-kira kalau ditarik ke tahun sekarang maka Dilan kira kira sudah seperti ini.

Aaron Kwok, makin tua makin seksi

Tapi kok ya om di atas masih bisa dibribik juga kayaknya. Salah pilih foto ya saya?

Minus film? Adaaaaaa... Karena kesempurnaan hanya milik siapaa??
Andra and the Backbone!!!
Gita Gutawa!!!
Bunda Dorce!!!!
Manggil saya??
 Bagus. Uda pada pinter.

Sedikit kekurangan yang sebenarnya masih bisa dipoles antara lain adalah rambut palsunya tante Ira. Entah kenapa saya kok agak keganggu ya? Keliatan banget itu wig. Asa goyah gak jejeg di kepalanya Tante Ira. Asa pen megangin.

Terus adegan Bunda Dilan nyetir yang ketara banget pakai efek digital. Cukup bagus sih, cuman kurang halus aja. Ayo dong anak-anak muda Indonesia, jangan mau kalah!!!! Indonesia pasti bisa bikin film dengan special effect yang ciamik!!!!!!  
 
Masalah ribut-ribut pemeran, menurut saya sih pas-pas saja. Karena saya gak baca bukunya kali ya, jadinya imajinasi saya terbatas. Pemilihan Iqbal sebagai Dilan dan Vanesha sebagai Milea tetap saya apresiasi. Secara mencari pemeran yang pas itu gak mudah. Perkara Iqbal yang terlalu bersih untuk jadi seorang Panglima Tempur? Yakilah, kalau udara bersih, gak ada turunan jerawatan parah, ya jatuhnya bersih-bersih aja. Paling ya Iqbal kurang berisi aja. Eh tapi kan orang jaman dulu kayaknya memang lebih kurus-kurus deh.

Eniwei (Anyway), sebagai orang awam yang cuman bisa kritik, saya tetap kasih two thumbs up buat film ini. Terutama buat para pemeran dan kru yang terlibat di dalamnya. Kalian luar biasa! Good job! 4 juta penonton dalam 10 hari!!! Apalagi Dilan bisa melibas Ayat-ayat Cinta 2 lagi.
 
Tarik, Mang!

Hahahaha.. *evillaugh.
Gak ding.
Eh, iya ding.

Semoga sekuelnya bisa lebih sukses minimal sama dengan Dilan 1990 ini. Saya akan baper untuk jangka waktu yang belum bisa ditentukan. Iya. Saya. Yang uda tante-tante ini. Baper. Mantap mania?? Mancing!!!

Gambar diambil dari sini, sini dan sini.

Jakarta, Februari 2018.
Cicilia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Oom Alfa; dan Pria Galau di Belakangnya