Jakarta, 9 Juli 2014
Hari masih pagi ketika saya dibangunkan oleh dering ponsel saya sendiri. Jam 6.45. Mau muntab rasanya, tapi saya ingat, abang saya mau datang mengambil formulir A5 nya demi bisa mencoblos hari ini. Hahahahahaha... Dia bahkan datang jauh-jauh dari Salemba sana ke Pos Pengumben demi secarik A5 yang 'katanya' adalah surat sakti untuk kami-kami perantau ini bisa memilih di Jakarta.
Kelar mendapatkan A5-nya Abang saya kembali ke Salemba, dan melanjutkan petualangannya di sana.
Saya juga kembali, menghimpun teman-teman kos yang siap memberikan suaranya untuk presiden jagoannya. Tapi amunisinya beda-beda. Ada yang sudah punya A5 kayak saya, ada yang bawa C6, ada yang cuma bawa KTP, berharap bisa ikut andil di pemilihan presiden kali ini.
Sampai di TKP, tentu saja, yang bawa C6 dan KTP ditolak, namun dialihkan ke Kelurahan. Sempat was-was juga nih, semoga kejadian waktu pemilihan legislatif tidak terjadi lagi. Bagaimanapun 4 teman saya yang bermodal C6 dan KTP tetap mencoba. Dan memang, perbedaan informasi menyebabkan banyak miskom di mana-mana. Tetap, kami harus punya, minimal, formulir C6 untuk ditukar dengan A5 di Kelurahan sini.
Saya dan seorang teman yang sudah pegang A5 langsung menuju TPS 19. Sempat BeTe, esmosi, dan rasanya pengen ngobrak-ngabrik TPS, soalnya kami tidak didaftarkan dulu, "Tunggu di luar, Mbak. Nanti dipanggil." Lah, gimana situ mau manggil kalau segala identitas kami gak boleh diserahkan ke situ? Odong! Tapi mengingat "sing waras ngalah", kami menunggu. 30 menit kemudian, kami masuk lagi, ngotot, catat ya, NGOTOT menyerahkan A5 dan fotokopi KTP. Akhirnya diterima. Dari tadi, kek! Terus? Ya nunggu lagi sampai nama kami dipanggil.
Lima belas menit kemudian, nama saya dan nama teman-teman dipanggil. Kami akhirnya, bisa memilih. Suara kami gak sia-sia kali ini.
Intinya, terlepas dari segala sistem yang masih acak adut ini, saya bersyukur, karena masih bisa menyalurkan suara saya dengan baik dan benar, dengan tulus dan ikhlas.
Saya gak GOLPUT!!! Yeay!!!
Saya gak perlu bilang siapa pilihan saya. Tapi saya harap, siapapun yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih, semoga beliau berdua dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, menjadi angin segar untuk rakyat, dan menjalankan tugas sebaik-baiknya. Dan yang terpenting, takut akan Tuhan. Mutlak!
Dan demi meramaikan Pemilu kali ini, seperti layaknya yang heboh di sosmed, nih... saya mau bagi-bagi foto jari ungu kami. Soalnya ini sebuah kebanggan. Kebanggan pemuda-pemudi Indonesia. Kami bangga sudah memilih. Kami peduli. Kami memilih untuk Indonesia yang lebih baik! Amin...
Say No To Golput... Salam Jari Ungu...
ciyeeeeee....
Hahahahaha...
*Foto dari yang memberikan.. Makasi yaaaa...
_cicilia_
Komentar
Posting Komentar