Senin, 16 September 2013, jam 10.30 pagi. Saya menulis bagian ini di
tengah kegalauan karena belum mendapat panggilan kerja. Sehingga, daripada
semakin galau dan bermuram durja, ada baiknya kalau saya melanjutkan cerita
saya. Nah, ni part ini, saya mau meralat, kalau Tongkol itu ada 14 orang (saya
malah lupa menghitung diri saya sendiri). Hahahahaha… Berarti masih ada 6 orang
yang belum dibicarakan. Penasaran…? Penasaran…? Penonton di rumah pensaran..???
Cekidot…
9. Bennydiktus (a.k.a Aben, Ber Ben, Brader Palsu)
Berkat polling SMS yang pernah iseng-iseng saya adakan saya menyatakan
bahwa… (drum roll pleaseee…) Aben, alias Bennydiktus, S. Farm., Apt., menjadi
pemenang di 3 kategori sekaligus, yaitu:
-Tongkol Paling NISTA; - Tongkol Paling JAYUS; dan - Tongkol yang
Paling SUKA CARI ALASAN! Congrats Ben…
 |
Saya sudah berusaha cari wajah tampan Aben, tapi apa daya... |
Ya gimana enggak nista? Misal ya… misal, contoh aja. Kami akan
mengadakan kerja kelompok berjamaah ni. Sudah janjian jam 10 pagi (sengaja
dibikin agak siang mengingat Tongkol tu paling susah bangun pagi), sudah
disepakati dengan tetap memberikan toleransi keterlambatan beberapa menit. Mau
tahu kelakuaan Aben? Jam 10 itu dia akan dengan sukacita baru melek dan menarik
selimut lagi dengan semena-mena. Paling keren, catat, PALING KEREN itu kalo jam
10 pagi dia uda ngulet, ngambil handuk dan laporan sama Ivon kalo dia OTEWE
MANDI. Sialan bukan…?
Terus, dia juga Tongkol yang paling jayus. Kadang-kadang kasihan sih
kalau menlihat usaha dia untuk melucu yang gagal itu. Tapi mau gimana, memang
jayus sih. Pokoknya, tiap kali dia bermaksud baik untuk melucu jadinya adalah
garing. Sampai-sampai langsung terdengar koor dari sekumpulan jangkrik setiap
kali Aben selesai (berusaha) melawak. Kalau sudah begitu (sudah tau gagal
melucu), akan terjadi hal berikut: Alis Shinchan yang mendadak sayu, mata
membulat, mulut sedih, perut membuncit, lalu jongkok korek-korek tanah. Dan
jangan lupa kalau dia adalah Tongkol yang paling suka cari alasan, terutama pas
JaPok ataupun alasan biar gak ikut nongkrong bareng Tongkol lainnya.
Nah, kalau ada kategori TONGKOL YANG PALING SUKA BOONG, mungkin pria
ini juga pemenangnya. Tapi, dia hanya mau mendustai satu anak gadis; Carolie
Ivoni. Kalau sama Nanda, Ivon suka menciptakan pertengkaran rumah tangga, maka
dengan Aben mereka akan bikin kerusuhan masaal. Iyalah, Ivon aja dihitung 2,5
orang, Aben dihitung 3 orang (perut Aben gak kalah songong sama perut Ivon).
Walaupun sering boong, Aben selalu berhasil memperdaya Ivon. Suatu hari, pas
Praktikum Toksikologi (kalau gak salah ingat) kami diharuskan menggunakan
mencit sebagai hewan percobaan. Pada praktikum tersebut dikatakan bahwa untuk
membuat si mencit dangak dan mau membuka mulut adalah dengan menjepit kulit
tengkuk si mencit menggunakan telunjuk dan IBU
JARI. Si Ivon yang saat itu duduk di dekat Aben pun bertanya, “Ben, ibu
jari tu apa?” Aben yang lagi bosan dan ngantuk pun menjawab JUJUR, “Jempol,
Pon.” Tau sahutan Ivon? Dengan dramatis Ivon bilang, “Bohong!” Aben yang merasa
jawabannya benar balas nyolot, “Ibu jari tu jempol, Pon…”. Yaah, hari itu
berlanjut dengan peperangan antara Aben dan Ivon. Ivon yang sering banget
dikadalin sama Aben gak percaya sama jawaban Aben yang untuk PERTAMA KALINYA JUJUR, tanpa MSG. Saya
bisa mengerti perasaan Ivon, dan saya ngerti banget perasaan Aben (secara… saya juga sering ngadalin Ivon, Toss
Ben!!!).
