Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Gambar
Saya terakhir ketemu Budhe saya nun jauh di Jogja itu akhir tahun kemarin. Saat itu, Budhe saya yang saya ingat sangat lincah, cerewet, bugar justru tampak kurus, kuyu, lebih lesu, dan lebih banyak duduk. Saya baru tahu kalau Budhe mengidap diabetes. Entah sudah berapa lama, karena Budhe bilang kalau kakinya mulai sering kesemutan, kebas, dan kalau luka lama sekali sembuhnya. Kabar terbaru dari Ibu saya, salah satu kaki Budhe sudah dibebat perban dan mulai menghitam.   Mungkin saja, diabetes yang diderita Budhe saya itu disebabkan oleh gaya hidup. Minum teh harus manis, cemilan manis selalu ada, olahraga seminggu sekali, dan HARUS makan nasi. Kalau sehari sudah makan berat 3 kali tapi belum makan nasi, ya dianggap belum makan. Jadi tetap akan tambah lagi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Itu yang saya ingat waktu liburan lama di sana. Sekarang Budhe sudah menjalani pengobatan, mengatur pola makan, dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.   Apa itu Diabetes? Diabetes ...

Sabtu Vigili 2016 di Karawaci

Jakarta, Hari Minggu Paskah 27 Maret 2016.

Holaaaaaaaa semuanyaaaaahhhhh..
Jumpaaaa lagiiiiii

Ciiiii..


Luuuuuuuk...


Baaaaaaaaa!!!!
*lalu ditonyo sama Maisy yang udah jadi dokter.


Selamat paskah semuanyaaaaaa....

Pagi ini, saya bangun dengan perasaan bahagia, bahagia, bahagia. Iyesss.. saya alay. Saya bahagia binggo lah pokok e.
Mas Mbong, Mas Pildacil, UmBen

Semalam saya habis tugas koor di Paroki Santa Helena Curug-Karawaci. Coba, iseng banget gak tuh misa malam Paskah jauh-jauh. Ini dalam rangka tugas negara sekaligus tugas keagamaan, eh kebalik, tugas keagamaan dan tugas negara, seperti Mars Santa Maria, "Mengabdi Gereja dan Pertiwi", seperti Mars de Britto "Bagi Tuhan dan bangsamu", seperti Mars Seminari Mertoyudan "Sedia akan karya bagi Gereja Bangsa" (ciyeeeee yang pacarnya alumnus Seminari Mertoyudan... susasuiit), dan seperti original soundtrack Tahun Kerahiman Keuskupan Agung Jakarta "Mengamalkan Pancasila bagi Bangsa dan Gerejamu", *mulai ngepel.
Gini, saya habis nyanya nyinyi sama teman-teman yang dulunya adalah PSM Cantus Firmus (eh, sekarang masih Cantus Firmus sih, eXtraordinary, soale udah bukan mahasiswa tapi AbeGe tua yang kangen tampil). 
Sejatinya latihan kami amatlah kurang. Dulu zaman masih kuliah, latihan untuk acara besar seperti ini bisa tiap hari, diulang-ulang sampai hafal mati bahkan tanpa perlu melihat teks. Sangar tho? Lah kami, di usia yang distribusinya tidak merata ini (sungkem sama pelopor PSM CF) malah latian ming seminggu pisan, kui ae isih do bolong-bolong (saya kok, saya. Mbolosan), telatan sisan. Latihan jam 11, baru mulai jam 1, dengan mempersiapkan setumpuk alasan untuk membenarkan keterlambatan (sori Om, saya yo gak setuju nek ini. Peace!). Persiapan memang 3 bulan sih, tapi kalau ditotal, latihan kami gak sampai 20 kali, padahal lagu-lagunya bikin lutut lemes dan kayang-kayang, plus butuh ambulans. La piye je, Jabodetabek-nya literally Jabodetabek! Mencar ke mana-mana, ujung ke ujung.
Jadi, kami tuh dari dulu percaya bahwa "Mukjizat selalu terjadi pada hari H". And it did happen. Coba, koor mana yang bisa mendatangkan penyanyi dari Bangka, dari Malang, dari Jogja? Koor mana yang penyanyinya bersedia bernyanyi sambil menggendong anak sepanjang misa? Mas Danang, jenengan benar-benar SuperDad lah. Mangstaaaaappppp..
Da real singer daddy

Koor mana yang gak pernah komplet pas latihan (banyak sih yang kayak gini) tapi pas hari H tahu-tahu bala bantuan berdatangan??? Koor mana yang bisa nyulik Mas Mbong dengan semena-mena???
Ini Loh, Mas Embong 

