Kamis, 12 September 2013, jam 10.20 malam.
Aaah… Ide segar mendadak muncul di kepala setelah
melibas seporsi se’i dan lanjut menenggak segelas coklat dingin dengan topping
whip cream plus choco chips. Sllluuurrrpppssss… Enggak juga sih, idenya
sebenarnya muncul tadi, pas ikutan rekrut Dexa di kampus. Berkat bertemu
Tongkol yang tersisa, memori (atau lebih tepatnya aib) berhasil ditarik keluar
dari persembunyiaannya. Ini kelanjutan Tongkol part 1 ya? Iiiiyeeeesssss!!!!!
Kemarin baru 5 orang kan ya, nah… saya akan lanjutkan beberapa manusia super
ajaib lagi aaaahhhh… Semoga lucu ya owooooh...
6. Wenny Daniaty (a.k.a Wenny, Cece, Cik Wen, Kakak
Ipar)
Sama kayak Fatrisia Vivi, kota kelahiran wanita ini
adalah misteri. Krui. Misterius banget kan? Ada yang pernah dengar? Coba kita
cek di peta buta. Eh, salah… Peta yang gak buta aja. Katanya, katanya loh ya…
Krui itu ada di Lampung. Tapi kok saya curiga, Krui itu sebenarnya sebelahan sama
Nanga Pinoh. Saya sendiri, kalau enggak pas urusin nama dan tempat tanggal
lahirnya 116 manusia bekas calon apoteker kemarin, saya enggak bakalan pernah
dengar ‘Apa Itu Krui?’ Mungkin nanti saya akan membentuk tim eksplorasi untuk
membuka dan menyingkap misteri soal apa dan di mana itu Krui dan kota-kota ‘asing’
lainnya. Jadi, wanita ini adalah penggemar oppa-oppa. Tau kan oppa? Itu loh, merk smartphone China. Oppa Find 5.*Plakkkkk… Itu OPPO kali Ciiiiiiii….. Oppa itu adalah suaminya Oma. Maka,
dapat disimpulkan bahwa wanita ini adalah penggemar pria-pria tua. *Berarti dia nge-fans sama Trikz_Cutez? =p .
Oh, bukan-bukan… Jadi, oppa itu adalah mas, abang, kakak, uda, tapi dari Korea.
Saya pusing tiap kali dia menyebut nama artis LeTek, Oppa X, Oppa Y, bahkan
ponselnya aja katanya ikutan Lee Min Ho apa Choi Si Won gitu (Loh, kok aku apal
juga?). Di manapun dia berada, dia tak henti mencari dan berburu OPPA!!! Bahkan
waktu kami terdampar di Surabaya, misinya adalah menemukan OPPA. Padahal kan Surabaya
adanya “CAK” ya… Mungkin diganti. Kalau di Surabaya namanya Cak Tono, maka
kalau di Korea menjadi Oppa Tono (wah, kok aneh bin wagu ya?). Wanita ini juga
manusia super anggun yang ada di Tongkol. Apapun kondisinya, dia tetap
menjunjung tinggi nilai keanggunan. Bahkan dalam kondisi (ceritanya) marah aja,
masih anggun. Berdiri tegak, dagu naik dikit, plus jalan ala model, one line.
Wow…… O iya, dengar-dengar wanita ini uda kirim CV dan resume ke Korea sana, mo
ngelamar jadi Jang Geum. Mari kita tunggu serial terbaru dari Jang Geum…