10. Johanna Maria Phinansia Waso Rato (a.k.a Nensi, Enos, Nencos)
Namanya memang panjang. Paling panjang se-Tongkol Raya. Apalagi
ketambahan gelar dua biji, makin panjanglah namanya itu. Anak ini asli Papua.
Asli. Gak pake fotocopy. Dilegalisir pulak. Jagoan tari Yospan. Dan ada dua hal
yang bikin saya suka curiga sama anak gadis satu ini. Pertama, saya yakin,
kalau dia pake batre energizer tipe A2 sebanyak 8 biji di suatu tempat di
badannya. Soalnya tuh, sepenglihatan saya, tenaganya gak pernah habis! Ada aja
yang bergerak, entah kakinya, kepalanya, entah jari kakinya, atau bahkan
molekul penyusun urat syarafnya. Pokoknya kudu bergerak!
Kedua, saya curiga kalau anak ini hobi nyemilin toa masjid. Karena
suaranya bisa terdengar dan terdeteksi sampai jarak 25 km! WOW bukan…? Makanya,
kalau mau menemukan posisi di mana anak ini berada, gampang. Caranya… Duduk
bersila, tangan diletakkan di atas lutut dengan telapak mengahadap atas,
pejamkan mata, rileks, atur pernafasan, pasang telinga baik-baik, dengarkan
setiap suara yang ditangkap oleh telinga Anda. Lalu, kalau mulai terdengar
suara serak-serak becek yang mencapai ketinggian oktaf tertentu, atau terdengar
suara tawa membahana yang tidak lazim, itulah…Tanda kehidupan dari seorang
Nensi. Lalu, kuatkan hati, mental, jiwa, dan raga Anda untuk benar-benar
menemukan posisi keberadaan Nensi ini.

Badannya kurus. Tapi jangan salah… Tenaganya, tenaga kuda! Hal itu
terbukti saat mengangkat barang-barang yang mau dijual pas zaman masih
mengumpulkan dana untuk acara sumpahan kami. Nensi mampu mengangkat banyaaaak
sekali barang-barang hanya dengan mengedipkan mata! (soalnya yang ngangkut
orang lain…).
Dia memang jagoan, tapi dia adalah Tongkol yang paling suka terlambat
masuk ke kelas pas kuliah. Biasanya, dia memanfaatkan tolerasni keterlambatan
yang diberikan dosen. Misal kelas dimulai jam 7, maka Nensi akan masuk kelas
pas jam 7.15! Kondisi saat dia baru datang adalah, buka pintu, cengar-cengir
dulu di depan pintu, masuk, lalu duduk di muka (di samping pak kusir yang
sedang bekerja… lalalalala….). Karena hukum rimba yang berlaku de kelas saya
adalah, “Barangsiapa datang terlambat saat kuliah, maka Andalah empunya bangku
pesakitan di posisi paling depan!” Sudah rahasia umum kalau mahasiswa biasanya
paling anti duduk di depan. Takut ditanya dosen, takut ketahuan tidur, malas
nyatet, takut ketahuan fb-an, dan lain-lain. Maka, kalau Nensi bisa masuk kelas
tanpa terlambat, 1 kata: EMEJING!
11. Astaria Sekar Setiarum (a.k.a. Arum, Atun, Rumiyatun, Yum,
Partner)
Anak ini punya postur tubuh yang unik cenderung langka. Kepala kecil.
Torso kecil. Lengan besar. Paha besar. Betis pemain bola. Jangan dibayangkan,
NGERI… Tapiiiiii… begitu-begitu dia adalah penari yang handal loh… Atun
sebenarnya sudah dewasa (kalau diukur dari umurnya), tapi, karena kelakuan dan
hobinya yang suka seenak betis bikin istilah-istilah aneh bikin dia lebih cocok
dimasukin ke keranjang bayi, dipasangin dot, lalu diajak keliling taman bunga.
Dia suka mencipatkan kata-kata ajaib yang mana hanya dia dan Tuhan
yang tahu. Seperti, “Uik..”, “Ca…”, dan yang terbaru, “Onyooo…” yang kata Atun
artinya adalah Soswit (???). Yasalam, mari kita telaah. Soswit berasal dari So
Sweet yang kalau di-Indonesiakan menjadi “Manis banget..” (merujuk ke
tindakan). Nah kalo “Onyo”? O=manis, Nyo=banget?? (bunuh guweeeeehhhhh…). Kami
menjadi sangat akrab sama bahasa bayi milik Atun karena dia suka banget
mengeluarkan bunyi-bunyian itu setiap kali bergerak. Misal, “Tun, geser dikit
dong.” Maka dia akan bergerser dan tentu saja sambil berbunyi, “Uik..”
