Jakarta, 11 Januari 2015
Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Abang saya tercinta, yang tertua di rumah, Bang
Alexander Arie Sanata Dharma, di usia Anda yang sudah matang ini, tunaikanlah harapan orang tua kita, Bang... Hahahahahahaha... Anyway, selamat ya, semoga sehat selalu dan tetap produktif. PNS hanyalah status, passionmu tetap menulis kan yeeee...
Lanjut!
Jadi, tadi pagi saya dan teman-teman berkelana ke Taman Wisata Angke Kapuk. Ajakan datang dari seorang teman yang penasaran kayak apa sih TWA ini? Maka, saya, dia, dan 4 orang lainnya berangkat dari kos demi menuntaskan rasa penasaran mengenai lokasi budidaya mangrove ini.
Untuk rute dan jalan, sorry ya, saya enggak paham. Maklum, saya ini buta arah. Tapi kalau mau tahu cara ke sana, ada banyak situs dan blog yang menuliskannya seperti
di sini. Dengan Rp 25.000,- per kepala plus biaya parkir Rp 10.000,- saja (untuk mobil), kami ber-6 masuk ke TWA sini. Hasil review dan komentar beberapa teman yang sudah lebih dulu ke sini adalah: LUAR BIASA! AWESOME! KEREN BINGIT!! Makanya, saya berekspektasi cukup tinggi untuk tempat ini. Tapi saya enggak akan menulis tentang keindahan tempat ini. Saya mau bicara tentang SAMPAH dan VANDALISME!
Baik, memasuki area wisata ini, indah? Aku sih jawab yes. Bagus? Aku juga jawab yes. Apa yang mengganggu? Baunya itu loh... Usut punya usut, bau kurang sedap itu disebabkan oleh sampah yang menumpuk di sisi jalan (jembatan).
 |
Sampah "hanyut"? |
Mungkin terbawa arus dan nyangkut di pinggir. Masalahnya, itu sampah dari mana woiii??? Dari laut? Diacak-acak kucing terus jatuh, atau DARI PENGUNJUNG sendiri?
Saya dan teman-teman terganggu. Mungkin pengunjung yang lain juga. Saya yakin kalau pengelola dan petugas pun berusaha (atau minimal pernah berusaha) untuk membersihkan, memperindah, dan membuat tempat ini agar nyaman untuk dikunjungi, secara tempat ini juga bisa digunakan untuk menginap (boleh ni retret di sini, tenang euy!). Tapi begini, saya sih enggak mau meng-generalisasikan ya, tapi yaaaah... Berapa orang sih di Indonesia Raya ini yang mau buang sampah di tempat sampah? Paling enak kan ada sampah di tangan lalu, plung! Pura-pura gak lihat kalau itu sampah jatuh di dekat kakinya! Utekke di manaaaaa????? Seperti yang Abang saya pernah tulis
di sini, kayaknya orang berpendidikan tinggi pun suka lupa kalau pasangannya sampah itu ya tempat sampah.
Saya masih berpikir positif kalau itu sampah hanyut, terbawa dari laut dan nyasar di TWA. Saya juga masih (sempat-sempatnya) mikir kalau itu sampah udah dibuang di tempatnya sih, cuma, gara-gara ada kucing yang gak sekolah datang, itu sampah berantakan gara-gara sampahnya diacak-acak demi mencari sesuap berlian nasi.
Tapi eh tapi, kalau sampahnya macam begini:
 |
-___-" |
 |
Sampah di mana-mana |
atau begini:
 |
Kerjaan kucing? Enggak mungkin kaaaan... |
 |
Sampah dari laut? NO! |
saya yakin kalau itu bukan dari laut, tapi dari pengunjung yang tangannya (DAN OTAKNYA!) gak sampai hati untuk membuang bungkus warna-warni itu ke tempat sampah. Apalah beratnya jalan sedikit lalu, si sampah akan jatuh terhormat pada tempatnya.
Bikin gemes aja!
Seperti yang saya bilang sebelumnya, selain masalah sampah, saya mau nulis sedikit tentang VANDALISME.
Vandal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).
Apa kaitannya dengan TWA?
Ih, gampil deh.
Ini nih:
 |
Njuk aku kudu ngopo? Kayang sambil muni "pucuuk pucuuk" ngono???? |
Corat-coret kayak gini opo sih fungsinya??? Pamer karena uda pernah ke sini? So classy...
Kalau mau corat-coret, di bangku sekolahan aja sonoh! Itu aja uda bikin emosi.
Ini di tempat wisata yang mana ada jutaan manusia yang akan datang, melihat, mengamati. Mending kalau habis lihat terus geleng-geleng prihatin. La kalau ikutan corat-coret???
Terus saya heran deh, sama mereka-mereka ini:
 |
Basia dan Kelvin pacaran.. Ciyeeeeeeeeee... |
ini:
 |
Intan dan Rizki jadian.. Ciyeeeeeeeeee... |
dan ini:
 |
Eka dan Indra.. Pokoknya ciyeeeeeeeeeeeeeeeee... |
Pasangan-pasangan labil ini minta didoakan atau bagaimana? Atau mau pamer kalau mereka pacaran? Atau mereka itu...ah.. sudahlah, capek sendiri mikirin alasan mereka menulis 'prasasti cinta' mereka.
Semoga aja mereka-mereka ini gak jadi nikah! Pacaran aja ngerusak gimana kalau nikah!
Mungkin yang ini malah sudah putus:
 |
Nida dan Yunus.. Heleh.. |
Oh, satu lagi, mumpung mereka ngaku:
Kepada Bapak/ Ibu Kepala Sekolah SMK Yadika 1 Tegal Alur dan Al-Kamal International School (wiiidiiih... ternyata begini kelakuan anak sekolah standar INTERNASIONAL??? Goblok!), tolong dong siswa-siswinya baik yang menuliskan ini maupun yang masih menimbang-nimbang akan menulis 'prasasti' mereka di tempat wisata atau di tempat umum lainnya, ditindak siiiiihhhh!!!!! Mungkin ini terlihat sebagai 'kenakalan siswa biasa', tapi saya percaya, sekolah punya andil untuk mencegah 'kenakalan siswa biasa' ini dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif. Kali aja anak-anak ini berbakat dalam grafiti, atau malah kurang diperhatikan, who knows?
 |
SMK Yadika 1 |
 |
+ Al Kamal Int. School. Febby ini siapa? Yadika? atau Al Kamal??? |
Demikian hasil investigasi saya. Terlepas dari keindahan di Taman Wisata ini, saya masih merasakan keprihatinan. Mungkin ada bahasa yang kurang menyenangkan di tulisan saya kali ini, mohon maaf, itu sengaja.
Buat saya, Anda, dan kita semua, kalau memang tidak mau memperbaiki dan menjaga keindahan alam atau tempat di manapun itu, minimal, JANGAN MERUSAKNYA!!!!!
Terima kasih,
Berkah Dalem...
_Cicilia Yunilitaayu_
Ini keren Cici peduli sama hal-hal kecil yang mungkin diabaikan oleh traveler lain. Yang hanya menulis dan mengekspos sisi indah tempat wisata tanpa berani angkat suara atas perusakan alam dari hal kecil seperti sampah & coretan-coretan yang jelas merusak pemandangan ya. Keep writting ci... :D
BalasHapusxxx,
http://ebylarasati.blogspot.com/
widiiiw.. makasi laraaaas... hehehehe.. keep reading and supporting me yaaaaa
HapusPastinya. Ditunggu postingan selanjutnya Ci :)
Hapus