Makan Nasi Lebih Sehat dengan SEKAI Rice Cooker Low Sugar

Jakarta, 23 Desember 2015
Terminal 1B, Bandara Soekarno Hatta
Hari ini saya berangkat ke Padang, lanjut perjalanan darat selama 2 jam untuk bisa sampai di rumah. Abang-abang dan adek saya sudah duluan. Setahun yang lalu, di tanggal yang sama saya juga melakukan perjalanan serupa, tapi sama pacar. Kali ini, saya sendirian. Hiks...
Dari kos ke bandara saya naik taksi sama bapak supir taksi langganan (cieileeeeh langganan naik taksiiiiiii... ke BPOM. Uhuk.). Si Bapak cerita kalau dulu beliau juga pernah jadi teknisi pesawat selama belasan tahun. Beliau bilang kalau memang waktu adalah prioritas. Jadi, idealnya, tidak ada alasan untuk menunda penerbangan, kecuali cuaca yang gak memungkinkan. Bahkan untuk ganti spare part, kata beliau sudah diorder dari sejak pesawat masih mengudara, soalnya anggarnya jauh bok. Itu kata beliau. Mungkin teman-teman di bagian penerbangan bisa konfirmasi. Ehehehehehe...
Penerbangan saya masih nanti, tapi saya sudah check-in sejak jam 6. Pokoknya nunggu di gate-nya, jadi pengumuman apapun terkait penerbangan saya nanti saya bisa dengar. Nah, entah kenapa ini terminal macam Mangga Dua, ramai pisan! Semua orang minta didahulukan. Ya kalik! Antre yoh! Dan yang menarik adalah, ada seorang penumpang persis di depan saya yang ngamuk gara-gara telat check-in. Yang bikin dia murka adalah, dia datang dari subuh tapi dibilang kalau dia ngantre di tempat yang salah. Jadinya adalah, dia telat check-in, dia gak bisa masuk pesawat, dan dadaaaah, ditinggal. Dia murka semurkanya... Baik si penumpang dan petugas merasa tidak salah. Saling mempertanyakan posisi masing-masing di jam tersebut, saling menuduh ketidaksigapan masing-masing. Hadeeeh... Petugasnya bete kalik ya diganggu melulu pas lagi ngeladenin saya, sampai akhirnya si petugas balas omongan penumpang dengan nada yang gak kalah tingginya. Saya mah, apa atuh... Pengen buruan kelar urusan saya terus cauuu ke gate yang ditunjuk.
Terus, ada lagi, penumpang lain yang jadwal penerbangannya jam 5.45 dan dia baru check-in jam 5.23. Alhasil, dadaaah juga, dia ditinggal. Si penumpang merasa, masih ada waktu 22 menit untuk dia mengejar masuk ke pesawat, ampe bilang, "Kan masih ada waktu 22 menit. Tadi itu macet, ini kenapa gak bisa fleksibel sih?? Kursinya itu masih ada kan, gak bakal diisi orang lain. Saya sudah bayar! Saya ada urusan penting. Saya sudah ditunggu sama keluarga saya! Bagasi saya bawa enggak apa-apa!" Serius, si penumpang ini meraung, menangis, menghentakkan kaki, dan jadi tontonan, tentu saja. Dan sori ya Bro, nyebelin...
Bro, namanya dunia penerbangan gak ada urusan siapa lebih penting. Mo urusan Anda Cito mampus kalok telat ya ditinggal. Semua penumpang punya urusannya masing-masing. Emang bisa, "Tahan pesawatnya, saya mau boker duluuu!!!" Lalu penerbangan delay selama 2 jam. Fleksibel? Ih enak aja, kalok situ minta fleksibel, terus semua penumpang juga minta fleksibel dong? Naik kopaja aja sonoh, bisa tunggu-tungguan. Jangan lupa nanti kalo turun kaki kiri duluan. Jadi ingat si Mas Ahmad Dhani yang ketinggalan pesawat lalu marah-marah di twitter.
Saya juga pernah kok naik penerbangan pagi jam 5an dan alhasil, jam 3 subuh dengan mata masih ketap ketip, saya sudah ngacir ke bandara.
Iya, saya paham, saya juga kalau di posisi penumpang tadi akan ngamuk, murka, marah, tapi elegan dikit dong. Nangis hentakin kaki?? Coba lihat KTPnya. Tonyo juga nih. Bagaimanapun saya berterima kasih, berkat mereka saya benar-benar aware bahwa saya gak boleh egois. Dan saya harus benar-benar mencamkan hal ini bahwa memang antisipasi itu perlu banget. Kayak kata Tuhan Yesus, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(Matius 26:41).
Rada gak nyambung ya maap ya, kurang tidur. Anyway, selamat berlibur...
Salam,
Cicilia
Komentar
Posting Komentar