Entahlah, apa maksud bahasa nista itu, sekali lagi hanya Atun dan Tuhan yang
tahu.

Gadis ini punya pabrik yang sangat produktif. Pabrik Air Mata. Air
mata yang suka keluar tak terkendali baik karena alasan logis maupun karena
alasan mistis. Dulu, pasa zaman nelangsa skripsi, saya pernah mengirim sebuah
pesan singkat, “Tun, aku dapat kabar dari X kalau ibu Y (dosen penguji kami)
mau ke luar negeri lagi besok.” Lima menit kemudian, saya menemukan seonggok
betis, eh… sesosok gadis, duduk di lantai, diam, menutup mata dengan dua
tangan, dan tahu-tahu, sudah banjir air mata (dan ingus tentu saja). Eh..? Saya
bingung dong. Saya tanya pacarnya yang saat itu duduk persis di sebelah Atun,
dan pria yang punya panggilan Monyu (?) itu Cuma cengengesan. Saya yakin, saat
itu, sebenarnya Monyu-lah yang paling terguncang. Lalu ada lagi, pas kami
kompre. Pagi naas itu kami sudah berkumpul di depan ruang ujian kami
masing-masing. Lalu lewatlah rombongan penguji kompre dan segera masuk ke
ruangannya masing-masing. Sejurus kemudian… Tangis Atun membahana. Dia menangis
hanya karena melihat penguji! Lalu, setelah dia keluar dari ruang ujian, bisa
ditebak? Iya, dia menangis part 2. Yang paling lucu itu pas kompre hari kedua.
Hari itu kami menunggui Vivi yang memang kebetulan dapat giliran ujian paling
terakhir. Kami sepakat untuk tidak pulang dulu (gak ada kesepakatan sih..
Otomatis aja gitu). Sebagai yang terakhir, Vivi udah tegang dan berimbas ke
ekspresi mukanya yang kadang-kadang biasa, kadang-kadang kayak lagi nahan eeg,
pokoknya dia stress. Begitu Vivi selesai ujian, Vivi mencari kami yang
kebetulan berkumpul di depan ruan ujian C. Nah, pas Atun melihat wajah Vivi
yang terpukul setelah dibantai sama penguji kompre, coba tebak? Iyessssss Atun
nangis lagi…!!! Padahal sumpah demi apa, Vivi bahkan mengeluarkan sepatah kata
pun! Maka langkah paling bijak yang harus dilakukan saat Atun menangis adalah,
menjauhi TKP secepat mungkin!
12. Dini Kristanti (a.k.a Dini)
Dialah yang secara nyata-nyata menunjukkan kalau dia Tongkol yang
paling kaya. Soalnya dia uda punya rumah sendiri. Tapi ya itu… Jarang
ditempatin soalnya atut kalo bobo sendiri. Dini adalah anak yang rajin, pintar,
penyayang binatang, penyayang Mas Dion, rajin beribadah, rajin menabung, dan
suka membantu nenek-nenek menyeberang jalan.
Dini juga jago sulap loh. Gak percaya? Gak percaya..? Percayalah..
Karena, ”Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya…” Halleluya…
Dini tuh, sulapnya khusus. Khusus laporan dan makalah. Jadi, pada
suatu waktu yang syahdu dan sendu, saya sekelompok sama Dini. Ada saya, Dini,
dan dua orang teman lagi. Kami janjian pada hari H jam J di tempat T untuk
mengerjakan makalah. Kalau tidak salah, waktu itu kami kebagian tema tentang
Tiroid, iya…kelenjar tiroid.. Untuk mata kuliah Patologi Klinik (iya kan ya?).
Pada waktu yang sudah disepakati bersama itu, Dini sudah mengonfirmasi kalau
akan terlambat datang, jadilah, kami bertiga mencurahkan segenap tenaga, daya
upaya, keringat, dan darah untuk mengerjakan makalah tersebut (bohooong
besaaarrrrr…). Di tangan kami, jadilah makalah ‘kosong’ sebanyak 15 halaman.
Lumayanlah… *menghibur diri sendiri.
