Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes ...

Hampir Apoteker

Yogyakarta, 1 Agustus 2013

Saya kok berasa sedang lulusan SMP. Hari ini kami berkumpul, dikumpulkan lebih tepatnya, untuk pengumuman kelulusan. Yudisium dengan cara yang belum pernah kami lakukan. Pukul 11 lebih sedikit, 116 calon Apoteker sedang berharap-harap cemas, lulus gak ya... (Padahal ya sudah pasti lulus, hanya belum tahu dapat nilai apa. hehehehe...). Lorong sempit di depan ruang K. 203 jadi semakin sempit karena dijejali 116 manusia dengan segala tipe dan luas permukaan tubuh. Dari yang iriiiiiiit kayak Agatha Novita sampe yang borooooosssss kayak Peffley Lukito dan Denny Andreas Purnomo, oh.. Si Rio Bagus Permadi juga (bagi Pak dhuwur e...).
Satu persatu dipanggil ke dalam. Kami disambut bapak Dekan, ibu Kaprodi, dan ibu Wakaprodi. Kami diberi amplop dengan kop Fakultas seperti ini...


Lalu, di dalamnya ada surat yang menyatakan kami lulus atau tidak seperti ini....




Nah, SMP banget ya... Hahahahaha... Tapi tetap saja euforia sudah lulus itu menyebar dengan sukses ke seantero lantai dua. Bahagia? Ya jelas lah... Barulah kami dikumpulkan (lagi) di K. 202 untuk diberi beberapa pengumuman dan diberi kesempatan untuk ngintip transkrip nilai. Beeeuuuuh... Kalau enggak diarahin tuh 116 manusia, udah hancur luluh lantak sudah benda yang namanya TRANSKRIP NILAI itu. Hahahahaha... Sudah diberi pengarahan pun tetap acakadut. Ya maklum, namanya manusia tak lupt dari rasa penasaran. Yang herannya, padahal kan butuh tahu nilainya sendiri kan ya, tapi kok ya banyak banget yang dibolak-balik, lihat nilai temannya. Tapi kan tidak boleh curigation ya... Mungkin ada teman yang titip liatin... hmmmmmm...


Nilai saya? Puji Tuhan, setelah berabad-abad termangsang di Mrican, di tengah kegalauan para Ramelaners karena tak kunjung mendapat kepastian, akhirnya kami bisa bernafas dengan sangaaaaattttt lega karena nilai yang tercetak di transkrip SANGATLAH MEMUASKAN. Terimakasih Tuhan, You Are Good...

Sekarang, tinggal galau-galau risau mencari pekerjaan. Saya percaya, kami bisa. Sudah banyak yang sudah mendapatkan pekerjaan, saya dan teman-teman yang belum mendapat pekerjaan pasti akan segera menyusul. Amin....

Dan harapan saya selama ini agaknya bisa terwujud. Maju ke depan, salaman dengan Dekan dan Kaprodi dihantar kalimat... "Cicilia Yunilitaayu Sumarno Sarjana Farmasi Apoteker. Dilahirkan di Bukittinggi 27 Juni 1990. Didampingi orang tua, Bapak Matheus Sumarno, S. Pd. dan Ibu Emilia Tiur Mina, S. Pd. Predikat kelulusan.... DENGAN PUJIAN...".


_cicilia_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Wednesday: A Child That Full of Woe

Lupa UUD 45