7. Suriadi (a.k.a Adek, Acik, Bungsu, Kucik)

Namanya irit, seirit sifatnya dan porsi makannya.
Suriadi. Selesai. Untungnya ketambahan gelar setelah 5 tahun kuliah, jadi agak
panjangan dikit, Suriadi, S. Farm., Apt. Biar lebih panjang lagi, gimana kalo
kita panjangin aja gelarnya. Suriadi Sarjana Farmasi Apoteker. Wah, Plook Plokk…Plok…
Luar biasa. Bisa ni dek, diganti di akta kelahiranmu, biar kerenan dikit
namanya. Acik adalah manusia paling melankolis di tongkol. Sama satu lagi, dia
tu kalo irit suka kebangetan. Selalu pesan air putih kalau pas makan di luar.
Es teh kek… Milkshake kek… Hedeeeeeh… Sekali-sekali lo dek. Nah, kalau urusan
melankolis, pria mungil ini salah satunya. Hobinya sekarang adalah menggalau.
Menggalaunya pun tak main-main. Pernah pada suatu sore yang syahdu dan kelabu
(mendung soalnya), pria ini keluar dari kelas (soalnya dosennya sudah bilang
akan terlambat setengah jam), membawa sebuah novel, dan mulai membaca. Kelas
kami kan di lantai dua tuh, jadi dia membaca dengan lengan bertumpu pada besi
pembatas balkon. Gimana ya menjelaskannya? Kalian ngerti kan ya tapi, Tongkol,
Pembaca sekalian..? Oke, kita anggap saja mengerti. Novelnya sih kelihatannya
berat. Bukan bobotnya, tapi isinya. Saking beratnya, hurufnya kadang-kadang
sampai tumpah dan kececer di mana-mana (ini ngomongin apa sih…?). Oke, lanjut.
Dia membaca novel tersebut, lalu tiba-tiba dia tersenyum. Tersenyum simpul
dengan mata berbinar-binar, macam orang jatuh cinta. Seram gak tuh? Yang bikin
lebih seram adalah, tiba-tiba bukunya basah, ternyata ilernya menetes dengan
tidak hormat (ini bohong kok..). Lalu, sejurus kemudian, dia menutup novel
tersebut, menghela nafas panjang, mendekap novelnya di dada, lalu masuk kembali ke kelas, seolah gak
terjadi apa-apa. Jujur, sebagai orang yang mengenal Acik, saya merinding
menyaksikan momen tersebut. Sekarang aja saya merinding… Hiiiy… Ada satu hal
yang bisa menjadi indikator kedatangan Acik, yaitu kalau Anda mulai mengendus bau blacan alias terasi. Bau
itu berasal dari kakinya yang sudah berhari-hari tak ganti kaus kaki…!!! Oh,
satu hal lagi, dia suka dan hobi banget bikin password aneh-aneh buat lepinya.
Password terakhir yang saya ingat adalah, “Ciks_beol”.
8. Gita Thessa Lonika Putri Br. Gultom (a.k.a. Gita,
Gitong, Tongkol)

Dialah satu-satunya member yang punya panggilan TONGKOL.
Berawal dari Gitong, dilanjut jadi Gitongkol. Dia sih orang Batak, lahir dan
besar di Sumatera. Tapi saya curiga sebenarnya dia adalah Putri Solo yang
Tertukar. Mengapa? Mengapa? Kira-kira mengapa? Soalnya dia itu
leleeeeeeeeeeeeetttttttt bangettttt!!!!! Makan, lelet. Jalan, lelet.
Lain-lainnya, lelet. Cuma satu yang dia gak lelet, ngangkat telpon dari Kak
Aris! Ibarat kata nih, kalau dia lari, dan kita jalan santai, sama kok
kecepatannya. Makanya ni anak suka bikin gemes. Bukan karena dia lucu, tapi
karena ke-serba-lambat-annya itu. Rasanya ini jantung uda ampe tenggorokan
saking gemesnya. Jadi, kalau kami mau makan bareng dia, kami akan membiarkan
dia mengambil makanan lebih dulu, makan lebih dulu barang beberapa sendok, lalu
setelah kira-kira hampir setengah porsinya habis, baru kami mengambil makanan
kami. Segitunya ya? Iya segitunya. Selain lelet, ini anak juga kurang kerjaan.
Pernah, pada suatu praktikum yang ‘sesuatu banget’, yang mana membutuhkan
SARMEN (sarung tangan meeeen…), dia bertingkah. Kursi di laboratorium kami
bentuknya adalah bulat, tanpa sandaran (ya iyalah, lo kata di café?), dengan
kaki yang cukup panjang. Nah, ini anak lagi duduk ni, tanpa didampingi atau
diawasi siapapun. Mungkin pada tahu kali ya, itu lo, kalo kita suka mainin
bangku, caranya, duduk di bangku, pegang pinggiran meja, lalu dorong-dorong
bangku ke belakang seolah-olah mau jatuh. Bisa membayangkan? Nah, si Gita ini
melakukan itu beberapa kali sampai pada momentum yang tepat dia berhasil
mempermalukan dirinya sendiri. Gak ada angin gak ada hujan gak ada puting beliung
(Angin ini seram soalnya ada kata ‘beliung’nya, kalo gak ada kata itu pasti gak
jadi serem) tiba-tiba, dia mundur, terjungkal indah ke belakang dengan SLOW
MOTION. Lalu, GEDUBRRAAAAKKK!!!!
Jatuhlah manusia Gita dengan nilai sempurna, sedikit
ada gerakan salto di udara, berputar 360 derajat, lalu pendaratan yang
terbilang gagal dengan pantat duluan dan menghasilkan bunyi yang merdu. Aneh
to? Dia polah sendiri, gak ada yang dorong, jatuh sendiri, cengar-cengir pulak.
Dan jangan main-main sama dia. Dia punya senjata rahasia pemberian Nyi Pelet,
yaitu 10 kuku tajam dan super sakti yang mengandung racun perpaduan dari bisa
ular, tarantula, dan kalajengking. Awas… Beware!!!
Oooow... baru 8 ya.. masih ada... 4 lagi (5 kalau saya termasuk). Hahahaha.. Tunggu kelanjutannya di 'Tongkol Part 3...."!!!!
Komentar
Posting Komentar