Kemudian, kami menyerahkan softcopy
makalah tersebut ke Dini untuk dicek, ditambah, atau dikurangi. Besoknya,
setelah melewati waktu semalaman di tangan Dini, makalah itu beranka pinak dan
berkembang biak menjadi 72 halaman!!! Entah dengan cara apa dia menuliskan yang
57 halaman lagi. Bandung Bandawasa aja gagal loh bikin 1000 candi dalam waktu
semalam, padahal uda dibantu sama jin se-RT. Dini! Dini loh!!! Berhasil
menambahkan 57 lembar ajaib dalam semalam!
Tapi, sekali lagi, kesempurnaan hanya milik Bunda Dorce, di balik ilmu
magis yang dimiliki Dini ada 2 problem: Lelet dan Lemot.
Kurang lebih sama kayak Gita, Dini ini leletnya ampun deh (baca
Tongkol part 2). Ritual Dini kalau pas makan:
1.
Ambil piring, alat makan, nasi dan lauk pauknya;
2.
Duduk;
3.
Menata makanannya sampai canteeeek;
4. Ambil dikit, suapkan ke mulut, lalu mulai
mengunyah. Makanan akan ditelan setelah melewati proses 64 kali kunyahan.
Ini bikin gemes,
soalnya lama banget. Rasanya pengen ngejus makanan Dini, masukkan ke kantung infus, lalu ditransfusikan langsung ke
lambung. Kelar!
Lemot. Seisi jagad
raya tahu kalau lemotnya Dini bikin pengen bunuh kucing liar yang suka beranak
di kos. Tiap kali kami bercerita, uda seru…uda ngakak…udah tabok-tabokan, kami
langsung melihat Dini. Dia ikut tertawa. Tapi kalau ditanya, “Ngerti Din?”
jawabannya Dini selalu, “Enggak.” Atau, “Oh…ini ngomongin A ya?” padahal
ngomongin A-nya uda kelar 5 tahun yang lalu *gigit-gigit
sandal…
13. Tri Harjono (a.k.a Engkong, Cute, Tri, Jono)
Nah, ini dia manusia tertua dalam sejarah Tongkol. Konon, manusia yang
punya nama alay Trikz_Cutez ini sudah hidup dan berkeliaran di dunia sejak zaman
Nabi Udin (siapa, tuh?). Pria punya andil besar dalam kemerdekaan Indonesia.
Tahu kan kalau Ibu Fatmawati yang menjahit bendera pusaka yang pertama? Nah,
mesin jahitnya itu belinya di toko mesin jahitnya Jono!!! Bayangkan!
Bayangkan!! Bayangkan kalau saat itu toko mesin jahitnya Jono tidak ada. Di
mana Ibu Fatmawati akan membeli mesin jahit? Ya…mungkin di toko mesin jahit
yang lain.

Jono merupakan Tongkol yang paling berprestasi. Tahun 2011 lalu dia
berangkat ke Mesir sonooo lo.. Dalam rangka lomba PCE (Patient Counseling Event) di The 58th IPSF World Congress.
Jono berangkat dengan membawa nama kampus Sanata Dharma tercintah, nama Indonesia, dan tentu saja nama TONGKOL RAYA. Di event tersebut, dia berhadil jualan batik, eh... menyabet juara dua lo... Juara dua dunia... DARI TONGKOL!!!! We proud of you la Cute...
Selain buat lomba dan ngasi makan onta, Jono juga sekalian mengunjungi bekas teman-temannya zaman masih jadi kuli waktu bikin pyramid dan Sphinx. Iya, dia dulu kuli. Enggak heran kan kalau badannya sampai habis begitu, tinggal kerangka.
Pria ini tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Di saat orang-orang berlomba untuk mengecat rambut dengan warna hitam, burgundy, brown mocca, pink, atau blonde, pria ini malah me-highlight rambutnya dengan warna PUTIH! Memang, Jono ini seorang yang anti mainstream. Berani menggebrak dengan tren fashion terbaru. Ada Soundtracknya lo buat Jono ini..."Sampai MEMUTIH rambutkuuuuu...uwoooo...uwoooo..".
Selesai? Loh kok? Katanya Tongkol ada 14... Ini kan baru 13... Yang satu lagi?
Sekarang saya mempersilahkan yang 13 itu menuliskan resume tentang saya. Yang mau balas dendam, monggolah... (kalau bisa, hahahahahaha...).
Komentar
Posting Komentar