Koor manaaaa??? Coba, tunjukkan!!!! Ya, sombong sikit lah, boleh lah. Congkak sikit boleh lah. Hehehehe...
Jadi petugas koor begini adalah beban dan berkat *lalu ngelap keringat. Beban karena kami harus bernyanyi dengan baik, apapun kondisinya. Ini perayaan besar loh. Kalau dibilang jangan minum es, ya jangan minum es, rokok ya dikurangi, mulai berolahraga, istirahat cukup, suara dijaga. Cemilin dah tu kencur (saya ngomong di depan cermin kok). Lah kenapa? Ya karena kamu itu nyanyi buat Tuhan!! Buat Tuhan!!! Camkan!!! Kamu bakal jadi perhatian umat se-gereja, aula, dan tempat-tempat di mana umat berada *camkan, gereja dan aula tiap lantai full ye sodara-sodari.
Berkat, karena helooooow elo udah dikasi talenta bisa nyanyi. Gak bervibra gak papa, minimal gak fales! Ya... nembak not dengan benar lah (uhuk.. uhuk.. uhuk... soalnya gak jaminan bisa nyanyi, anak paduan suara, even suara bagus sekalipun bisa nembak not dengan mumpuni. Hahahahah). Elo kira dari mana datangnya itu suara indah (eee ciyeeee indaaaah)? Dari Gusti Allah. Makanya, yuk berterima kasih dengan melayani Dia, ya tugas koor di gereja salah satunya.
Nah, semalam, berkat pemanasan yang ampun-ampunan dan bisa bikin vertigo dari Mas Mbong selama 1 jam (Suerlah, pemanasan kami selama ini kuraaaaang ciiiiiiiin), kami jadi semacam PeDe dan stress gitu. PeDe karena mesin sudah panas. Kami ini kan semacam mesin diesel. Performanya bakal ciamik kalau sudah dipanas-panasin (macam hati dan perasaan. Aseeeeeeekkk). Stress karena isin nek konangan Mas Mbong bahwasanya sudah uzur pun nembak not tetap mlengse alias fales. Wuahahahahahahahaha. Lantas beliau ada di depan, memimpin kami bernyanyi. Dipimpin Mas Mbong saat nyanyi itu semacam menyembuhkan kerinduan. Ini Cantus Firmus. Ini sungguh-sungguh Cantus Firmus. Rindu saya (secara pribadi) sungguh terobati, dan saya harap teman-teman pun demikian. Sungguh. Entah kenapa, semangat dan kegilaan beliau di podium selalu nular. Kami bisa bernyanyi dengan niat mengguncang gereja, mengguggah hati setiap orang, dan membahagiakan Tuhan. Nyanyi sampai menggeh-menggeh keringatan pun dilibas. Ini yang saya, yang kami rindukan. Bisa bernyanyi bersama, dipimpin pelatih, teman, Mas kami semua. Suasana ini yang saya sungguh rindukan. Sungguh, saya rindu.
Sebenernya saya udah mau nangis pas di lagu "Syukur KepadaMu Tuhan", tapi saya terlalu bahagia dan cuma senyum 3 jari sepanjang lagu, eh, sepanjang misa maksud saya. Saya bahkan udah siap sapu tangan loh, soale hati saya yang sensitif dan lembut bagaikan permukaan pembalut ini sangatlah mudah trenyuh. Ciyus lah. Ini aja semalam saya dengar rekaman pas koor njuk terharu, njuk brebes mili. Laaaaaaah... 
Favorit saya teteup, Halleluya Handel! Iki perasaanku wae opo memang temponya jadi lebih cepat ya? Tapi eh tapi, walaupun berakhir ngos-ngosan, gemeteran, kepala pusing, butuh pernafasan buatan, dan butuh pelukan dari pacar (ciaa.. cia... ciaaa..) saya bahagia bisa menyanyikan lagu ini tanpa perlu menahan suara. Jadi nek krungu fales, fix, kui aku.. akuuuu... Tapi di rekaman bagus koook. Apiik oooq *masih ala Kak Nora.




Dan ini cukup! Cukup Cantus Firmus! Gak perlu tambahan orang lain! Cukup Cantus Firmus!!!
(note: untuk menjadi anggota CF itu perlu melewati seleksi awal yang ketat, tes yang memerlukan kecerdasan spiritual dan ilmu batin, karena tekad kuat saja tidak cukup, serta perlu hati yang gembira, senyum yang lebar, mata berkaca-kaca, dan kalau perlu memutus urat malu. Kemudian masih akan diseleksi alam lagi melalui puluhan tugas, puluhan konser, jutaan lagu yang mungkin membosankan dan mengerikan, sejatinya yang KUAT dan SETIA yang BERTAHAN. Bisa dibuktikan! *bangga, menyusut air mata. Jadi sodara-sodari terkasih, gak mudah ye jadi CF. Perjalanannya panjang. Catat!!!!! Yen ujug-ujug teko tak polo kowe!).
Jadi, terima kasih kepada Panitia Paskah 2016 Paroki St Helena Karawaci karena sudah mempercayakan koor Malam Paskah kepada CFX yang teramat sangat banci tampil ini, kepada Mas Ino yang sudah memprospek dan membujuk rayu Mas Mbong dan Mas Pildacil untuk datang ke Jakarta dan bergabung sama kita jadi Power Ranger (kami mendoakan yang terbaik untukmu, Mas), kepada CFX karena gila-gilaan dan hampir gila beneran selama tugas, kepada Mas Mbong tentu saja, yang bersedia 'diculik' ke Jakarta dan membagi semangatnya kepada kami, kepada para penyanyi dan pemusik import, Mpok Sukme (nyebrang samudera coooooy), Mas Pildacil (sekarang pakai celana jeans loh, nggayaaaaaa), Mas Ade (Mas, jenengan iki loh kok edan ra mari-mari), Umben (iki itungane import ora e?), para krucil Gabriel, Louisa, Dindra, Dira, dan Atma, selamat ulang tahun ya Atma.. Sini, tante kunyah dulu pipinya, gemesssssss... Umat, yang ngasih applause, walaupun tahu itu dilarang, hehehehehehe (ya gimana ya, kalau memang bagus itu ya mau bilang apa *sibak poni). Dan tentu saja, Tuhan Yesus yang sudah memberi kami kemampuan untuk kami gunakan kembali memuliakan namaMu. 

Saya menantikan tugas-tugas lainnya bersama kalian. Sungguh.




Thank God I am Cantus Firmus. Thank God, WE ARE Cantus Firmus. Forever and ever.





Selamat Paskah. Tuhan memberkati.




Cicilia Y.S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Untuk Sakramen Perkawinan

Wednesday: A Child That Full of Woe

Lupa UUD 45